Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Malam harinya, Cindy mencoba menghubungi Ayana untuk melaksanakan rencananya.
"Assalamualaikum ay"
"Walaikumsalam kenapa kak?"
"Jinan udah tidur?"
"Belum kak, dia di ruang kerjanya ngga tau lagi ngapain"
"Gitu yah, nanti kalo dia mau tidur kabarin aku ya"
"Emang kenapa kak?"
"Udah nurut aja ya"
"Iya deh kak"
Cindy menyudahi pesannya pada Ayana dan meletakkan handphone kemudian menghembuskan nafas beratnya.
"Semoga lancar ya Allah" batin Cindy dan juga menguatkan tekadnya
Beberapa menit kemudian Ayana memberi pesan bahwa Jinan menuju kamar tidurnya dan langsung diiyakan oleh Cindy. Dengan perlahan Cindy menuju kamar Jinan dan dibukakan pintunya oleh Ayana.
"Ay kamu di kamar kakak dulu yah" pinta Cindy
"Emang kakak mau ngapain?" Tanya Ayana yang bingung
"Kakak mau ngobrol sama Jinan" jawab Cindy
"Iya deh kak semoga cepet selesai yah" ucap Ayana memberikan semangat pada calon kakak iparnya itu
Kemudian Ayana keluar dari kamar Jinan dam masuk ke dalam kamar Cindy dan Cindy masuk ke dalam kamar Jinan dengan langkah perlahan agar Jinan tidak mencurigainya.
Sesaat sampai di depan kamar Jinan, Cindy membuka pintunya dengan perlahan dan benar Jinan sudah berada di kasurnya. Cindy memasukinya dan perlahan membangunkan Jinan dengan menggoyangkan badannya.
"Apaan sih ay itu di kulkas masih ada makanan" elak Jinan yang berusaha untuk tidur
"Nan" akhirnya Cindy mengeluarkan suaranya
Mendengar itu, Jinan membalikan badannya dan melihat siapa yang membangunkannya dan ternyata itu Cindy, namun bukannya terkejut Jinan hanya memasang wajah datarnya dan kembali ke posisinya semula.
"Nan aku minta maaf jangan kayak gini" Cindy memohon kembali pada Jinan
"Nan" panggil Cindy dengan menggoyangkan tubuh Jinan
"Cind please kalo kamu mau sama dia gpp kok" ucap Jinan yang masih menahan amarahnya
"Ngga nan, aku maunya sama kamu" ucap Cindy yang sekarang memeluk Jinan dari belakang
Menerima pelukan itu Jinan merasa tidak tega melihat kekasihnya bersedih bukan atas kesalahannya, Jinan menegakkan tubuhnya dan kembali menghadap Cindy.
"Ok, aku kasih kamu kesempatan buat cerita tapi tanpa ada kebohongan disana" ucap Jinan memberikan kesempatan untuk Cindy menjelaskan
"Iya nan,..."
Cindy mulai menceritakan dari pagi hari dia harus bertemu dengan Ariel untuk konsultasi tentang skripsi dan laporannya dan juga dia dipaksa untuk ikut makan siang bersamanya.
Jinan kembali tidak tega melihat kekasihnya sedang berada di pilihan yang sulit, dia langsung memeluknya dengan erat.
"Aku minta maaf ya Cind" lirih Jinan yang mulai bersedih
"Aku nan yang minta maaf" balas Cindy yang juga merasa bersalah
"Iya Cind gpp aku juga salah udah diemin kamu atas bukan kesalahan kamu"
"Aku minta maaf nan"
"Udah yah jangan sedih, aku udah maafin kamu" ucap Jinan melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi Cindy
"Beneran nan?"
"Iya Hapsariku" jawab Jinan dan diiringi dengan senyuman manisnya
"Makasih ya sayang" balas Cindy dan memeluk Jinan kembali
Mereka berpelukan cukup lama dan Cindy mencurahkan rasa rindunya dalam pelukan itu dan juga dia menangis disana.
"Ehh udah jangan sedih ya, aku udah maafin kamu" ucap Jinan melepaskan pelukannya dan mengusap kembali air mata Cindy
"Kamu jahat diemin aku seminggu" kesal Cindy dan memukul dada Jinan
"Maaf yah sayang, aku juga bingung harus ngapain biar kamu ngga tersinggung"
"Pokoknya kamu jahat"
"Iya deh iya, berhubung besok aku libur gimana kalo kita liburan?" Ucap Jinan agar Cindy tidak bersedih lagi
"Beneran nan kamu libur besok?"
