Anissa terpaksa menerima perjodohan atas kehendak ayahnya, dengan pria matang bernama Prabu Sakti Darmanta.
Mendapat julukan nona Darmanta sesungguhnya bukan keinginan Anissa, karena pernikahan yang tengah dia jalani hanya sebagai batu loncatan saja.
Anissa sangka, dia diperistri karena Prabu mencintainya. Namun dia salah. Kehadiranya, sesungguhnya hanya dijadikan budak untuk merawat kekasihnya yang saat ini dalam masa pengobatan, akibat Deprsi berat.
Marah, kecewa, kesal seakan bertempur menjadi satu dalam jiwanya. Setelah dia tahu kebenaran dalam pernikahanya.
Prabu sendiri menyimpan rahasia besar atas kekasihnya itu. Seiring berjalanya waktu, Anissa berhasil membongkar kebenaran tentang rumah tangganya yang hampir kandas ditengah jalan.
Namum semuanya sudah terasa mati. Cinta yang dulu tersususn rapi, seolah hancur tanpa dia tahu kapan waktu yang tepat untuk merakitnya kembali.
Akankan Anissa masih bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Kriett!!
Bangku besi itu berderit nyaring, saat Prabu menggesernya dengan cepat. Anissa yang sejak tadi sudah duduk terlebih dulu, hanya dapat diam tanpa terkecoh dengan gerak badan sang empunya.
"Aku sudah menuruti maumu, Anissa!! Dan jangan kau jadikan itu semua, untuk menekanku lebih lanjut, hanya karena menuruti egomu saja!!" pekik Prabu membuka suara.
Anissa masih terdiam. Tanganya terulur meraih segelas jus alpukat, yang tampak menarik matanya saat ini.
Srruut!!
Disesapnya begitu dalam pipet hitam tersebut, hingga memekak gendang telinga Prabu.
Tak!!
Lagi-lagi Prabu tercengang, saat Anissa meletakan gelas tersebut begitu kerasanya.
"Jika kamu hanya terpaksa, lebih baik batalkan saja usulanku!!" cetus Anissa menangkap tatapan mata Prabu.
Prabu memajukan setengah badanya kedepan. Anissa dapat mendengar sapuan nafas yang sedang naik turun, akibat tertahanya emosi.
"Jikapun aku mau menuruti kemaumanmu, itu semua aku lakukan demi ibu!! Ingat Anissa...jika bukan karena Brahma memiliki hutang yang begitu besar jumlahnya...akupun tidak akan mau menikahimu secara cuma-cuma!!"
Sejenak, dada Anissa terasa berdesir. Wajahnya yang tenang, serta nafasnya yang masih teratur, dapat dia andalkan untuk menutupi rasa sakit hatinya saat ini.
Prabu menegakan kembali badanya, setelah seorang pelayan datang menyajikan pesanan makanan untuk mereka.
Tatapan mata Anissa beralih pada waiters perempuan didepanya. Senyum diwajahnya begitu tulus, seolah sedang menerima takdirnya. Kalau dilihat-lihat, umurnya sepantara dengan sang adik~Ayunda!!
Rupanya, rasa rindu kini menyeruat di lubuk hati penulis itu.
"Selamat menikmati hidangan kami, tuan, nona!!"
"Terimakasih!!" jawab Anissa lembut.
Kedua mata Anissa masih melekat kearah pelayan muda tadi, hingga hilang dibalik tembok pembatas.
Dari tatapan itu. Jelas sekali, Prabu dapat menyibak rasa rindu seorang kakak terhadap adiknya, melalui sorot mata Anissa saat ini.
"Kenapa kamu tidak melepaskan aku sekarang, Prabu??"
Tatapan Anissa masih melekat kearah lurus semula. Namun kata-kata tajamnya dia tunjukan pada sang suami yang kini tampak menahan geram.
Prabu yang mendengar kata keramat itu, semakin muak hingga gelas yang berada dalam genggamanya hampir pecah, karena saking kuatnya menekan.
Drrt
Drrt
Ditengah-tengah hawa panas yang menyelimuti perasaanya, tiba-tiba benda pipih yang berada di atas meja bergetar kencang, hingga membuat kesadaranya berangsur kembali.
Prabu segera menyambar ponselnya dengan cepat. Sebelum mengangkat ponsel tersebut, pria arogan itu tampak menarik nafas dalam, agat emosinya dapat terkontrol.
"Katakan??" ucap Prabu setelah berhasil membuat jarak pada istrinya.
