Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Andrian duduk di ruang kerjanya, cahaya matahari pagi menyelinap melalui jendela besar, menghiasi ruangan dengan nuansa hangat. Namun, jauh di dalam hati Andrian, ada kerisauan yang mengganggu pikirannya. Sesuai dengan janji yang dia buat kepada Kirana, ia berusaha untuk mendukung istrinya sepenuhnya, terutama setelah mengetahui berita besar tentang kehamilan Kirana.
Beberapa bulan terakhir, hubungan mereka telah tumbuh dari sekadar interaksi profesional menjadi sebuah ikatan yang lebih dalam. Namun, satu hal yang selalu membingungkan Andrian adalah ketidakhadiran orang tua Kirana dalam hidupnya. Selama ini, Kirana menghindari pembicaraan tentang keluarganya, dan Andrian merasa semakin penasaran. Siapa mereka? Mengapa Kirana lebih memilih untuk tidak membicarakan mereka?
Dengan hati yang mantap, Andrian memutuskan untuk mengajukan pertanyaan yang selalu menggelantung di benaknya. Kirana tengah berada di perlindungan rumah, beristirahat dengan nyaman, dan ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya.
Andrian mengetuk perlahan pintu ruang istirahat dan masuk. Kirana menatapnya dengan senyuman hangat di wajahnya, tetapi saat melihat ekspresi serius Andrian, senyumnya sedikit memudar.
"Ada apa, Mas?" tanya Kirana, penuh perhatian.
"Aku mau bertanya tentang orang tua kamu," Andrian memulai, ragu-ragu.
"Mengapa kamu tidak pernah bercerita tentang mereka? Aku ingin tahu lebih banyak tentang keluarga kamu… terutama sekarang ketika kita akan menjadi orang tua."
Kirana terdiam sejenak, pandangannya beralih ke jendela, memandangi burung-burung yang beterbangan di luar. Ada bayangan kesedihan yang melintas di wajahnya, dan Andrian segera merasakan kekhawatiran yang mendalam.
"Mereka… mereka bukan bagian dari hidup aku saat ini," Kirana akhirnya menjawab, suara lembutnya terputus-putus. "Ada alasan mengapa aku tidak pernah membahas mereka."
Andrian mendekat, menaruh tangannya di bahu Kirana dengan lembut. "Tapi aku ingin memberi tahu mereka tentang kehamilan ini, Kirana. Ini adalah berita yang bahagia, dan kamu berhak berbagi kebahagiaan ini dengan orang-orang terdekat kamu."
Kirana menghela napas, matanya berkaca-kaca. "Aku takut, Andrian. Aku tidak yakin bagaimana mereka akan bereaksi. Hubungan kami tidak berjalan baik dalam beberapa tahun terakhir, dan aku tidak ingin membawa kamu ke dalam masalah itu."
Andrian mengerutkan kening, merasakan ketegangan. "Aku mengerti, tetapi kita bisa menghadapinya bersama. Aku akan ada di samping kamu, apapun yang terjadi. Kita bisa menemui mereka."
Ada getaran ketidakpastian di dalam diri Kirana, tetapi juga ada secercah harapan. Mungkin inilah saatnya untuk menghadapi masa lalu dan membuka lembaran baru untuk masa depan.
"Baiklah," katanya akhirnya, "aku akan berbicara dengan kamu, Namun, aku perlu waktu untuk mempersiapkan diri."
Andrian mengangguk dengan penuh pengertian. "Ambil semua waktu yang kamu butuhkan. Aku akan menunggu."
Momen itu menjadi titik balik dalam hubungan mereka. Meskipun tantangan menunggu di depan, Andrian dan Kirana bersatu dengan tekad untuk menghadapi masa lalu demi masa depan yang lebih baik—sebuah masa depan yang akan segera menyambut hadirnya seorang anak.
***
Ikuti untuk kelanjutan Bab berikutnya ❤️ akan ada kejutan siapa sebenarnya Kirana itu?
Jangan lupa tinggalkan jejak, komen, share, like dan follow beri dukungan untuk author nya biar semangat guys😉
Terimakasih yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini 😉
Komen ya di setiap bab aku selalu baca komentar dari kalian, kalau sempat aku balas hehe
dukungan kalian begitu berharga bagi penulis😊
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta