NovelToon NovelToon
Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Tara Azhara Putri Mahendra—biasa dipanggil Tara—adalah seorang wanita muda yang menjalani hidupnya di jantung kota metropolitan. Sebagai seorang event planner, Tara adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kesibukan dan tantangan, tetapi dia selalu berhasil melewati hari-harinya dengan tawa dan keceriaan. Dikenal sebagai "Cewek Tangguh," Tara memiliki semangat pantang menyerah, kepribadian yang kuat, dan selera humor yang mampu menghidupkan suasana di mana pun dia berada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Dalam kekacauan itu, mereka berusaha mencari perlindungan sambil tetap berusaha mencari jalan keluar dari kepungan yang semakin mendekat. Suara teriakan dan langkah-langkah berat dari pasukan musuh menggema di sekitar mereka, menambah ketegangan dalam situasi yang sudah genting ini.

"Ke gedung itu!" seru Raymond, menunjuk ke arah bangunan lain di ujung atap. Tara mengangguk, merasakan detak jantungnya semakin cepat. Tanpa ragu, mereka melanjutkan pelarian mereka, berharap bisa mencapai bangunan tersebut sebelum dikejar.

Saat mereka melompat lagi, Tara merasakan adrenalin mengalir deras dalam tubuhnya. Ketika mereka berhasil mendarat di atap gedung berikutnya, Raymond menyandarkan punggungnya ke dinding, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

"Kita butuh rencana," kata Raymond, mencoba mengatur pikirannya. "Kalau kita terus melompat, mereka akan bisa mengikuti kita."

Tara menatap ke bawah, melihat sekelompok prajurit mulai menyebar di jalanan, mencari jalan masuk ke bangunan tempat mereka bersembunyi. "Kita perlu menjauh dari sini," katanya. "Tapi bagaimana? Kita tidak bisa terus berlari selamanya."

Raymond berpikir sejenak, lalu mengeluarkan sebuah peta lipat dari tasnya. "Di sini," dia menunjuk sebuah titik di peta. "Ada jaringan saluran pembuangan di bawah kota ini. Jika kita bisa menjangkau titik ini, kita bisa keluar dan sembunyi di tempat lain."

Tara mengangguk, merasa bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang masuk akal. "Tapi kita harus cepat. Siapa tahu berapa lama sebelum mereka menemukan kita di sini."

Dengan cepat, mereka berlari menuju tepi atap, mencari cara untuk turun. Tara mengintip ke bawah, melihat saluran pembuangan yang terbuka di dekat dinding bangunan. "Itu dia!" dia menunjuk. "Kita bisa masuk ke situ."

Tanpa berpikir panjang, mereka melompat ke sisi bangunan dan dengan cepat merayap ke arah saluran pembuangan. Saat mereka mendekat, suara tembakan semakin mendekat, membuat mereka bergegas untuk masuk. Dengan segenap tenaga, mereka mendorong penutup saluran dan meluncur ke dalam kegelapan.

Begitu di dalam, bau busuk menyengat hidung mereka. Ruang sempit dan gelap membuat mereka merasa tidak nyaman, tetapi mereka tidak punya pilihan. "Ikuti aku," bisik Tara, meraba dinding sambil mencari arah.

Mereka merangkak lebih dalam ke dalam saluran, sesekali mendengar suara-suara di atas yang menunjukkan bahwa pasukan musuh masih mencari mereka. Ketegangan semakin terasa saat mereka melanjutkan perjalanan di lorong yang sempit dan gelap, hanya berbekal cahaya remang-remang dari ponsel Tara.

Setelah beberapa menit merangkak, mereka sampai di sebuah titik yang lebih luas. Tara berhenti sejenak untuk menarik napas. "Di mana kita sekarang?" tanya Raymond, terlihat gelisah.

"Tunggu sebentar," jawab Tara sambil memeriksa peta di ponselnya. "Kita harus lurus ke depan, lalu belok kanan. Itu seharusnya membawa kita ke sisi lain kota."

