NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:996.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Peduli

Devina terlihat sangat syok setelah bertengkar dengan manager. Bahkan dia hampir dihampar oleh pria gendut itu. Untung saja Marcell datang di waktu yang tepat, jika saja Marcell datang terlambat, pria itu pasti akan menyakitinya.

"Kamu nggak papa?" Marcell mendekati Devina yang terdiam dengan tubuhnya gemetaran.

Devina hanya menggeleng dengan bibirnya mengatub, masih sulit untuk bisa diajak bicara.

"Duduklah." Marcell tau Devina mengalami syok berat, dan dia memintanya untuk duduk di kursi tunggu.

Devina mengangguk dan berjalan perlahan untuk duduk.

"Tolong bawakan air!" Marcell meminta salah satu karyawan yang melihat perdebatan Devina untuk mengambilkan air minum buat Devina.

"Baik Pak."

Salah satu pegawai wanita langsung bergegas menuju dapur untuk mengambilkan air putih.

"Vina? Apa yang sudah terjadi padamu tadi? Kenapa kamu bisa berdebat sama Darmanto?" tanya Marcell.

"Aku terlambat satu menit," jawab Devina lirih. Bibir wanita itu bergetar, air matanya juga mengalir keluar membasahi pipi.

"Terlambat satu menit? Dan dia langsung marah gitu?"

Marcell benar-benar kesal dengan sikap pegawainya yang suka arogan terhadap orang lain. Dia mempercayakan Dharmanto sebagai manager karena menilai Darmanto sangat cekatan saat mengerjakan pekerjaan berat, tapi melihat kelakuannya yang hampir melukai Devina membuatnya tidak bisa menganggapnya remeh, Darmanto harus menerima hukuman.

"Dari kemarin pas aku datang pertama kali ke sini, dia udah marah-marah gitu sama aku. Aku nggak tahu kesalahan aku ada di mana? Kalau memang aku tidak diinginkan bekerja di sini juga nggak masalah, aku bisa keluar dengan cara baik-baik, tapi tolong jangan rendahkan aku. Hanya karena aku orang miskin bisa direndahkan seperti ini. Aku di sini tidak mengemis, aku di sini mengulurkan tanganku buat bekerja. Kalau memang tidak diinginkan juga tidak masalah," jawab Devina dengan mengusap air matanya yang tak berhenti berjatuhan.

"Vina, ini adalah kantorku. Aku yang memutuskan siapa yang harus bekerja di sini dan siapa juga yang harus keluar dari sini. Dia itu hanya manajerku. Aku nggak tahu kalau dia tidak pernah bekerja dengan becus. Aku rasa bukan hanya kamu saja yang dibuat nggak nyaman seperti ini. Mungkin ada karyawan lain yang diperlakukan sama sepertimu."

Marcell benar-benar sangat menyesal karena sudah mempercayakan Darmanto sebagai manajer di kantornya. Bukan tanpa alasan dia menggunakan jasa Darmanto sebagai manajer. Selain Darmanto cekatan, orang tuanya masih ada hubungan keluarga. Orang tua Darmanto membujuknya untuk mengangkat Darmanto menjadi manajer di perusahaan miliknya.

"Kamu itu kalau cari pegawai yang benar. Pegawai yang bisa menghargai orang lain. Jangan cari orang yang cuma dianggap pintar tapi otaknya bodoh. Andai saja kamu tidak datang tepat waktu mungkin dia juga sudah menggamparku. Waktu pertama kali aku bekerja dia menegurku karena aku terlambat di saat itu hujan juga lebat dan aku cari angkot itu susah jadinya aku terlambat dan tadi aku terlambat karena ada sedikit masalah, aku benar-benar minta maaf. Aku belum bisa bekerja dengan baik seperti yang diinginkan oleh pegawai di sini."

"Kalau boleh tahu kamu memiliki masalah apa? Maaf aku terlalu ikut campur urusanmu, tapi kalau kamu memiliki masalah dan tidak bisa memecahkannya sendiri, lebih baik kamu cerita sama aku, siapa tahu aku bisa membantumu."

Devina penggalang dengan mengulas senyuman getir. "Nggak usah, terima kasih. Masalahnya juga udah beres. Aku masih bisa menyelesaikannya sendiri," jawab wanita itu dengan suaranya lemah.

Permasalahan yang dihadapinya kini ada pada anak kembarnya  Azalea tidak mau ditinggal jauh-jauh buat bekerja. Anak kecil itu takut hanya berdua saja di rumah, mereka takut kalau sampai ada penjahat masuk rumah dan membawa mereka, dan itu yang selalu terngiang-ngiang di otak kecil Devina.

"Lain kali kalau kamu butuh sesuatu kamu bilang saja, enggak usah malu-malu. Kamu itu selalu saja menghindariku. Diantarkan pulang nggak mau juga, diminta untuk cerita tentang masalahmu kamu juga menutupinya. Aku sampai bingung harus berbuat apa untuk bisa mengerti perasaanmu. Kamu selalu bilang kalau aku tidak pernah bisa mengerti perasaanmu, dan aku sudah menyakiti hatimu. Terus Apa yang bisa kulakukan untukmu?"

