(Novel kedua ku, kisah sederhana dan cinta manis sepasang anak manusia)
Bintang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah kampus bergengsi dikotanya. Kehidupannya sangatlah sempurna. Ia memiliki keluarga yang hangat, paras yang tampan dan gagah, tubuh atletis dan tinggi. Memiliki kekasih super cantik seorang primadona kampus. Bintang juga menjabat sebagai ketua BEM dikampusnya, jabatan yang sangat bergengsi bagi mahasiswa sepertinya. Ia juga merupakan anak orang kaya bahkan kampus tempatnya menuntut ilmu adalah milik orangtuanya. Namun semua kehidupan sempurna yang dimilikinya seketika porak-poranda saat seorang mahasiswi baru dari desa datang dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona mine yoongi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Kekasih Om
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Salsa tengah termenung duduk diatas kasur saat Uci datang membawakannya makanan dan cemilan.
"Sa, jangan terlalu lama termenung takutnya kesambet" goda Uci yang dijawab senyum tipis Salsa.
"Ayo makan dulu, loe terlihat kurus banget Sa" Uci sebenarnya sangat iba dengan Salsa dan ia penasaran peristiwa apa yang terjadi pada temannya ini pada malam itu. Namun setiap Uci bertanya Salsa hanya menangis dan menangis. Sebuah praduga sudah bisa di terka Uci tapi ia lebih memilih diam dan berusaha menghibur Salsa. Uci merasa bersalah telah membawa gadis ini ke pesta yang seharusnya tidak dihadiri anak polos seperti Salsa. Uci pun menghela nafas berat. Semua ini terjadi karna ulahnya, Salsa jadi menderita.
Uci membuka nasi goreng yang ia bawa dan meletakkannya didepan Salsa. Aroma nya sangat harum dan menggoda membuat perut Salsa lapar. Ia sejak pagi memang belum makan apapun. Sudah lebih dua minggu sejak kejadian ia kehilangan kesuciannya, sejak itu pula ia masih bersedih.
"Ci main yuk, gue bosan dikamar terus" Uci pun tersenyum, akhirnya sang sahabat mau juga keluar dari persembunyian.
"Ayok" ajak Uci sumringah. Setelah menghabiskan makan malam mereka pun berangkat ke Loyal Mall, jalan-jalan sambil melihat-lihat barang yang ada di etalase toko. Berjalan santai menyusuri satu persatu lantai mall hingga handphone Uci tiba-tiba bergetar. Gadis itu segera menjauhi Salsa dan mengangkat panggilan. Salsa hanya diam dan mengedarkan pandangan ke sekeliling.
"Sa maaf ya, gue ada keperluan penting. Gue gak bisa antar loe balik" ucap Uci tak enak hati.
"Gak apa-apa Ci, gue bisa pulang sendiri"
"Maaf ya Sa" Salsa pun mengangguk tersenyum. Tak lama setelah Uci pergi, Salsa memesan taksi online dan ia melaju menuju kos. Namun dalam perjalanan ia melihat sebuah taman yang lumayan ramai pengunjung.
Salsa pun turun dan berjalan memasuki taman dan duduk ditepi danau buatan.
Steve yang sedang berjalan lesu tiba-tiba kaget saat melihat siluet seseorang yang selalu menghantui pikirannya. Steve berjalan mendekat dan melihat Salsa tengah menangis terisak-isak. Hati Steve bagai di sayat sembilu, ia seketika merasa bersalah dan berdosa. Karna dirinya telah merenggut masa depan gadis itu.
"Sa" sapa Steve memberanikan diri, Salsa pun terkejut saat melihat Steve.
"Om..." air mata Salsa makin deras mengalir, Steve refleks mengusap lembut air mata Salsa dan membelai pipinya.
"Kenapa menangis sayang ?" Steve tak kuasa melihat Salsa, wajah cantik nya terlihat pucat dan tirus, tubuh Salsa pun semakin kurus.
"Jangan sentuh" Salsa menepis tangan Steve dan beranjak pergi namun tangannya ditahan pria itu.
"Om antar pulang ya" Salsa menggeleng cepat namun Steve segera menarik Salsa dan mendudukkannya dipangkuan.
"Om mau ngapain ? Lepasin gak ?" Salsa mulai berteriak dan tanpa diduga Salsa, Steve melumat kuat bibirnya. Salsa yang kaget berusaha mendorong tubuh Steve dan menampar pipi pria itu.
Plaakkk...
