Pelukan Untuk Argezia

"Zia,kamu udah daftar kuliah di universitas mana?":Tanya jihan,dengan menata pesanan.

"Zia udah daftar di universitas NUSA HARAPAN (Ini nama nya ngasal)":Balas zia.

"Wah bagus tuh,kakak sama yang lain juga disana":Timpal Gea.

"Alhamdulillah kalau gitu ka,setidaknya zia gak sendiri":Balas zia,ia senang mendengar itu.

Setelah itu tak ada lagi obrolan diantara mereka,dan lebih memilih fokus bekerja,karena takut membuat pelanggan tak nyaman dan kelamaan menunggu.

Dan tak terasa juga zia sudah bekerja seminggu di sana,ia bahkan tak percaya jika dirinya bisa beradaptasi dengan pekerjaanya sekarang dan lebih enjoy untuk di bawah.

"Zia itu pesanan nomor 21 kamu anterin ini yah,sisanya biar kakak yang bawah":Pintah seorang cowok berusia 22 tahun,bernama Dimas.

"Ehh,iya ka dimas,biar zia yang bawah":Dimas pun memberikan pesanan itu kezia,saat berjalan menuju meja 21,langkahnya mulai memelan saat melihat siapa yang ada di meja nomor 21.

Zia meremat pelan napan berisi pesanan itu,tidak ia harus tenang,gak boleh takut,walau perasaanya begitu sesak,dengan langkah pasti zia pun membawa pesanan itu.

"Maaf mengganggu,ini pesanannya":Ucap zia,membuat kedua sejoli yang tadi nya ngobrol terhenti dan melihat ke arahnya.

Sontak hal itu membuat mereka terkejut,saat melihat zia yang berada di Cafe ini,dan memakai baju khusus witers.

"Wahhh,ternyata mantan gue,gak nyangka lo kerja beginian":Ucapnya, cowok itu siapa lagi kalau bukan si arga bangke,Dan ceweknya si cika nenek lampir.

"Zia,aku pikir setelah lulus,kamu bakalan lanjut kuliah,ternyata malah jadi karyawan yang rendahan":Cibir cika,membuat emosi zia mulai meluap tapi ia berusaha menahannnya.

"Maaf,saya masih banyak kerjaan,silahkan nikmati pesanannya":Ucap zia,tanpa mau berlama-lama mengurusi kedua ornag tak berguna di hadapannya ini.

Sebenarnya walaupun zia sudah merubah penampilan nya tapi tetap saja pasti ia akan ketahuan,kalau itu dirinya,karena buktinya dari wajah keduanya yang sempat terkejut melihat dirinya.Apalagi arga yang menatap dirinya inten,dan zia ingin sekali mencolok kedua mata itu.

"Ehh,bentar-bentar,lo ngubah penampilan lo ini biar apa hmm,mau caper sama cowok gue,kasihan banget sih lo,yang udah di campakin":cibir cika.

Zia mengehela nafas kasar,ia memajamkan matanya mencoba untuk tenang,dan tak lama ia membuka matanya dan menatap cika tajam.

"Dengar baik-baik,kehidupan gue bukan urusan lo,gue mau ngapain juga bukan urusan lo,mau gue kerja sekali pun lo gak ada hak untuk ikut campur,dan banyak bacot":Ucap zia tegas,membuat cika tertegun dan terdiam,begitupun arga.

"Gue mau kuliah,mau kerja,mau ubah penampilan gue pun itu bukan urusan lo,dan gak ada sangkut pautnya sama cowok lo.Ingat ini baik-baik,dia bisa permainin gue,tapi bukan berarti dia gak bisa mutusin lo dan gak nyakitin lo,jangan terlalu percaya dengan omongan buaya,jatuhnya nanti lo akan sakit sendiri dan mungkin depresi":Ucap zia savge.

"Dan lo tau,gue sangat berterima kasih sama lo,karena gue bisa lepas dari para manusia menjijikan seperti kalian":Setelah mengatakan itu zia pun pergi.