"Iya sayang"
"Yeayy makasih ya oppa" ucap gembira Cindy
"Duh kangen deh kamu manggil aku oppa" balas Jinan yang rindu Cindy memanggilnya dengan panggilan itu
"Makanya jangan jahat" ucap Cindy memanyunkan bibirnya
"Kamu juga kayak gitu"
"Iya ya"
"Kok kamu malem-malem kesini sih ngga besok pagi aja?" Tanya Jinan yang bingung kenapa Cindy malam-malam ke kamarnya
"Aku udah ngga tahan nan jadi aku nekat kesini malem-malem" jawab Cindy yang memang sudah tidak tahan dengan sikap Jinan beberapa hari ini
"Ya udah sekarang kamu tidur yah"
Bukannya Cindy kembali ke kamarnya namun dia memeluk Jinan sampai mereka berdua ikut berbaring di kasur Jinan, "Aku maunya sama kamu"
"Lah diluar ada Ayana nanti dia curiga lagi" ucap Jinan yang tidak enak jika adiknya melihat mereka seperti ini
"Tenang aja Ayana di kamar aku"
"Kamu yah segitunya banget"
"Iya lah"
"Ya udah deh sini tidur sama aku"
Cindy langsung memposisikan dirinya di sebelah Jinan, melihat itu Jinan terkekeh dengan tingkah Cindy dan ikut berbaring disebelah Cindy.
"Maaf ya sayang aku udah diemin kamu" Jinan merangkul Cindy
"Iya oppa aku juga minta maaf" balas Cindy memeluk Jinan dari samping
"Kamu makin hari makin cantik aja sih" ucap Jinan dengan membelai lembut pipi Cindy
"Apaan sih aku biasa aja kok" elak Cindy yang merasa malu
"Beneran sayang apalagi kalo kamu ngga pake make-up, rasanya pengin cepet-cepet nikahin kamu biar bisa liat kamu kayak gini" ucap jujur Jinan dari hati yang paling dalam
"Makanya cepet oh" Cindy memukul pelan dadan Jinan
"Hehehe iya ya nanti yah nunggu restu dari mamah aku"
"Mamah kamu itu kenapa sih kok kayak susah gitu?" Tanya Cindy yang tidak habis pikir dengan calon mertuanya itu
"Aku juga ngga tau yah, dulu katanya mamah udah kayak gitu sebelum kenal sama papah jadi harus sabar ngadepinnya" jawab Jinan tentang mamahnya itu
"Aku takut nan"
"Takut kenapa sayang?"
"Takut mamah kamu ngga restui kita"
"Kamu tenang aja, selama kita kompak kita pasti bisa luluhin hati mamah dan kita kan ada bantuan" ucap Jinan menyemangati Cindy
"Iya sih, semoga aja yah"
"Ya udah yuk bobo" pinta Jinan yang sudah bersiap untuk tidur
"Bentar nan" Cindy menahan Jinan agar menunda tidurnya
"Kenap..."
Belum menyelesaikan pertanyaannya, Cindy mengecup bibir Jinan karena dia ingin menunjukkan betapa cintanya dan rindunya dia pada Jinan. Jinan hanya bisa menerima itu dan membalas kecupan itu, namun makin lama dari awalnya hanya kecupan sekarang menjadi lumatan panas dan ganas dari mereka berdua. Entah apa yang membuat mereka seperti itu namun mereka menikmatinya.
Beberapa saat mereka berciuman, Jinan menurunkan kecupannya pada leher jenjang Cindy dan membuat Cindy mendesah kecil.
"Ahh... Nan"
Dan itu membuat nafsu Jinan semakin naik dan dia menurunkan kecupannya pada dada Cindy dan itu membuat Cindy terkejut namun dia tidak bisa berbuat banyak karena dia juga menikmati sensasi yang diberikan Jinan.
Jinan mulai meraba dan meremas dada Cindy dengan berlahan dan itu membuat Cindy kembali mendesah.
"Ahh... Nan... Geli... Ahh"
Mendengar itu Jinan berinisiatif untuk membuka piyama Cindy dan hanya menyisakan br* saja dan tidak mau kalah Jinan juga membuka piyamanya dan dia bertelanjang dada. Dia melanjutkan aktivitas mereka dan membuat Cindy kembali mendesah.
"Ahh... Nan... Stop... Aku mau pipis... Ahh"
"Keluarin aja sayang"
Jinan kembali melakukan aktivitasnya hingga membuka br* dari Cindy dan tampak sepasang gunung kembar yang sangat indah kemudian Jinan melanjutkan aktivitasnya dan itu membuat Cindy yang tidak tahan akhirnya dia mengalami orgasme untuk pertama kalinya.
"Ahh... Nan... Aku... Keluar... Haahhh"
Melihat Cindy seperti itu Jinan langsung tersadar dari kesalahan yang dia perbuat dan dia langsung memeluk Cindy.
"Maaf sayang aku khilaf" ucap penyesalan Jinan yang hampir merusak kekasihnya
"Hahh... Iya gpp nan" balas Cindy dengan nafas yang tersengal-sengal
"Aku minta maaf Cind, aku hampir menodai kesucian kamu"
"Iya nan gpp aku juga khilaf"
Jinan semakin mengeratkan pelukannya karena rasa bersalahnya.
