Seorang pria bernama Alzeyroz, ia hanyalah pekerjaan bangunan. Saat mendapatkan upah, ia pulang untuk membelikan kue dan kado ulang tahun istrinya, saat sampai di rumah, ternyata istri dan teman satu kantornya dulu berselingkuh, karena panik, istrinya menusuk kedua matanya dengan gunting.
Bukan hanya kedua matanya buta permanen, ia juga di jual dengan bos pengemis, ia kerap kali di siksa karena tidak mau mengemis. hingga akhirnya ia terjatuh di aspal panas, saat ingin meraba tongkat kayunya ia malah menemukan kacamata.
Saat di pakai, kacamata itu malah membuat ia kembali bisa melihat, ternyata itu adalah kacamata super yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Mengerjai Gio
...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
[Tuan, mobil ini bisa di kemudi secara otomatis] suara lembut asisten AI mobil bergema di dalam kabin.
"Waw, keren. Mobil ini bisa otomatis," batin Alzeyroz, menatap panel kontrol mobil dengan kagum. Ia mencoba mengendalikan mobil dengan pikirannya, dan mobil pun bereaksi dengan cepat.
"Hey! Keluar, aku mau pulang sekarang!" ucap Alzeyroz, suaranya terdengar ketus. Ia mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran Gio di dalam mobilnya.
"Nggak mau! Aku tidak mau keluar!" ucap Gio, mencengkeram jok dengan kuat. Ia tak akan menyerah sebelum mendapatkan jawaban dari Alzeyroz.
Karena Gio tak juga mau keluar juga dari mobilnya, Alzeyroz tersenyum. Ia merencanakan sesuatu agar membuat Gio kapok.
"Mobil, melaju dengan kecepatan tinggi tapi tetap dalan keselamatan!" perintah Alzeyroz, suaranya terdengar dingin.
Tin! Tin!
Klakson mobil berbunyi. Perlahan-lahan mobil pun melaju meninggalkan Restoran.
Gio tersentak, matanya terbelalak tak percaya. Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota dengan mulus.
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, membuat Gio ketakutan setengah mati. Ia mencengkeram erat sabuk pengamannya, jari-jarinya memutih karena tekanan. Sebenarnya, Alzeyroz juga takut dengan kecepatan yang tak biasa ini, tapi ia memilih untuk menenangkan hatinya agar tidak takut. Ia tak ingin terlihat lemah di depan Gio.
"Aaaaaaaaaaaaa! Berhenti! Aku takut!" teriak Gio, suaranya bergetar hebat. Ia menatap Alzeyroz dengan mata memohon, berharap Alzeyroz akan menghentikan mobilnya.
"Ah, mana seru. Baru juga sebentar," ucap Alzeyroz, suaranya terdengar santai. Ia tak menunjukkan tanda-tanda jika ia ingin menurunkan kecepatan mobilnya.
"Aaaaaaaaaaaaa! Aku belum mati! Kalau laju begini kita berdua akan mati!" teriak Gio dengan wajah mulai memucat. Ia takut, benar-benar takut.
"Kalau mati pun kan tidak rugi, setidaknya mati di mobil mewah," ucap Alzeyroz terkekeh, suaranya terdengar mengejek. Ia menikmati ketakutan Gio, menganggapnya sebagai hiburan.
"Aku akan berhenti kalau kau mau keluar," jawab Alzeyroz.
"I-iya, aku mau keluar saja," jawab Gio terpaksa karena ia sudah mabuk.
"Kau ini jahat!" teriak Gio, suaranya bergetar.
"Kenapa kau bilang aku jahat? Aku hanya ingin menunjukkan padamu bahwa aku bisa mendapatkan apa saja yang aku inginkan," jawab Alzeyroz, suaranya terdengar dingin.
"Aku... aku tidak percaya," jawab Gio, suaranya terdengar lirih.
"Kau akan percaya nanti," jawab Alzeyroz, kemudian menoleh ke arah Gio. "Mobil, turunkan kecepatannya," perintah Alzeyroz, suaranya terdengar tenang.
Mobil pun menurunkan kecepatannya. Gio mengeluarkan napas panjang, merasakan ketakutannya berkurang.
Mobil perlahan-lahan berhenti di pinggir jalan. Gio masih terdiam, matanya menatap ke luar jendela. Ia masih penasaran dengan Alzeyroz dan sumber kekayaannya. Namun, ia tahu bahwa Alzeyroz tidak akan pernah memberitahunya.
"Sudah! Sana keluar kau!" ucap Alzeyroz membuka sabuk pengamannya lalu mendorong Gio keluar. Gio terpaksa keluar dengan kepala pusing.
"Sialan," gumam Gio, kemudian berbalik dan menatap ke arah Alzeyroz. "Kau ini siapa sih?" tanya Gio, suaranya terdengar penuh keingintahuan.
Alzeyroz tertawa kecil, "Kau kan tahu aku ini orang miskin," jawab Alzeyroz, kemudian menoleh ke arah Gio. "Jangan pernah meremehkan orang miskin, Gio," ucap Alzeyroz, suaranya terdengar dingin.
"Mobil, kembali melaju," perintah Alzeyroz.
Tin! Tin!
Klakson kembali berbunyi, perlahan-lahan mobil pun kembali melaju di jalanan.
Alzeyroz, kemudian menghidupkan sistem audio mobil. Sebuah lagu bergenre rock bergema di dalam kabin.
"Mobil, putar lagu yang lebih santai," perintah Alzeyroz, suaranya terdengar tenang.
Mobil pun menuruti perintah Alzeyroz. Lagu yang diputar berubah menjadi lagu yang lebih santai dan menenangkan.
"Mobil, bawa aku ke rumah," perintah Alzeyroz, suaranya terdengar tenang.
Mobil pun melaju menuju rumah Alzeyroz, Alzeyroz menikmati perjalanannya.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...
/)_/)☆
/(๑^᎑^๑)っ \
/| ̄∪ ̄  ̄ |\/
|_____|/
Bukan BAGASI..
Bagasi itu lebih ke kompartemen yg lebih kecil , seperti tempat di belakang mobil