Setelah mendengar penjelasan dari seseorang disebrang. Sontak saja kedua mata Prabu membola tajam, dengan satu tangan terkepal kuat, hingga urat dilenganya tampak ikut menonjol.
Tut!!
Prabu memutus panggilannya seketika.
'Brengsek!! Rupanya Brahma yang sudah menampar putrinya sendiri!! Tapi kenapa Anissa berkata, jika dia bertemu dengan majikannya??!'
Puas berperang dengan pikiranya. Prabu kembali lagi mendekat keposisi semula, dan menjatuhkan tubuhnya kembali disana.
"Setelah ibu sehat, kita kembalikan Ailin kepada orang tuanya!! Namun untuk kali ini, tolong bekerja samalah. Aku hanya ingin melihat ibu bahagia, dengan hangatnya hubungan kita!!"
Anissa mengangkat pandanganya. Dia sedikit kesal, karea Prabu mengabaikan kalimatnya tadi. Tapi setelah itu, dia mencoba menerima kerja sama yang telah suaminya buat, demi sang mertua semata.
"Aku sudah terlalu hebat, jika hanya untuk bersandiwara didepan ibu!"
Prabu menarik satu alisnya keatas. Sebetulnya dia tidak suka, Anissa bersikap dingin seperti ini. Dia masih ingat betul, senyum merekah selama akad nikah, hingga suatu kejadian yang membuat senyum diwajah cantik istrinya itu benar-benar hilang.
"Aku sangat tidak suka, dengan sikap angkuhmu yang seperti saat ini, Anissa!!"
Ck!!
Anissa berdecak manahan kesal. Sudut bibirnya terangkat sebelah, menampakan senyum kecut.
"Aku dulu begitu bodoh, mengira jika kamu mencintaiku, Prabu!! Saking bodohnya, hingga aku sendiri tidak dapat membedakan yang namanya cinta atau jual beli saja."
"Benar!! Buang jauh-jauh perasaanmu itu padaku," katanya begitu tenang, dengan tangan yang sibuk memotong steak daging didepanya.
"Aku sudah tidak lagi percaya yang namanya cinta!! Aku sudah membuang waktuku yang berharga, demi mendapat pengakuan, jika aku ini saudara yang baik!!"
Anissa terhenyak. Dahinya berkerut, dengan sorot mata yang membutuhkan penjelasan.
"Kamu sudah tahu semuanya, bukan?! Jadi aku rasa, tidak ada yang perlu lagi aku tututi semuanya darimu, Anissa!!" lanjut Prabu.
'Waktu berharga?? Apa maksudnya, disaat dia meninggalkan kekasihnya dahulu?!' gumam batin Anissa setelah memutus pandanganya.
"Penyesalan memang datangnya paling akhir. Jadi, jangan buang waktumu hanya untuk mengharapkan sesuatu yang besar kepadaku!! Aku tidak akan sanggup memberinya padamu."
Kerutan didahi gadis cantik itu semakin terlukis jelas. Tatapanya mengintimidasi lawan, namun hanya mendapat jawaban ketenangan disana.
'Apalagi yang dia sembunyikan dariku??' gerutu batin Anissa kembali. Kali ini dia benar-benar merasa frustasi, atas segudang rahasia yang suaminya simpan.
"Sudah, jangan terlalu kamu pikirkan!!" Prabu menyingkap sedikit pergelangan kemejanya, "Sudah pukul 3 sore. Kita beli peralatan mandi ditoko terdekat saja."
Anissa mencoba mengenyahkan semuanya.
Dia lalu bangkit, setelah Prabu melakukan transaksi terlebih dahulu.
*
*
*
"Ada yang ingin bekerja sama denganmu, Nissa!! Dia seorang influencer. Namanya Crist!! Dia sudah merekrut para penulis terkenal, hingga bukunya berada dijajaran rak ternama." seru seorang wanita cantik, yang tak lain adalah Mika.
Mika yang baru saja tiba dirumahnya, kini langsung menghubungi sahabatnya, untuk menyampaikan kabar gembiri ini.
"Bagaimana?!" tanya Mika kembali. Kali ini dia mencoba menegapkan badanya, untuk menunggu keputusan sang sahabat.
Sementara Anissa. Dia yang saat ini masih disamping Prabu, sontak saja langsung menyingkir agar lebih leluasa dalam berkata.
"Aku mempercayakan bukuku padamu, Mika!! Tugasku hanya menulis, dan menerima gaji," kekeh Anissa lepas.
