Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.
Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.
Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.
Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memasang Dasi
Amel terus mencium bibir Aswin. Dan Aswin yang merasakan nikmat akhirnya ikut menikmati bibir Amel. Keduanya pun berciuman. tapi tiba tiba Aswin merasa kesakitan dan menarik bibirnya. Rupanya Amel menggigit bibirnya. Bibir Aswin sampai berdarah.
Suara Aswin yang kesakitan rupanya membuat Amel terbangun. Amel melihat Aswin yang berdiri di samping ranjangnya langsung duduk dan bertanya.
"Pak. Kok Bapak di sini? Bapak kenapa?" Amel melihat Aswin yang mengusap bibirnya.
"Kamu menggigit bibir saya sampai berdarah. sakit banget ini."
"Saya gigit bibir Bapak, masa sih? Bukanya saya tadi hanya mimpi. Emm...."
Amel tidak melanjutkan bicaranya karena langsung berpikir.
"Ya Tuhan, aku tadi memang mencium dan menggigit bibir Pak Aswin. Tapi itu kan di mimpi. Tapi kenapa Pak Aswin bilang saya menggigit bibirnya sampai berdarah. Apa tadi itu bukan mimpi. tapi masa sih ," Amel bicara dalam hati sambil menunduk. Lalu setelah itu mengangkat wajahnya dan melihat ke Aswin.
"Tadi itu kamu tiba tiba mencium bibir saya dan kamu sangat menikmatinya lagi. Tapi setelah cukup lama kamu malah menggigit bibir saya sampai berdarah gini."
Amel benar benar merasa malu. Amel turun dari ranjang dan ingin melihat luka di bibir Aswin. Ternyata lukanya cukup banyak mengeluarkan darah.
"Saya ambil air hangat dulu ya Pak untuk kompres. Biar lukanya ngga bengkak."
Amel langsung keluar dari kamar tanpa dengar persetujuan dari Aswin. Amel benar benar ngga enak karena membuat Aswin terluka.
Amel kembali ke kamar dengan membawa air hangat di mangkuk. Saat buka pintu kamar, Amel melihat Aswin yang sudah duduk di sofa. Amel mengambil kapas juga untuk mengompres. Setelah itu baru Amel duduk di dekat Aswin.
"Biar saya bantu kompres lukanya ya Pak," Aswin menjawab iya.
Aswin diam dan terus melihat ke Amel yang sudah mulai mengompres luka di bibirnya. Wajah mereka sangat dekat. Amel melakukanya dengan sangat pelan agar tidak membuat Aswin sakit.
"Aw... Perih," kata Aswin saat Amel sedikit menekan lukanya.
"Maaf Pak, sakit ya," reflek Amel meniup bibir Aswin yang luka. Amel baru sadar kalau mereka ternyata sangat dekat saat matanya bertemu dengan mata Aswin.
Amel yang langsung sadar lalu memundurkan wajahnya.
"Sudah selesai kan mengompresnya?" Amel mengangguk.
"Ya sudah, saya ke kamar dulu ya. Kamu lanjut tidur lagi aja."
Aswin lalu berdiri dan berjalan menuju pintu. Aswin tidak mau lama lama berdua dengan Amel karena takut khilaf.
Amel juga berdiri. Sebelum Aswin tutup pintu, Aswin berkata.
"Mel, bibirmu sangat manis. Besok saya harap kamu mimpi lagi biar saya bisa mencium bibirmu. Tapi besok jangan gigit lagi ya," sambil tersenyum meledek. Amel jadi makin malu karena dirinya yang selalu menghindari Aswin. Tapi sekarang dirinya yang nyosor duluan.
"Ya Tuhan Mel kamu tuh bener bener bikin malu," Amel bicara sendiri sambil kesal.
Aswin sampai di kamar langsung tiduran di kasur. Sambil tersenyum Aswin mengusap bibir nya yang luka.
"Ngga papa terluka. yang penting aku sudah mencicipi bibirmu. Kamu ternyata sangat pintar berciuman Mel. Sampai aku pun sulit mengimbangi ciumanmu. Jadi tidak sabar ingin cepat cepat menikahi kamu."
Aswin pun tidur dengan hati yang senang. Pagi harinya Aswin menelfon Amel. Padahal kamar Aswin dan Khairan sebelahan.
"Ke kamar saya sebentar. Saya mau minta tolong."
"Baik Pak," lalu telfon di matikan oleh Amel.
"Khairan tunggu di sini bentar ya sambil lihat film Upin ipin. Mba mau keluar sebentar."
"Iya Mba."
Khairan sudah siap mau sekolah dan tinggal sarapan. Tapi Amel di panggil Aswin ke kamarnya.
Amel ke kamar Aswin. Amel mengetuk pintu kamar Aswin. Setelah dengar kata masuk, Amel membuka pintu.
"Tolong bantu aku pasangkan dasi," Aswin sambil mengulurkan dasi ke Amel.
Amel lalu mengambil dasi dari tangan Aswin.
"Bukanya Bapak bisa pasang sendiri?"
"Saya ingin kamu yang pasangkan. Ayo pasangkan," Aswin mendekat ke Amel.
"Kenapa jadi manja gini?"
"Kamu mulai sekarang harus terbiasa membantu saya pasang dasi. karena besok setelah kita menikah, ini adalah pekerjaan wajib kamu."
"Trus Khairan gimana. tangan saya kan dua. Masa harus bolak balik," Amel sambil memasangkan dasi ke leher Aswin.
"Nanti saya akan Carikan suster untuk Khairan. Kamu kusus untuk saya."
"Kalau Khairan ngga mau gimana?"
"Harus mau," tangan Aswin sambil memeluk pinggang Amel.
"Pak."
"Kenapa hem..."
"Tangannya."
"Tangan saya kenapa?"
"Jangan peluk peluk."
"Baiklah, saya lepas. Tapi cium dulu," sambil menunjuk pipinya.
"Ngga boleh," sambil geleng kepala.
Amel sudah selesai memasang dasi. Lalu Amel mundur. Tapi Aswin langsung menarik tangan Amel.
"Jangan pergi dulu," Aswin menarik tangan Amel sampai Amel menabrak badan Aswin.
Aswin langsung memeluk Amel. Amel yang kaget langsung mau memundurkan badanya. Tapi Aswin memeluknya dengan kencang.
"Diam lah. Saya ingin memelukmu."
Saat keduanya masih berpelukan, Khairan rupanya datang ke kamar Aswin. dan Khairan melihat Aswin dan Amel yang masih pelukan.
"Papah. Mba."
Amel lalu mendorong Aswin karena kaget.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..
😂😂😂😂😂
mentang dah ada sarungnya