"Nan udah yah kamu meluknya kenceng banget" ucap Cindy yang merasa pelukan Jinan semakin erat
"Maaf sayang" balas Jinan dan melepaskan pelukannya
"Sekarang kamu tau kan batasannya, jangan gini lagi yah nanti habis sah baru kita lanjut lagi" Cindy menasehati Jinan agar tahu batasannya
Jinan menganggukkan kepalanya, "Iya Cind"
"Ya udah kamu pake bajunya lagi aku mau ke kamar mandi" ucap Cindy yang beranjak dari kasur Jinan yang telah basah dengan cairannya
"Mau ngapain Cind?" Tanya Jinan yang bingung
"Kamu ngga liat celana aku basah kayak gini" jawab kesal Cindy memperlihatkan celananya dan kasur Jinan
"Maaf sayang" balas Jinan menundukkan kepalanya
"Iya gpp, kamu ada celana ngga yang kecil?" Tanya Cindy
"Ngga tau sih, apa pake celananya Ayana aja?" Tawar Jinan
"Emang muat?"
"Coba aja dulu kalo ngga pake punya aku"
"Iya deh gpp"
Jinan memakai piyamanya dan mengambil celana kepunyaan Ayana untuk dipinjam sementara waktu oleh Cindy. Selama Cindy mengganti celananya dan memakainya pakaiannya, Jinan mengganti seprainya dan dia terpikirkan untuk menghubungi Samuel.
"Sam"
"Astaga bapak bos gw lagi tidur ini"
"Gw mau tanya"
"Tanya apaan?"
"Alat pelacak Lo ada mic-nya ngga?"
"Bentar gw cek dulu versinya takut salah"
"Iya cepetan"
"Saat ah gw lagi tidur enak-enak diganggu"
"Sorry nanti gw traktir deh"
"Bener ye?"
"Iya ah, Lo ngomong aja dimana nanti gw bayarin"
"Ok bapak bos"
Jinan menunggu beberapa saat
"Gimana?"
"Versi yang gw kasih ke Lo udah ada mic-nya"
"Alhamdulillah, Lo bisa ngga cek file suaranya?"
"Jangan sekarang deh gw ini ngantuk banget, tadi habis lembur"
"Iya deh iya tapi gw tunggu kabar ya"
"Iya ya nanti gw kabarin kalo filenya bisa dibuka"
"Ok deh makasih ya Sam"
"Hm"
Jinan menutup telponnya dan bertepatan dengan Cindy keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana dari Ayana dan syukur ukurannya pas dengannya
"Kamu habis telpon siapa?" Tanya Cindy yang sedikit mendengar percakapan Jinan dengan telponnya
"Temen sayang" jawab Jinan yang memang dia sehabis menghubungi temannya
"Ohh, ya udah yuk tidur kamu kayaknya cape banget" pinta Cindy yang telah naik di kasur Jinan
"Iya sayang, tadi ada pasien rewel jadi harus sabar"
"Pacar aku hebat yah bisa ngadepin yang lebih rewel dari aku" ucap Cindy mengelus pipi Jinan
"Emang kamu rewel?" Tanya Jinan memegang tangan Cindy dan mengecupnya
"Aku rasa sih iya" jawab Cindy yang merasakan itu pada dirinya
"Ahh itu cuman perasaan kamu aja" ucap Jinan mengelus kepala Cindy
"Menurut kamu aku rewel ngga?" Tanya Cindy menatap Jinan
"Ngga sih tapi..."
"Tapi apa?"
"Ngegemesin" jawab Jinan dengan mencubit pipi kekasihnya itu
"Apaan sih baru baikan langsung gombal" elak Cindy padahal dirinya malu
"Gombal apaan, kan emang ngegemesin apalagi ini nih pipinya kamu pengin aku makan deh saking gemesnya" ucap jujur Jinan yang masih mencubit pipinya dan mengecupnya juha
"Udah ah aku mau tidur" elak Cindy dan membalikkan tubuhnya
"Hehehe iya sayang" balas Jinan yang memeluk Cindy dari belakang
"Selamat tidur ya oppa" akhirnya Cindy membalikkan tubuhnya kembali dan mengecup pipi Jinan
"Kamu juga yah, mimpi indah Hapsariku" balas Jinan dengan mengecup kening calon istrinya itu
Mereka berdua terlelap dalam tidur mereka dan berharap mereka bisa bertemu di mimpi mereka.
***
Alhamdulillah akhirnya author bisa lanjut update lagi nih hehehe, maaf yah part kali ini ada momen dewasanya tapi tetep PG13 jadi ada pembelaan hehehe...
Ayoo semangat yah Minggu terakhir di bulan Februari nih dan bentar lagi gajian jadi jangan kalap yah beli apa-apa dan sesuai dengan kebutuhan aja...
Alhamdulillah akhirnya kak Cindy bisa sembuh dari penyakit budukan itu dan bisa beraktivitas kembali, tinggal beberapa member lagi sedang berjuang melawan virus budukan itu jadi beri mereka semangat yah...
Ohh iya author ada kejutan untuk kalian nih mungkin di awal bulan Maret atau di bulan itu karena author sedang menulis cerita baru yah temanya masih sama tapi tokohnya berbeda...
Kalian penasaran ngga nih? Hehehe. Ditunggu yah tanggal mainnya...
Semoga kalian sehat semua dan jangan lupa jaga kesehatan yah, dan semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...
Thanks for reading...