Dengan langkah hati-hati, mereka melanjutkan perjalanan, merasakan ketegangan di udara. Setiap suara yang terdengar dari atas membuat mereka semakin waspada. Namun, saat mereka berbelok, Tara merasakan getaran aneh di dinding.

"Raymond, tunggu!" bisiknya, mengangkat tangannya untuk menghentikan langkah Raymond. Dia merasakan getaran itu semakin kuat, dan tanpa peringatan, suara gemuruh mulai bergema di bawah mereka.

"Demi Tuhan, apa itu?" Raymond terkejut.

"Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di atas," jawab Tara dengan nada tegang. "Kita harus pergi dari sini, sekarang juga!"

Dengan cepat, mereka melanjutkan perjalanan, namun getaran itu semakin kuat, membuat mereka merasa seolah-olah seluruh struktur di atas mereka mulai runtuh. Makin lama, semakin banyak suara berderak dan retakan terdengar.

Tara berusaha tetap tenang, memandu Raymond. "Kita hampir sampai. Hanya sedikit lagi," dia berusaha memberikan semangat meski ketakutan mulai menyelimuti dirinya.

Akhirnya, mereka menemukan sebuah pintu kecil yang mengarah ke luar. Tara mencoba mendorongnya, tetapi tampaknya terhalang dari sisi luar. "Bantu aku!" serunya.

Raymond segera membantu, dan dengan tenaga yang tersisa, mereka berhasil membuka pintu tersebut. Begitu keluar, mereka menemukan diri mereka di sisi lain kota, terisolasi dari keramaian dan kebisingan di atas.

Namun, mereka tidak punya waktu untuk bersyukur. Di depan mereka, sebuah jalan besar membentang, tetapi di ujung jalan itu, ada mobil-mobil yang terparkir, dan para penjaga masih mencari jejak mereka.

"Kita butuh penyamaran," kata Raymond cepat. "Ada mobil di sana. Kita bisa mencurinya dan pergi."

Tara mengangguk, melihat ke arah mobil. "Oke, kita lakukan."

Dengan cepat, mereka bergerak menuju mobil yang terparkir, berusaha menjaga agar tidak terlihat. Di dalam, Raymond dengan cekatan membuka pintu dan masuk ke kursi pengemudi, sementara Tara melompat ke kursi penumpang.

"Berdoa saja ini tidak terkunci," Raymond berkata sambil mengutak-atik kunci kontak. Setelah beberapa detik yang terasa seperti seabad, mesin mobil akhirnya menyala.

Mereka menatap ke arah jalan yang mengarah keluar dari kota. "Ayo, kita pergi!" seru Tara, saat Raymond menginjak pedal gas.

Mobil meluncur keluar dari tempat persembunyian, meninggalkan jejak kepanikan di belakang mereka. Namun, mereka tahu bahwa bahaya belum sepenuhnya berakhir. Proyek Apocrypha masih ada, dan mereka masih harus menemukan cara untuk menghentikannya.

Saat mereka melaju menembus jalanan yang berdebu, Tara menatap ke luar jendela, berpikir tentang semua yang telah terjadi. Mereka telah berhasil selamat dari ancaman, tetapi tantangan baru sudah menunggu di depan. "Kita harus pergi ke tempat yang aman dan menghubungi Adrian dan Lucas secepatnya," kata Tara, bertekad untuk melanjutkan misi mereka.

Raymond mengangguk. "Dan kali ini, kita akan lebih siap."

Dengan semangat baru, mereka berjanji untuk berjuang demi kebenaran, meski bahaya masih membayangi mereka. Perjuangan ini baru saja dimulai, dan mereka tidak akan mundur.

1
·Laius Wytte🔮·
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
Kei Kurono
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
<|^BeLly^|>
Nggak sia-sia baca ini. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!