NovelToon NovelToon
PESUGIHAN BAPAK

PESUGIHAN BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu / Tumbal
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Vie Junaeni

Ratu tinggal di panti asuhan sejak kecil. Ia tak pernah menyangka kalau akan menjadi pewaris harta berlimpah milik Hadinata Praditha dari Desa Gandasturi. Akan tetapi, gadis itu malah disambut cibiran dan dikucilkan oleh para warga desa yang curiga kalau kedatangannya akan menambah musibah. Apalagi di desa tersebut tengah dilanda teror makhluk kerdil yang dianggap “peliharaan” pesugihan bapaknya.

Kedatangan Adam yang tengah melakukan kegiatan KKN di desa, membuat secercah kebahagiaan bagi Ratu. Adam yang juga menyukai Ratu, berusaha membela gadis itu. Namun, kejadian mengerikan yang menyisakan sebuah misteri muncul silih berganti menghantui.

Ratu dan Adam mulai curiga bahwa ada rahasia besar di balik pesugihan keluarga Praditha. Apalagi ketika nyawa mereka malah terancam menjadi sasaran makhluk kerdil dan juga seseorang yang misterius.

Mampukah Ratu dan Adam bertahan hidup untuk menghentikan teror makhluk kerdil di Gandasturi?


Note : Buat yang plagiat, ATM, auto kutilan sebadan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 - Benarkah Ada Korban Tumbal?

...Bab 13 - Benarkah Ada Korban Tumbal?...

...***************...

“Ta-tante, maaf tadi aku pikir….”

Mendadak Ratu merasa sekelilingnya berputar. Kepalanya sangat pusing. Gadis itu kemudian jatuh tak sadarkan diri di hadapan Mira.

Setelah meminta tukang kebun mengangkat tubuh Ratu ke kamarnya, Mira meminta Siti untuk membuatkan teh manis.

“Ingat ya, Ti, saya nggak mau tau pokoknya jangan sampai anak ini pergi ke ruangan tadi! Awas, ya! Sekarang dia ada di bawah pengawasan kamu! Kalau sampai kejadian ini terulang, kamu harus siap menanggung akibatnya!” suara bentakan Mira terhadap Siti menggema di depan kamar Ratu.

Siti tampak menahan tangis dan mengangguk. Di sampingnya ada Mbok Mar yang berusaha menangkan dengan mengusap lengan kanan atas milik putrinya itu berkali-kali.

“Maafkan anak saya, Nyonya, maafkan saya juga,” lirih Mbok Mar.

“Sudahlah, Bu. Dia juga pasti belum siap menerima konsekuensinya nanti,” ucap Sari yang meraih pergelangan tangan ibunya dan hendak membawanya pergi.

Mira masih menatap tajam pada Siti meskipun tubuhnya sudah tertarik pergi oleh Sari menuruni anak tangga. 

“Sudah, Nduk. Sekarang kamu jaga Non Ratu. Udah lihat kan gimana marahnya Nyonya Besar?” Mbok Mar mengusap air mata yang terlanjur menetes itu.

“Iya, Mbok. Mulai sekarang aku nggak boleh ninggalin Non Ratu sendirian, kalau perlu aku tidur di depan kamarnya,” ucap Siti.

“Ya, nggak gitu juga. Selama dia ada di dalam rumah, kita semua bisa jaga. Kalau dia keluar rumah, baru kamu yang mendampinginya,” tutur wanita renta berkonde itu.

“Iya, Mbok.” 

Mbok Mar lantas meninggalkan putrinya di depan kamar Ratu. Perlahan kemudian, Siti mendorong daun pintu jati itu untuk terbuka. Rupanya, Ratu sudah dalam posisi duduk di atas ranjang seraya menyeruput teh manis hangat.

“Tante Mira marah-marah sama kamu, ya?” tanya Ratu.

Ia sudah terjaga dan mendengar semua ocehan Mira sebelumnya. Siti menjawab dengan anggukan.

“Sekarang saya mohon ya, Non, tolong bantu saya! Kalau mau ke mana-mana, bilang dulu sama saya. Nanti saya temenin. Terus jangan sampai ke ruang bawah tanah itu lagi. Kalau nggak kuat ya Non bisa pingsan kayak tadi,” pinta Siti seraya duduk berlutut di hadapan Ratu.

“Kamu ngapain kayak gitu, sih? Sini duduk samping aku,” pinta Ratu.

“Nggak, Non, begini aja.”

“Ya udah kalau gitu aku ikut duduk begitu.” Ratu turun dari ranjangnya dan duduk di lantai bersama Siti setelah meletakkan secangkir teh manis di atas meja kecil tak jauh dari ranjangnya.

“Coba kamu cerita, memangnya ruang bawah tanah itu tempat apa?” tanya Ratu.

“Saya juga nggak tau, Non. Yang biasa pakai ruangan itu ya Tuan Hadi sama Nyonya Mira. Non Sari aja nggak bisa ke tempat itu karena nggak kuat kayak Non Ratu tadi,” jawab Siti.

“Ya, kalau gitu bapakku ngapain ke tempat itu sama Tante Mira? Apa tempat itu tempat pemujaan buat pesugihan gitu misal?” celetuk Ratu.

“Hush, Non! Ndak boleh ngomong sembarangan! Ya, anggap saja tempat itu memang tempat sakral buat ibadah orang tua Non dan keluarganya,” kata Siti.

“Ummm, aku nggak yakin juga sih. Aku malah jadi penasaran dan bisa aja emang ada yang disembunyikan sama Tante Mira perihal bapak. Mana tadi aku ketemu bapakku di sana,” ungkap Ratu.

