Vior terlahir mempunyai kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, namun Vior menyembunyikan kelebihannya itu karena takut dianggap gila.
Bagaimana jadinya jika Vior dihadapkan dengan para arwah penasaran yang meminta tolong kepadanya? dan Vior harus mengungkap misteri kematian tak wajar para arwah penasaran itu.
Akankah Vior sanggup menolong para arwah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Kunjungan Industri
Dion dan Vior sampai di tempat tinggal Bombom, terlihat semua warga sedang menyeret jasad Bombom dan kedua orang tuanya. "Tunggu!" teriak Pak Dion.
Dion dan Vior segera menghampiri para warga, Vior sampai memalingkan wajahnya melihat kondisi jasad ketiganya yang mengenaskan. "Kalian siapa?" tanya Pak RW.
"Kalian itu manusia apa bukan? mereka sudah meninggal, kenapa kalian menyeret jasad mereka seperti itu? tidak adakah rasa kemanusian di kampung ini!" bentak Pak Dion.
"Mereka itu pantas seperti ini, karena mereka sudah melakukan pesugihan dan mencuri uang kami semua," sahut Pak RW dengan geramnya.
"Terus, apa perlu kalian menghukum mereka seperti ini? menghakimi mereka seperti ini? di mana letak hati kalian," geram Pak Dion.
Daris menghampiri Dion dan mendorong tubuh Dion. "Kamu siapa? apa kamu keluarga mereka juga?" ucap Daris dengan wajah menantang.
"Saya dosen Bombom, dan saya tidak terima Mahasiswa saya diperlakukan seperti ini. Mereka memang sudah melakukan kesalahan, tapi tidak bisakah kalian lapor polisi saja? jangan menghukum mereka dengan kejam seperti ini. Apalagi sekarang kalian berencana untuk melenyapkan jasad mereka untuk menghilangkan jejak, kalian memang kejam!" bentak Pak Dion emosi.
"Ini sebanding dengan perbuatan mereka. Kalian tidak akan pernah merasakan bagaimana susahnya mencari uang, tapi pada saat kami sudah mempunyai uang, mereka dengan enaknya mengambil uang kami. Jadi, kalian jangan menghalangi kami," ucap Darman.
Semuanya hendak menyeret jasad ketiganya tapi kali ini Vior yang menghalangi mereka. "Biarkan ketiga jasad ini kita yang urus, mereka bukan tikus yang mati, lalu kalian buang bangkainya, mereka manusia tidak selayaknya kalian perlakukan seperti ini," geram Vior.
"Tidak bisa, kami mau bakar mereka karena mereka melakukan pesugihan kalau tidak dibakar, takutnya mereka akan meninggalkan jejak ilmu hitam itu dan kembali meresahkan kampung ini," sahut Pak RW.
"Baik, kalau begitu saya akan lapor polisi dan melaporkan kalian semua," ancam Vior.
Semua warga tampak ketakutan, apalagi yang mempunyai anak yang masih kecil. "Bagaimana ini Pak RW? saya tidak mau di penjara karena saya masih punya anak kecil," ucap salah satu warga.
"Iya Pak, saya juga punya ibu yang sedang sakit, kalau saya di penjara siapa yang akan mengurus ibu saya," sambung warga yang lainnya.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Pak RW pun menyerahkan ketiga jasad itu kepada Vior dan Dion namun dengan syarat, jika mereka tidak mau ketiga jasad itu dikubur di kampung mereka. Vior dan Dion menyetujuinya, Dion pun menghubungi ambulance dan membawa ketiga jasad itu untuk di mandikan dan di makamkan. Karena waktu itu sudah menunjukan pukul 01.00 subuh, maka Dion menitipkan ketiga jasad di rumah sakit dan akan dimakamkan jika sudah pagi.
Menjelang pagi, Dion sudah membayar orang untuk membuatkan tiga makam untuk Bombom dan kedua orang tuanya. Teman-teman Bombom di kampus ikut mengantarkan Bombom ke tempat peristirahatan terakhirnya.
"Kasihan Bombom," ucap Caramel sesenggukan.
"Sudah tidak apa-apa, kita do'akan saja semoga amal perbuatan Bombom di terima oleh Allah," sahut Vior dengan memeluk sahabatnya itu.
"Ayo, semuanya kita do'akan Bombom dan kedua orang tuanya," seru Pak Dion.
Semuanya duduk berjongkok dan mengirimkan doa untuk ketiganya. Tiba-tiba angin menghembus membelai rambut Vior membuat Vior seketika mengangkat kepalanya. Terlihat Bombom berdiri tidak jauh dari mereka dengan wajah yang terlihat berseri-seri.
"Terima kasih Vior, Pak Dion, kalian sudah menolong kami. Aku minta maaf, jika selama menjadi teman kamu sudah melakukan kesalahan," ucap Bombom.
