Kepalah Desa Raja Iblis

Pertanyaan barusan langsung merubah situasi jadi lebih sunyi, Kaisar langit terdiam lemas menghentikan langkahnya menuju Raja iblis. Entah apa yang terjadi antara kaisar langit dan dewi Hestia akan tetapi jika di lihat dari kondisi kaisar langit sekarang seperti nya telah terjadi peristiwa kelam di masa lalu.

"Dia telah mengabaikan perintah langit dan melakukan pemberontakan yang sudah di rencanakan." jawab Kaisar langit.

"Aku sendiri juga tidak menduga bahwa Hestia akan melakukan itu, dia adalah dewi yang baik hati dan tak pernah membangkang pada perintah langit, namun saat itu apa yang sebenarnya terjadi tiba-tiba dia melakukan pemberontakan!" lanjut kaisar langit.

"Keadilan yang selalu kalian agung-agungkan itulah yang membuat nya harus menerima semua penderitaan sisi gelap dari keadilan itu sendiri!" potong Raja iblis.

Kaisar lalu menceritakan detik-detik ketika dewi Hestia akan di eksekusi, kalah itu waktu memasuki matahari hampir tenggelam. Eksekusi di saksikan oleh para petinggi Kekaisaran, mereka semua di kumpulkan supaya menjadi pelajaran bagi siapapun yang mencoba menentang keadilan akan mengalami hal yang sama.

Sesaat sebelum kematiannya, dewi Hestia menyatakan jika keadilan sesungguhnya akan benar-benar terbit bersamaan dengan cahaya fajar matahari esok.

****

"Cepat gantung dia!" teriak salah satu menteri.

"Jangan biarkan pemberontak berkeliaran keluar masuk istana langit!" lanjut mentri yang lain.

"Anda benar!"

Kaisar langit sedikit keberatan akan hal itu, bagi kaisar langit dewi Hestia sudah ia anggap sebagai sosok yang baik hati dan pastinya dia punya alasan tersendiri melakukan pemberontakan. Namun sebagai kaisar langit dia juga harus bersikap profesional.

"Putraku akan membawa semesta ini menuju arti kedamaian yang sesungguhnya, tidak akan ada lagi perbedaan! Semua mahluk dari 3 alam akan hidup berdampingan saling mengasihi satu sama lain." ucap terkahir dewi Hestia sebelum akhirnya rantai besi eksekusi merenggut nyawanya.

****

Mendengar cerita barusan membuat kemarahan Raja iblis semakin menjadi-jadi berkobar seperti api yang melahap apapun. Lantas Raja iblis lalu mencekik leher kaisar langit dengan begitu keras lalu membanting nya ke lantai.

Duaaaaaaak!

"Tidak ada ampun! Kalian mahluk-mahluk kotor akan binasa. Akulah Raja iblis Zhask Agung." emosi Raja iblis tergambar sangat jelas penuh kesedihan.

Ledakan aura tekanan Raja iblis terus meledak sampai ke batas maksimal tanpa adanya penghalang yang mampu menghentikannya, dinding pelindung semesta hancur tak tersisa menghempaskan jutaan mayat penduduk langit tak tentu arah.

6 sayap keadilan di punggungnya berubah warna menjadi kuning terang penuh akan energi surgawi melimpah ruah, tampaknya Raja iblis akan membunuh kaisar langit dan mengakhiri semua kesediaan tak berujung tersebut.

"Selamat tinggal!" ucap Raja iblis mengayunkan pedang bersarung teratai tepat ke leher kaisar langit.

Sesaat pedang itu akan memenggal kepala kaisar langit muncul kakek tua menghentikan lalu membawa kaisar langit menjauh dari jangkauan raja iblis, kakek tua tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah sosok yang telah mengalahkan Azazel sebelumnya

"Kau tidak apa-apa yang mulia kaisar langit?" tanya sang kakek penuh senyum tak henti-henti seperti sudah tergambar jelas.

"Terimakasih telah menyelamatkanku! Siapa anda sebenarnya?" tanya Kaisar langit.

"Hanya bangsa manusia biasa!"

Kemunculan kakek tua sama sekali tidak di sadari oleh Raja iblis meskipun dia telah mengaktifkan skill sonar pertahanan sejauh puluhan ribu meter, selepas itu kakek tua kembali mendekati Raja iblis penuh senyum lembut akan sapaan.

Raja iblis mengancam akan membunuh kakek tua tersebut jika dia tetap ikut campur masalahnya dengan kaisar langit, tidak peduli dia orang tua atau bahkan anak-anak tak menyurutkan tekad Raja iblis sama sekali.

"Hestia pasti akan marah jika melihat mu menjadi seperti ini! Jangan sampai kebencian melahap mu dalam keputusan yang kau buat sendiri!" penuh senyum kakek tua.

"Apa maksudmu? Apa kau menghinaku?" tanya Raja iblis penuh keangkuhan.

"Tidak! Aku hanya memastikan bahwa putra Hestia tetap di jalan yang benar!" lanjut sang kakek.