NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:434
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Game 6: Gadis dengan Sepeda

Satu bulan berlalu sejak hari pertama sekolah, dan kehidupan Roki tampaknya tidak banyak berubah. Meskipun Roki sering bersama Hana dan Rose, dia sama tetap dengan sikap cueknya dan tidak peduli akan sekitar.

Mereka sering makan siang bersama, makan siang di meja Roki, dibawah pohon bahkan di atap sekolah. Tetapi seperti biasa, Roki setelah makan lebih sering memilih tidur atau membaca buku, sementara kedua gadis itu bercengkerama sendiri.

“Kira-kira, dia mendengar kita gak? Dia tidur beneran gak sih?” Tanya Hana sambil melihat Roki yang sedang tidur dibawah pohon.

Rose tersenyum manis “Entah lah, kalo sudah kenyang, wajar saja kalo ingin tidur. Apalagi dibawah pohon ini hawanya sangat sejuk” Jawabannya dan dari tadi melihat Roki.

Hana kembali melihat bekalnya “Apa tanggapan mu mengenai Roki, Rose?”

Rose tetap tersenyum dan melihat Hana. “Dia memang aneh, tapi aku nggak pernah merasa nggak nyaman saat kita di dekatnya.”

Hana mendengus kecil. “Ya, aku juga sih. Tapi... entah kenapa, aku merasa dia tidak pernah menganggap kita ada, meski dirinya di dekat kita”

Meskipun Hana dan Rose merasa frustrasi dengan sikap dingin Roki, mereka juga tidak bisa menolak untuk terus bersama dengannya. Ada sesuatu yang membuat mereka berdua tertarik dengan Roki, meskipun mereka tidak sepenuhnya menyadari perasaan mereka.

Hari itu juga, setelah pulang sekolah, Roki memutuskan untuk berjalan-jalan di distrik perbelanjaan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Sore itu suasana di jalanan cukup sepi, tidak banyak kendaraan yang lewat, hanya sesekali orang berjalan di trotoar atau seorang pengendara sepeda motor yang lewat.

Saat melintasi sebuah jalan kecil, tiba-tiba dia mendengar bunyi berdecit keras diikuti suara jatuh. Dia menoleh dan melihat seorang gadis jatuh dari sepedanya. Gadis itu terbaring di tengah jalan, berusaha bangkit sambil meringis kesakitan.

Tanpa berpikir panjang, Roki melangkah mendekatinya. Dia tahu betul, meskipun dia bukan tipe yang peduli, meninggalkan orang yang sedang mengalami kecelakaan, bukan lah hal yang benar.

“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Roki dengan nada datar.

Gadis itu mendongak, wajahnya memerah karena malu. “Ah, maaf, aku… tidak apa-apa.”

Roki tidak menjawab, melainkan melihat sekitar memahami situasi. Dilihat sekilas keadaan sepedanya baik-baik saja, Roki sedang mencari tau sumber kecelakaan.

Lututnya gadis itu terlihat memar. Meskipun dia mencoba untuk berdiri, dia tidak mampu menahan rasa sakit dan kembali jatuh.

Melihat hal itu, Roki menunduk, tanpa berkata apa-apa, dia membantu mendirikan sepedanya dan membantu gadis itu untuk berjala, untung saja ada taman kecil dekat situ, gadis itu pun duduk, di bangku yang ada di taman itu.

“Jangan paksa berdiri dulu,” ucap Roki singkat, melihat memarnya yang cukup parah. “Kamu perlu istirahat sebentar.”

Gadis itu menatapnya penuh rasa syukur. “Terima kasih... aku... seharusnya lebih berhati-hati.”

Roki mengangguk sambil memeriksa sepeda gadis itu. Setelah memastikan bahwa tidak ada kerusakan serius, Roki langsung menyimpulkan, mungkin ada sebuah krikil atau batu yang membuat gadis ini tergelincir dan jatuh dari sepeda.

Roki menoleh ke arah gadis itu. "Kamu bisa berjalan?"

Gadis itu mencoba berdiri lagi, tapi raut wajahnya menunjukkan bahwa dia masih kesakitan. Melihat situasi itu, Roki melihat sekitar dan untungnya ada sebatang kayu yang bisa digunakan untuk alat bantu berjalan.

Roki membantu mendorong sepeda gadis itu hingga sampai ke halte bus, sedangkan gadis itu berjalan pincang dengan tongkat.