Prabu yang menyadari itu. Sebenarnya ingin tahu, dengan siapa istrinya bertukar cerita, hingga dapat membuat Anissa kembali tertawa renyah.
'Siapa yang baru saja menelfonya?' batinya menggeram. Tangan kekarnya sibuk memilah beberapa bodycare, namun tatapanya menyipit kearah Anissa.
"Bagaimana kamu masih berkata tentang uang, sementara suamimu dapat memberikanya berlipat-lipat dari gajimu?!!" kekeh Mika, yang memang dia tidak tahu tentang derita sang sahabat.
Anissa menunduk sekilas. Senyum culas membentuk simpul dibibir tipisnya.
"Dia begitu memperhatikanku, Mika!! Jadi kamu tidak perlu khawatir," kekehnya kembali.
"Setelah pekerjaanku selesai, aku akan segera ke Magelang!! Kamu tenang saja...gajimu akan segera di transfer!!" sambung Mika sambil membuka laptopnya.
Anissa memicing. Gaji?? Bukanya dia baru saja menulis. Terus, darimana bisa digaji.
"Itu sisa gajimu dari bukumu yang lama, Nissa!! Rupanya orang-orang di Semarang sangat antusias, saat bukuku baru diterbitkan." lanjut Mika, yang seolah dapat tahu dengan pikiran sang sahabat.
Eghem!!
Anissa terhenyak, saat Prabu tiba-tiba disampingnya sambil berdehem begitu kerasa.
"Aku matikan dulu!! Aku tunggu kedatanganmu di Magelang."
Tut!!
Panggilan terputus sepihak oleh Anissa.
Anissa menghela nafas dalam, lalu segera membalikan badan. Ingin melangkah, namun lenganya langsung ditarik oleh Prabu.
"Apa??"
"Siapa yang ......??"
"Prabu......"
Ucapan Prabu menggantung, saat dari arah pintu masuk, terdapat seorang wanita cantik yang baru saja memanggilnya.
Baik Prabu maupun Anissa, mereka seketika menoleh kearah sumber suara.
Senyum hangat, kini tampak merekah sempurna diwajah wanita tersebut. Rambutnya yang terurai lurus, seakan menyamai jalanya yang kini semakin mendekat kearah Prabu.
✨🦋1 Atap Terbagi 2 Surga ✨🦋
udah update lagi ya dibab 62. nanti sudah bisa dibaca 🤗😍
alasan ibu mertua minta cucu, bkn alasan krn kau saja yg ingin di tiduri suamimu.
tp ya gimana secara suaminya kaya raya sayang banget kan kl di tinggalkan, pdhl mumpung blm jebol perawan lbih baik cerai sekarang. Anisa yg bucin duluan 🤣🤣. lemah
mending ganti kartu atau HP di jual ganti baru trus menghilang. balik nnti kl sdh sukses. itu baru wanita keren. tp kl cm wanita pasrah mau tersiksa dng pernikahan gk sehat bukan wanita keren, tp wanita lemah dan bodoh.
jaman sdh berubah wanita tak bisa di tindas.
yg utang kn bpk nya ngapain mau di nikahkan untuk lunas hutang. mnding #kabur saja dulu# di luar negri hidup lbih enak cari kerja gampang.
karena ini Annisa terkejut, bisa diganti ke rasa sakit seolah sembilu pisau ada di dadanya. maknanya, Annisa merasa tersakiti banget
setahuku, penulisan dialog yang benar itu seperti ini.
"Mas? Aku tak suka dengan panggilanmu itu Terlalu menjijikan untuk didengar, Annisa," ucap Parbu dingin dengan ekspresi seolah diri Annisa ini sebegitu menjijikan di mata Prabu.
Tahu maksudnya?
"BLA BLA BLA,/!/?/." kata/ucap/bantah/seru.
Boleh kasih jawaban kenapa setiap pertanyaan di dialog ada dobel tanda baca. semisal, ?? dan ?!. Bisa jelaskan maksud dan mungkin kamu tahu rumus struktur dialog ini dapet dr mana? referensi nya mungkin.
bisa diganti ke
Langkahnya terhenti tepat di ambang pintu kamar mereka (kamar Prabu yang kini menjadi kamar mereka)
Annisa mulai menyadari sikap dingin Prabu yang mulai terlihat (ia tunjukkan).
BLA BLA BLA, Annisa langsung diboyong ke kediaman Prabu yang berada di kota Malang.
dan kata di kota bukan dikota.
kamu harus tahu penggunaan kata 'di' sebagai penunjuk tempat dan kalimat