Dibawah umur minggir!
Mengandung banyak bawang!
"Ini adalah pertama kalinya, setelah sekian lama kujaga, aku benar-benar sudah memberikannya pada malaikat pelindungku selama ini, seorang most wanted di sekolah. Pria yang diam-diam juga aku kagumi, " ucap seorang gadis yang sedang duduk di atas ranjang sambil berlinang ari mata. Ia menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal yang ada di sana.
Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian bagi kaum Adam itu, hidupnya jauh dari kata tenang, ia kerap mendapatkan pembullyan dari teman-temannya.
Bahkan ia tidak bisa mempertahankan harga dirinya.
Lebih sialnya lagi, ia dipaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai, bahkan usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua darinya.
Mampukah Arneta Anindya Putri melewati semua ujian dalam hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagiaan di akhir cerita nanti? Siapa pria yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir Arneta?
Cover by_pinterest. Edit by_emekama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emekama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29
Wanita itu terlonjak kaget. Apa yang ia sembunyikan rapat-rapat, apakah secepat ini akan terbongkar. Ainun hanya takut jika suaminya banyak pikiran, tensinya akan kambuh lagi. Tentu ia dan Neta memikirkan kesehatan Anang.
"Eh ... eng! Nggak ada kok, Pak. Kok masuk ke dapur, Pak? Bukannya cuci mobil dulu?" tanya Ainun gugup.
"Sabunnya habis. Kan ada di dalam gudang. Kenapa wajahmu terlihat pucat? Kamu sakit?" tanya Anang sambil menyentuh dahi Ainun.
"Mungkin hanya karena belum sarapan, Pak."
Ainun segera mengambilkan sabun cuci mobil yang diperlukan Anang, detik berikutnya ia mendorongnya agar segera keluar dari dapur.
Setelah memastikan Anang sudah benar-benar keluar dari dapur tersebut. Ainun menggedor-gedor pintu kamar Arneta.
"Neta! Bangun, Net!" teriak Ainun.
Gadis itu gelagapan dibuatnya, ia segera berlari ke arah pintu dan membukanya.
Tak bisa dipungkiri, semenjak kedatangan Sevan ke kamarnya tadi malam, Arneta benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang.
"Ibu udah datang?" tanya Neta sambil mengucek matanya.
"Ini udah hampir siang Neta, kenapa kamu belum bangun, gimana coba kalau ketahuan Bapak kamu tidur di kamar pembantu? Dia, kan taunya kamu isteri sah Sevan bukan pembantu," bisik Ainun panjang lebar.
"Maaf, Buk, kalau gitu aku cuci muka dulu."
"Tunggu!"
Ainun meraih tangan Arneta agar gadis itu mengurungkan niatnya.
"Ada apa, Buk?" tanya Arneta bingung.
Ainun menatap lekat leher Neta lekat, kemudian beralih ke kantong mata panda anaknya.
"Arneta jujur sama Ibu, apa yang terjadi denganmu semalam?" tanya Ainun dengan mata berkaca-kaca.
"Semalam ... semalam Arneta hampir di nodai oleh Sevan, Buk," jawab Neta jujur.
Mendengar itu, Ainun menutup mulut tak percaya.
"Tapi dia nggak berhasil karena Arneta segera bangun. Dia malah menantang Arneta, Buk. Katanya kalau Neta bisa kabur dari sini. Dia tidak akan menganggu dan mencari Neta lagi. Buk, apa lebih baik kita pergi ke kota J?" tanya Arneta.
"Itu tidak mungkin, Net. Bagaimana dengan semua utang kita?" Ainun menunduk dalam sambil mengenggam erat tangan Arneta.
"Arneta akan cari cara, Ibu tenang saja. Asal kita bisa melunasi utang kemudian menjelaskan semuanya pada Bapak secara perlahan Neta yakin semuanya akan baik-baik saja, Buk."
"Apa pun rencanamu, Nak. Ibuk setuju, lebih baik kamu segera mencuci muka dan kita selesaikan pekerjaan kita dulu, baru memikirkan langkah selanjutnya," timpal Ainun sambil mengelus lembut bahu Arneta.
Arneta mengangguk, ia segera ke kamar mandi dan membantu Ainun menyelesaikan semua pekerjaan rumah hari ini.
.
Pukul sepuluh pagi, semua penghuni rumah sudah tidak ada. Yang masih tinggal hanyalah keluarga Anang.
Mereka bertiga makan di dapur dengan makanan yang Arneta buat semalam. Tentu Arneta sudah memanaskan makanan itu.
"Kok kamu nggak makan bareng sama keluarga barumu, Net?" tanya Anang disela-sela mengunyah makanannya.
Arneta tersedak, Ibunya langsung memberikan segelas air.
"Nggak apa-apa, kok, Pak. Neta lebih milih makan bersama kita," timpal Ainun.
Anang hanya manggut-manggut sambil menikmati makanannya.
"Em ... Kira-kira sekarang kalau ngontrak di kota J biayanya habis berapa ya, Pak, dalam sebulan?"
"Kalau dulu masih murah, kisaran dua ratus lima puluh ribu. Kalau sekarang mungkin bisa mencapai satu juta, Net. Ada apa? Siapa yang mau ngontrak di Kota J?" tanya Anang beruntun.
Ainun menatap cemas ke arah Neta, ia masih khawatir dengan keadaan suaminya jika tahu situasi yang sebenarnya.
Hai Author....
Aku suka bgt sama ceritanya, romantis.
suka sama karakter Arsen yang setia, penyayang dan Bucin .
ceritanya gak berbelit-belit, penulisannya juga bagus, kata²nya mudah di pahami.
semangat trs dalam menulis Thor
update yang banyak,dan semoga banyak pembacanya, karna Cerita sebagus ini masih sedikit yang baca..
aku suka sama pemeran utamanya, kuat,tangguh dan cerdas