Selama beberapa menit berjalan dalam keheningan, gadis itu akhirnya memberanikan diri untuk mulai pembicaraan.

“Kamu… John Roki kan?” tanyanya pelan, matanya melirik ke arah Roki yang wajahnya masih datar.

“Ya,” jawab Roki singkat.

Gadis itu tampak ragu-ragu sejenak sebelum melanjutkan, “Aku Mia Vani. Kamu mungkin tidak mengenalku, tapi aku pernah dengar banyak tentangmu di sekolah.”

Roki tidak merespons selain dengan anggukan singkat. Ia tak peduli dengan rumor apa pun yang beredar tentang dirinya di sekolah.

“Aku dengar… banyak hal buruk tentang dirimu,” lanjut Mia, suaranya sedikit gugup. “Tapi... setelah kamu menolongku seperti ini, aku jadi ragu dengan semua yang pernah aku dengar.”

Roki meliriknya, namun tetap tidak menunjukkan ekspresi yang berarti. “Rumor adalah rumor. Percaya atau tidak, itu pilihanmu”

Mia terdiam sejenak, berpikir. "Kamu tidak seperti yang aku bayangkan."

Roki tidak memberikan respons dan hanya terus mendorong sepeda Mia sambil melangkah pelan, mengimbangi kecepatan jalan yang bisa dilakukan Mia.

Setelah beberapa saat, mereka sampai di halte bus. Mia merasa bahwa dia bisa mengurus dirinya sendiri dari sini.

"Terima kasih banyak, Roki. Aku tidak tahu harus bagaimana jika kamu tidak ada di sana." ucap Mia sambil tersenyum tipis, meskipun wajahnya masih menunjukkan menahan rasa sakit.

Roki hanya mengangguk dan bersiap untuk pergi. Namun, sebelum dia melangkah lebih jauh, Mia menghentikannya.

“Boleh aku bertanya satu hal lagi?”

Roki menoleh tanpa berkata apa-apa, menunjukkan bahwa dia akan mendengarkan.

“Kenapa kamu menolongku? Aku dengar kamu tidak terlalu peduli dengan orang lain.”

Roki berbalik badan dan menatapnya. “Menolong seseorang yang terluka bukan soal peduli atau tidak. Itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.”

Dengan jawaban yang singkat itu, Roki melangkah pergi, meninggalkan Mia yang duduk sendirian di halte, terdiam dengan perasaannya yang campur aduk.

Mia menyadari bahwa Roki bukan seperti yang digambarkan oleh rumor-rumor di sekolah. Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar sikap dingin dan ketidakpeduliannya. Dan kini, rasa penasaran mulai tumbuh di hati Mayumi.

Keesokan harinya, Mia mulai lebih sering mendekati Roki di sekolah. Dia tidak pernah terlalu berinteraksi Roki sebelum kejadian kemarin, tetapi sekarang, dia merasa ada sesuatu yang ingin dia ketahui lebih dalam mengenai Roki. Saat Roki berada di perpustakaan atau kantin, Mia tanpa memperdulikan sekitar, selalu mengikuti Roki jika melihatnya.

Namun, perubahan ini tidak hanya dirasakan oleh Mia. Hana dan Rose, yang selama ini berada di sisi Roki, mulai memperhatikan kehadiran Mia yang semakin sering didekat Roki. Mereka belum sepenuhnya sadar dengan perasaan mereka sendiri, tetapi kedatangan gadis baru ini membuat mereka sedikit gelisah.

“Kenapa dia terus mendekati Roki?” gumam Hana suatu hari saat mereka melihat Mia menyapa Ryuji di koridor.

Rose tersenyum, meskipun ada sedikit kegelisahan di matanya. “Mungkin karena dia penasaran dengan Roki”

Hana mendengus, “Huh, aku tidak yakin apa yang menarik dari Roki. Dia bahkan jarang berbicara.”

Meskipun demikian, baik Hana maupun Rose tidak bisa mengabaikan fakta bahwa kehadiran Mia mulai mengubah dinamika di antara mereka, sesuatu mulai tumbuh di dalam hati mereka.

Sementara itu, Roki tetap tidak peduli dengan semua ini. Baginya, baik Hana, Rose, maupun Mia, hanyalah bagian dari hari-harinya yang sedikit berubah, perubahan besar sedang menanti Roki di depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!