Marcell sangatlah serba salah. Ingin percaya pada Devina tapi melihat foto yang diduga perselingkuhan Devina membuatnya tidak bisa mengontrol emosi, tapi ia masih penasaran dan ingin segera mengetahui kebenarannya, yang bisa membenarkan keaslian foto itu hanyalah fotografer handal dan juga ibunya yang sudah memberikan foto itu padanya."

"Kamu nggak perlu melakukan apa-apa untukku. Kita berteman saja sudah cukup."

"Maksudnya?" Marcell menautkan kedua alisnya dengan menatap dalam-dalam mantan istri yang hampir saja dicelakai oleh pria yang sangat dipercayainya.

"Maksudnya jangan terlihat berlebihan. Di sini kedudukanku sebagai karyawan biasa, itu sudah cukup, jangan seolah-olah kamu pernah memiliki hubungan denganku hingga kamu menganggapku pegawai yang spesial, Aku tidak mau itu."

"Dan satu hal lagi. Kamu harus benar-benar teliti dalam menyurvei pegawaimu. Carilah pegawai yang benar-benar cerdas dan bisa diandalkan bukan hanya dari mulutnya saja tapi tutur katanya juga perlu dipertanyakan banyak orang pintar tapi dia melupakan satu hal yaitu sopan santun jika satu hal itu tidak bisa dipenuhi maka aku jamin perusahaan tidak akan lama berkembang perusahaan bisa jatuh dengan sendirinya karena penguasanya sangat arogan."

Marcell mengangguk. "Iya makasih banyak ya, atas saranmu. Aku bisa merasakan betapa sangat berbeda saat kau ada di sini. Andai saja dari dulu kau ada di sisiku mungkin aku tidak akan selemah ini."

Devina menaikkan ujung bibirnya menyeringai . "Apa kamu bilang? Kamu lemah?" Wanita itu kembali tersenyum meledek. "Lemah dalam hal apa? Kamu itu seorang pemimpin yang berkuasa, dan nggak pantas seorang pemimpin itu berjiwa lemah."

"Kamu bisa membeli semuanya dengan uangmu yang banyak, kamu memiliki segalanya dan kamu berkuasa. Semua orang pasti tersanjung akan dirimu, jadi kalau kamu bilang lemah itu mustahil, tidak akan ada orang yang percaya akan ucapanmu itu."

"Perlu kamu ketahui saja, di sini yang pantas diangkap lemah itu aku. Aku hanya sebatas wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa. Hidupku terlunta-lunta di luar tanpa kepedulian siapapun. Bahkan orang tuaku saja tidak mengetahui seperti apa kehidupanku saat ini. Tapi walaupun begitu Aku tidak menunjukkan kelemahanku pada orang lain. Aku sanggup kok, berdiri sendiri tanpa siapapun. Walaupun aku serba kekurangan, setidaknya aku bisa berdiri sendiri dan berusaha untuk bangkit, nggak harus mengemis-ngemis meminta belas kasihan pada orang-orang seperti dirimu."

Marcell sedih mendengarkan kata-kata yang terucap dari mulut mantan istrinya. Sebegitu jahatkah ia telah menceraikan istrinya tanpa bertanya dulu tentang kebenarannya. Tapi saat itu ia benar-benar sudah sangat emosi dan tidak bisa di tolelir lagi. Mendapatkan aduan yang membuat telinganya panas, ia langsung menggugat cerai sang istri tanpa mempedulikan perasaannya.

1
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
masa g ada kontak batin sm marsel trs emg g mirip ya kenzo sm marsel?
Titin Atik
ya Allah kasian makan pake kecap
Febrianti Febri
iya gue juga muak sama vina belagu males gue jadi baca nya pikirannya negatif mulu
Febrianti Febri
ga respek gue sama davina juga kenzo bikin ga mood baca
Febrianti Febri
bego emg davina kepala batu jadi ga sreg sama davina
Anisa Fitriani
sebenernya Revina/Devina sih namanya agak bingung nih thorr
Evy
Ibu kandungnya Marcel barangkali..
Evy
memukul dada bidang ibunya...gimana itu Thor...
Evy
anak adopsi mungkin..
Yani Mulyani
Lumayan
Nunik Wahyuni
udah beres inih sampe di perjodohan dan pertunangan Erlan dan Lea 😍😅😍
Nunik Wahyuni
ini Baron apa erlan calon Lea ?
Nunik Wahyuni
Azalea dijodohkan ma Erlan oleh opa nya 🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
tenang Lea opa mau bagi bagi warisan 😂😂😂
Nunik Wahyuni
Lea polos baik jujur sesuai kodratnya perempuan lemah lembut 😂😂😂seperti Davina.....Kenzo seperti Marcell gampang emosi tapi tampan 🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
Azalea mumpung mrk beradu jotos mending km cpt pulang drpd nti km celaka klo erlan menang klo kalah km juga akan babak belur ma Baron🙈🙈🙈
Nunik Wahyuni
Kenzo ....Kenzo 🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
iahhh Daddy Marcell slalu benarrr saking bnrnya sampe rmh tangga hancur Krn hasutan org lain 😂😂😂
Nunik Wahyuni
coba mommy tanya baik baik baik dr hati ke hati .....knp Kenzo berantem dia melindungi adiknya jgn hya emosi saja diandalkan.....bicara srh anakmu jujur 😍😍🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!