Vior tersenyum sembari menganggukkan kepalanya, begitu pun dengan Dion. Perlahan, sosok Bombom pun berubah menjadi asap dan menghilang tertiup oleh angin. Setelah selesai pemakaman, semuanya pulang ke rumah masing-masing.
***
1 minggu kemudian....
Hari ini adalah waktu di mana kunjungan industri bagi Vior dan yang lainnya. Dion menemeni Mahasiswanya dibantu oleh Deril dan yang lainnya. Mereka akan melakukan kunjungan industri ke sebuah pabrik furniture terbesar di kota itu.
"Kita akan melakukan kunjungan industri ke sebuah pabrik furniture terbesar di kota ini, mereka mempunyai cabang toko ada di mana-mana dan semua tokonya itu ada di Mall terkenal, bahkan furniture dari pabrik ini terkenal kualitasnya sangat bagus dan baik jadi kita akan ke sana untuk melihat bagaimana cara pembuatannya, awal berdirinya seperti apa, cara memasarkannya bagaimana, dan yang lainnya. Kalian harus mencatat semuanya karena itu merupakan ilmu yang nantinya akan berguna untuk kalian dikemudian hari," jelas Pak Dion.
"Baik, Pak."
Semuanya pun berangkat menggunakan bus ke pabrik furniture itu. Dion menghampiri kursi Vior dan berjongkok di samping Vior.
"Kalau nanti di sana kamu melihat setan, abaikan saja jangan sampai mereka mengganggu konsentrasi kamu," bisik Pak Dion.
"Iya, Pak," sahut Vior.
Ternyata, pada saat Deril memberikan proposal mengenai pabrik itu, Dion langsung menyelidikinya. Ternyata pabrik itu sudah terkenal angker walaupun penampilan pabrik itu sangat modern tapi ternyata banyak sisi gelap mengenai pabrik itu. Justru pemilik pabrik membuat design pabrik modern dan fresh untuk menutupi berita yang memang sudah terlanjur beredar di masyarakat.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di depan pabrik. "Wuidih, gede banget pabriknya, mana bagus banget lagi," ucap Caramel kagum.
Dion menghampiri pemilik pabrik yang dari tadi sudah menunggu. "Selamat siang Pak Dion," sapa Pak Haris.
"Selamat siang juga, Pak. Maaf, hari ini saya dan mahasiswa saya akan melakukan kunjungan industri dan mungkin satu minggu ke depan, para mahasiswa saya akan membantu pekerjaan karyawan di sini untuk pengalaman mereka kerja," ucap Pak Dion.
"Silakan Pak, dengan senang hati. Mudah-mudahan adek-adek semua betah selama berada di sini, hanya satu yang mau saya sampaikan. Saya mohon, kalian mengikuti peraturan yang saya buat di sini dan tolong juga jangan sampai kalian melanggar apa pun yang sudah saya larang di sini karena saya tidak mau sampai terjadi kenapa-napa kepada kalian," jelas Pak Haris.
"Baik, Pak," sahut semuanya serempak.
Haris pun mulai membawa semuanya masuk ke dalam pabrik miliknya. Semua orang tampan kagum dengan pabrik yang begitu sangat besar dan luas bahkan para karyawannya terlihat sangat sibuk dan cekatan.
"Astaga, hawanya mulai panas," batin Vior.
Dari awal masuk ke dalam pabrik, telinga Vior terasa sangat pengang. Suara tangisan, teriakan, dan rintihan minta tolong terdengar secara bersamaan membuat Vior merasa tidak nyaman dan Dion sadar itu.
"Fokus Vior, abaikan suara itu," bisik Pak Dion.
"Tapi itu sangat mengganggu, Pak," sahut Vior dengan berbisik pula.
Dion mengusap wajah Vior, dia ingin menetralkan dan menghilangkan suara-suara yang mengganggu Vior. "Itu hanya sementara, nanti akan terdengar lagi, banyak istighfar saja," ucap Pak Dion.
Vior menganggukkan kepalanya, dia pun kembali melanjutkan explore pabrik itu dan berusaha mengabaikan berbagai gangguannya yang datang.
pas nih 4 pasangan...
yg Deril ttp sama Vior donk...
waaah dosen ghaib, dulu waktu kuliah aku pernah ngasih julukan sama dosen yg waktu di cari susah pas ngga di cari dia ada, dan jarang banget ketemu...
aku kira dia dosen ghaib eeh ternyata dia beneran dosen terbang alias dosen yang di ambil dari univ lain 🤣🤣
dosen nya pun juga orang nya dingin jarang bisa interaksi sama dia mkanya kami bilng dosen ghaib 🤣🤣🤣🤭