"Om jahat" Air mata Salsa kembali mengalir deras, namun Steve bukannya marah ia malah kembali melumat kuat bibir Salsa dan tak melepaskan gadis itu. Salsa kembali mendorong kuat tubuh Steve namun pria itu sangat kokoh. Steve segera memeluk erat Salsa dan memperdalam ciuman mereka. Ciuman yang semula kuat dan menuntut berubah menjadi lembut dan penuh kasih sayang. Steve mengulum dan menghisap seluruh bagian bibir Salsa membuat gadis itu akhirnya terbuai dan melayang. Mata mereka saling terpejam menikmati debar jantung yang menggila dan rasa rindu yang menggelora. Jauh dilubuk hati Salsa ia pun merindukan sentuhan Steve. Aahhh entahlah Salsa juga ragu dengan dirinya, entah kenapa ia tidak bisa menolak sentuhan pria dewasa ini.
Steve melepaskan bibir Salsa setelah ia puas. Walaupun gadis itu hanya diam dan tak membalas namun Steve sudah sangat senang Salsa tidak memberontak dan melawannya. Steve membelai lembut wajah gadis itu.
"Sa, jadilah kekasih om. Mau ya ?" pinta Steve lembut, ia benar-benar menggilai Salsa apalagi setelah ciuman nya barusan membuat Steve semakin sulit melupakan gadis ini.
"Gak mau" Salsa menggelengkan kepalanya dengan keras membuat Steve mendesah kecewa.
"Ayolah sayang, om mohon" Steve memeluk erat tubuh gadis itu membuat debar jantung Salsa makin menggila.
"Lepasin, aku mau pulang" Salsa kembali terisak.
"Baiklah sayang, om antar ya" malam itu Steve mengantarkan Salsa pulang ke kos. Sebelum Salsa beranjak, Steve mengeluarkan sebuah kartu atm dan memberikannya pada Salsa.
"Apa ini om ?"
"Pakai ini sayang untuk semua kebutuhanmu, apapun itu tanpa terkecuali" Salsa melongo.
"Tidak, aku bukan wanita bayaran" Salsa merasa tersindir, ia pun membuka pintu namun Steve dengan cepat menahan Salsa dan kembali melumat bibirnya.
"Hhmmpph...om hentikan" Salsa melepas ciuman mereka.
"Ambil sayang dan gunakan" ucap Steve memaksa. Salsa pun mendengus kesal.
"Atau om akan menyentuh mu seperti malam itu" tangan Steve langsung membelai salah satu bukit sintal Salsa dan meremasnya lembut membuat tubuh gadis itu bergetar.
"Ja...jangan om" Salsa pun segera mengambil kartu atm dari tangan Steve dan berlari turun memasuki kos. Steve pun tersenyum senang, akhirnya hatinya kembali tenang dan nyaman. Rasa gundah dan gelisah selama beberapa minggu ini telah sirna karna kehadiran Salsa. Steve saat ini belum bisa memutuskan perasaan yang sebenarnya pada Salsa seperti apa namun berada didekat gadis itu membuatnya bahagia.
Salsa segera menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ia mengutuk habis-habisan dirinya yang membiarkan ia disentuh kembali oleh om genit itu. Salsa sangat malu, wajahnya merona saat mengingat pria itu memintanya menjadi kekasih. Entah kenapa hatinya bahagia, kesedihan selama berminggu-minggu ini hilang begitu saja saat ia bertemu dengan Steve.
"Dasar munafik" geram Salsa pada dirinya sendiri.
"Bagaimana bisa kau bahagia bertemu pria yang mengambil masa depanmu Sa ? Aarrggghhh" Salsa berteriak frustasi, bukankah harusnya ia sedih jika pria itu menyentuhnya lagi namun yang ia rasakan justru sebaliknya.
Disaat Salsa tengah berperang dengan dirinya, tiba-tiba handphone Salsa bergetar dan menampilkan nomor baru dilayar. Kening Salsa berkerut, ia pun membiarkan hingga panggilan itu mati namun sepertinya si penelpon tak menyerah. Handphone Salsa terus bergetar dan di panggilan ke 6 akhirnya Salsa jawab.
"Halo"
"Hai sayangku, simpan nomor om ya Sa"
Deggg.....
Jantung Salsa kembali berdebar kencang dan pipinya merona merah.
...****************...
sadis jg si reno.. 🥰🥰🥰😎
masih ada part selanjutnya lg nggak kak...???
merasa kurang bacanya 😅🤭
jadi salah faham kan
akhirnya aq bisa dpt notifikasi lagi Thor, beberapa kayak eror jarang dpt notif😩... pokoknya buat BESTie ku tetep semangat, tetep menyala dan semoga selalu dpt ide2 cemerlang buat para pembaca setia... MENYALA authorku 🔥🔥🔥😘😘😘
ditunggu part selanjutnya ya kak... 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
sudahlah akui aja kalau kamu memang cinta sama reino jangan terlalu keras kepala tar kalau diembat orang klenger dah 🤭
buat Sera sama Satri hati2 jgn mengusik milik Rei klu nggak nasib kamu bakal kayak Albert bakal di kirim ke planet Pluto kamu sama rei