NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerita Dimulai

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Kantin Kampus

Setelah kelas selesai, seperti biasa, Aldo dan teman-temannya menuju kantin kampus untuk istirahat dan berbincang-bincang. Mereka menemukan meja kosong di sudut kantin, tempat yang biasanya menjadi tempat mereka berkumpul. Hari itu, kantin cukup ramai dengan mahasiswa lain yang juga sedang menikmati waktu istirahat mereka.

Aldo duduk di antara Ica, Eva, Rival, Bima, Alan, dan Doni. Mereka semua sudah cukup dekat sejak tahun pertama kuliah, dan sudah sering berbagi cerita tentang kehidupan pribadi mereka satu sama lain. Namun, hari ini mereka semua merasa penasaran dengan situasi Aldo yang terlihat semakin rumit.

Setelah beberapa saat berbincang ringan tentang topik-topik biasa, Bima yang duduk di seberang Aldo akhirnya membuka percakapan yang sebenarnya ada di benak mereka semua.

"Aldo, gimana nih? Kamu udah mutusin mau lanjut sama Farin atau enggak?" tanya Bima dengan nada penasaran, matanya menatap Aldo penuh harap.

Aldo menghela napas panjang, menatap teman-temannya satu per satu. Dia tahu mereka semua peduli padanya, tapi juga merasa berat untuk membicarakan masalah yang membuatnya bingung. "Jujur aja, gue masih bingung, Bim. Gue sayang sama Farin, tapi gue juga merasa bersalah banget sama Kaira. Gue nggak tahu harus gimana," jawab Aldo dengan suara yang terdengar lelah.

Alan yang biasanya menjadi suara logis dalam grup itu, segera merespons. "Itu wajar, Do. Kebingungan itu hal yang manusiawi. Tapi yang paling penting, lo harus mementingkan perasaan lo sendiri. Karena kalau lo nggak bahagia, semua keputusan yang lo ambil ke depannya bakal kacau," katanya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah menegaskan pendapatnya.

Anak-anak lainnya pun mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa Aldo sedang berada dalam situasi yang sulit dan tidak ingin memberikan tekanan tambahan. Namun, mereka juga ingin Aldo membuat keputusan yang benar untuk dirinya sendiri.

Rival yang duduk di sebelah Aldo, tiba-tiba berkata dengan nada yang sedikit lebih serius. "Tapi menurut gue, Do, lo harus milih Kaira. Gue nggak pernah lihat lo sebahagia itu selain saat lo sama dia. Farin mungkin baik, tapi kebahagiaan lo yang paling penting."

Eva dan Ica yang duduk di ujung meja, juga merasa perlu memberikan pandangan mereka. "Do, ini nggak mudah. Hubungan lo sama Farin tuh udah lama, dan pasti bakal berat buat ngakhirinnya begitu aja. Tapi lo harus mikir dengan matang, lo harus yakin dan percaya sama keputusan yang lo buat," kata Eva sambil meletakkan tangannya di bahu Aldo, memberinya dukungan moral.

Ica menambahkan, "Dan jangan lupa, apa pun keputusan lo, pastikan itu datang dari hati. Jangan cuma karena lo nggak mau nyakitin orang lain, tapi akhirnya malah nyakitin diri lo sendiri."

Aldo merasa terharu dengan dukungan dari teman-temannya. Dia tahu mereka semua benar, tapi itu tidak membuat pilihannya menjadi lebih mudah. "Gue ngerti kalian semua peduli sama gue, dan gue bersyukur banget buat itu. Gue cuma takut ngecewain orang-orang yang gue sayang. Terutama keluarga gue. Mereka semua berharap gue dan Farin bakal ke jenjang yang lebih serius," kata Aldo dengan suara pelan.

Doni, yang selama ini lebih banyak diam, akhirnya angkat bicara. "Do, pada akhirnya ini hidup lo. Orang-orang bisa punya harapan, tapi yang harus jalanin semuanya kan lo. Keluarga lo pasti pengen yang terbaik buat lo, dan mereka bakal ngerti kalau lo ambil keputusan yang menurut lo benar."

Aldo hanya bisa tersenyum tipis mendengar itu. Dia tahu Doni benar, tapi perasaan bersalah dan kebingungan itu masih ada di hatinya. Bagaimana pun, dia tidak ingin menyakiti Farin, tetapi dia juga tidak ingin kehilangan Kaira yang telah memberikan warna baru dalam hidupnya.

Percakapan di kantin itu terus berlanjut, namun akhirnya mengarah ke topik-topik lain yang lebih ringan. Meski demikian, pikiran Aldo terus berkutat pada dilema yang dia hadapi. Dia tahu dia harus segera membuat keputusan, tapi untuk saat ini, dia hanya bisa mencoba memahami perasaannya sendiri sebelum berbicara lebih jauh dengan Farin dan Kaira.

...***...

Setelah percakapan di kantin dengan teman-temannya, Aldo merasa sedikit lebih tenang meskipun pikiran tentang Farin dan Kaira masih menghantuinya. Namun, di tengah-tengah obrolan ringan mereka, ponsel Aldo berdering. Nama "Mamah Sarah" muncul di layar, membuat Aldo sedikit kaget. Dengan cepat, dia meminta izin kepada teman-temannya dan berjalan menjauh dari keramaian kantin, mencari tempat yang lebih tenang untuk menjawab telepon itu.