“Hah? Jangan ngomong sembarangan, Non! Mungkin saja Non sedang berhalusinasi.” Siti mendekat tak percaya.

“Nggak, Ti. Aku beneran ketemu bapakku. Dia bilang mau titip sesuatu, tapi belum selesai ngomong langsung banyak asap terus aku ketemu Tante Mira. Tapi habis itu aku pusing banget terus pingsan kayaknya,” ucap Ratu.

“Nyonya bilang kalau Non mungkin saja berhalusinasi karena nggak kuat berlama-lama di tempat itu,” kata Siti.

“Hmmmm, aku tetap nggak percaya.” Ratu melirik Siti yang tengah fokus pada layar ponsel android jadul miliknya itu.

“Kenapa, Ti?” tanya Ratu.

“Temanku ngajak lihat pasar malam di desa sebelah. Tapi, aku nggak bisa. Aku harus jagain Non Ratu,” jawabnya.

“Emangnya aku anak kecil dijagain! Gimana kalau aku ikut? Aku mau beli hadiah buat anak-anak panti di sana,” pinta Ratu.

“Duh, aku coba tanya ke mbok biar ditanyakan ke Nyonya Mira, ya?” 

“Ide bagus. Buruan, gih! Lagian aku juga suntuk di rumah terus kayak gini. Macam burung dalam sangkar aja aku tuh lama-lama,” ucap Ratu.

...***...

Akhirnya, Mira mengizinkan Ratu pergi bersama Siti ke pasar malam di desa tetangga. Asal Karyo yang mengantar mereka dan menemani mereka. Ratu bahkan menawarkan Sari untuk ikut serta. Tadinya gadis itu gengsi, tetapi karena harta warisan kini berada di tangan Ratu, ia harus berpura-pura dekat dan menyukai Ratu. Toh, malam ini ia akan meminta dibelikan apa pun pada Ratu.

“Sudah siap semuanya?” tanya Karyo.

“Sudah, Mas,” sahut Siti yang duduk di kursi depan mendampingi Karyo.

Sementara Ratu dan Sari duduk di kursi kedua. 

“Tu, nanti kamu bayarin belanjaan aku juga, ya?” pinta Sari.

“Iya.” Ratu mengangguk.

Siti sempat melirik sini dari kaca spion. Dia yakin kalau Sari tak pernah tulus menganggap Ratu sebagai saudaranya.

Mobil yang dikemudikan Karyo melaju membawa tiga gadis itu menuju ke pasar malam. Di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah rumah diberi bendera kuning. Ada beberapa warga yang berkerumun mengunjungi rumah warga tersebut.

“Sebentar saya turun dulu. Saya mau tanya siapa yang meninggal,” pinta Karyo.

“Jangan lama-lama, Mas! Serem tau!” seru Sari.

Siti membuka jendela mobil. Ia memanggil salah satu warga yang terdekat dengannya.

“Mas Ilham, siapa yang meninggal di rumah Yuk Tini?” tanya Siti.

“Anaknya yang bungsu, Ti, Si Yanto. Pada tadi baru aja dikunjungi sama petugas puskesmas, eh malah meninggal,” sahut pria bernama Ilham itu.

Ia melirik ke arah Ratu, tubuhnya bergidik dan mendadak bergegas pergi dari hadapan Siti yang sebenarnya masih ingin bertanya.

“Lah, aku belum selesai ngomong udah pergi,” gumam Siti.

“Dia takut lah sama anak ini!” Sari melirik ke arah Ratu.

“Kenapa takut sama aku?” Ratu yang merasa langsung angkat bicara.

“Bukan begitu maksudnya. Mungkin aja dia takut sama kamu karena kamu anaknya bapak.” Sari mencoba menenangkan Ratu.

“Tapi, Non, wabah penyakit ini sudah ada sebelum Non Ratu datang. Kenapa jadi dia yang dibawa-bawa?” Siti mulai kesal pada Sari.

“Apa kamu nggak sadar, Ti, wabah penyakit ini kan datang pas bapak sakit. Waktu bapak sehat, nggak ada kan korban? Soalnya bapak bawa tumbal lain dari luar desa,” ungkap Sari.

Ratu terperanjat tak percaya mendengar pernyataan yang baru saja Sari lontarkan.

...***********...

...To be continued ...

1
Zuhril Witanto
lanjut....
Zuhril Witanto
lanjut lah ....
Zuhril Witanto
kok gak pernah up thor
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
up dong kak ...
Ainun Asya Rzky
/Cry//Cry/ kak ve.... kngeeeeen
.. novel2 horor kak ve... emang terbaik.... 👍👍
Zuhril Witanto
semangat up kak....
Zuhril Witanto
lanjut thor
Hati Yang Terkilan
si Ratu yg ngalami mimpi buruk...kok aku yg tegang gini../Facepalm//Facepalm/...

Salam Asli Sabahan.Malaysia😘😘
Hati Yang Terkilan
mohon maaf Thor...aku mo nanya gimana tu nasi kucing...kurang ngarti aku Thor...

Salam Asli Sabahan.Malaysia.😘😘😘😘
𝓿𝓪𝓷𝓲𝓪
semangat up nya kak vie
Bunda silvia
Bagus cuman nunggu up lama
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
Karyo mencurigakan...
Mama Jasmine
ishhhh si karyo ganggu aja
rodiah
hadeuuuh mas karyo juga misterius itu...
Haryati
wih mas Karyo selalu muncul....curiga nih curuga
Mama Jasmine
mengerikan 😖😖😖
Haryati
haduh Adam hayoook cepat bertindak sebelum banyak korban lagi
Zuhril Witanto
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!