"Mamah?" kata Aldo setelah menekan tombol jawab. Suaranya terdengar hangat namun agak cemas.

"Halo, Nak. Mamah ganggu nggak?" Suara Mamah Sarah terdengar lembut di seberang sana, penuh dengan kasih sayang yang selalu Aldo rasakan setiap kali berbicara dengannya.

"Nggak, Mah. Nggak ganggu kok. Ada apa ya?" Aldo berusaha terdengar santai, meskipun ada sedikit kekhawatiran di dalam hatinya. Biasanya, mamahnya tidak menelepon di jam-jam seperti ini kecuali ada sesuatu yang penting.

Mamah Sarah tertawa kecil, "Nggak ada yang serius kok, Do. Mamah cuma mau kasih tahu kalau besok Mamah sama Kak Yura mau ke kota kamu. Kami bakal sampai sore, terus mungkin bisa langsung ketemu sama kamu."

Aldo terdiam sejenak. "Oh, besok ya, Mah? Wah, kebetulan banget. Aku udah lama nggak ketemu Kak Yura juga. Ada rencana mau ngapain di sini?"

"Iya, Mamah pikir udah lama nggak lihat kamu. Pasti kamu sibuk terus dengan kuliah dan segala macam. Jadi Mamah pikir sekalian aja jalan-jalan ke sana. Lagipula, Kak Yura juga mau ketemu kamu," jelas Mamah Sarah dengan nada riang.

Aldo tersenyum mendengar itu. "Aku seneng banget, Mah. Tapi... ada yang lain nggak?" tanyanya pelan, sedikit curiga karena biasanya mamahnya punya agenda khusus kalau sampai mau mengunjungi dia.

Mamah Sarah terdengar sedikit ragu sebelum menjawab, "Hmm, iya sih, Nak. Mamah sebenarnya mau ngajak kamu dan Farin makan malam besok. Di restoran dekat kampusmu itu, yang kita sering datengin dulu. Kamu masih ingat, kan?"

Mendengar nama Farin disebut, Aldo merasa jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Dia tahu ini akan sulit. "Iya, Mah. Aku ingat. Tapi... kenapa tiba-tiba, Mah?"

"Ya, Mamah kangen sama Farin, Do. Udah lama nggak ketemu dia. Terakhir kali itu waktu dia datang ke rumah sebelum tahun ajaran baru. Mamah juga tahu dia sibuk sama kuliahnya, tapi Mamah pikir nggak ada salahnya kalau kita makan malam bareng. Sekalian bisa ngobrol-ngobrol, gitu," jawab Mamah Sarah dengan nada berharap.

Aldo terdiam sejenak, berusaha mencari kata-kata yang tepat. Di satu sisi, dia tahu betapa pentingnya Farin bagi keluarganya, terutama bagi mamahnya yang selalu menganggap Farin seperti anak sendiri. Di sisi lain, Aldo masih bergulat dengan perasaannya sendiri, terutama setelah obrolannya dengan teman-teman di kantin tadi.

"Mamah, sebenarnya...," Aldo mulai berbicara, tetapi dia merasa lidahnya kelu. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada mamahnya tentang keraguannya terhadap hubungan dengan Farin?

"Ada apa, Nak? Kamu kedengeran ragu gitu," tanya Mamah Sarah, suaranya penuh perhatian.

Aldo menarik napas panjang sebelum melanjutkan, "Nggak apa-apa, Mah. Cuma... sekarang ini aku lagi banyak pikiran. Tentang Farin juga. Tapi mungkin besok malam bisa jadi momen yang baik untuk ngobrol-ngobrol."

Mamah Sarah, meskipun terkejut dengan jawaban Aldo, tidak ingin memaksa. Dia tahu anaknya sedang dalam masa-masa yang penuh tekanan. "Kamu tahu, Do, Mamah selalu mendukung apa pun yang terbaik buat kamu. Kalau kamu merasa butuh waktu, nggak apa-apa. Tapi Mamah tetap berharap kita bisa makan malam bareng Farin besok. Mamah kangen sama dia, tahu."

Aldo tersenyum tipis, meskipun hatinya masih terasa berat. "Iya, Mah. Aku akan ajak Farin. Besok kita ketemu di restoran itu, ya."

"Terima kasih, Nak. Mamah senang kamu ngerti. Ya udah, nanti Mamah kasih tahu jamnya setelah kita sampai di sana," jawab Mamah Sarah dengan nada yang lebih ringan, merasa lega bahwa Aldo setuju.

"Iya, Mah. Aku siap-siap dulu, ya. Salam buat Kak Yura juga," kata Aldo sebelum mengakhiri percakapan.

Setelah telepon ditutup, Aldo berdiri di sana untuk beberapa saat, merenungkan situasinya. Di satu sisi, dia ingin menyenangkan mamahnya dengan mengajak Farin makan malam bersama. Tapi di sisi lain, perasaan bingung dan bersalahnya terhadap Kaira terus menghantuinya.

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!