NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 | Pergi Bersama Zaidan

Naura saat ini masih belum bisa menjawab ajakan Zaidan, susah jika main kucing-kucingan dengan Satya. Takut kalau Satya tahu dan akan mengamuk nantinya. Bisa-bisa Zaidan bernasib sama dengan mantan pacarnya dulu. Naura terkejut saat dia berpapasan dengan Satya. Dia baru saja pulang sekolah dan Satya sudah rapi menggunakan baju perginya.

"Tumben banget lo udah pulang duluan. Lo mau kemana?" tanya Naura.

"Gue ada acara, mungkin gue pulangnya malam minggu."

"Hah? lama banget, ini masih hari Rabu lho. Lo mau kemana selama itu?" Naura tidak terima jika di tinggal terlalu lama dengan Satya. Rumahnya sepi karena Mamanya ada acara di luar kota.

"Ada acara sekolah, kayak perkemahan gitu. Acaranya dimulai besok, tapi gue juga harus mempersiapkan banyak. Gue ikut jadi panitianya," jelas Satya.

Naura memanyunkan bibirnya. "Yah, kenapa lama banget sih. Gue kan jadi sendirian dirumah, mana sepi banget lagi."

"Ada chiko. Udah ya, gue buru-buru ini. Lo jaga diri baik-baik ya, Nau." Satya memincingkan matanya, menatap sinis ke arah Naura.

"Iya iya, yaudah hati-hati!"

Naura tersenyum tipis, berarti dia mempunyai kesempatan untuk pergi bersama Zaidan. Naura menjatuhkan dirinya ke sofa, mencoba untuk merenungi sekali lagi keputusannya. Kira-kira kemana Zaidan akan membawanya pergi, katanya sih tempat anak-anak muda nongkrong. Zaidan ingin menunjukkan sisi kehidupan yang belum Naura ketahui.

"Kapan lagi coba gue bisa jalan sama cowok lain. Pasti nanti kalau Arga udah masuk lagi, hidup gue pasti bakal terkekang lagi. Oke Naura, lo harus manfaatin kesempatan ini."

Setelah meyakinkan dirinya, Naura memberikan kabar kepada Zaidan kalau dia hari ini bisa pergi. Sejak kemarin mereka juga sering bertukar pesan singkat. Sudah seperti pasangan muda yang baru saja jadian.

"Jam setengah delapan malam." Naura membaca pesan balasan dari Zaidan. "Apa gak kelamaan ya?"

Naura terlihat sangat antusias, stylenya masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Tidak ada bagian tubuhnya yang terbuka. Begitulah kebanyakan baju yang Naura punyai. Dia melangkah cepat menuruni anak tangga, Zaidan sudah menunggunya di luar. Naura tidak mengizinkan Zaidan untuk masuk ke dalam rumahnya, takut jika aka terekam CCTV rumahnya.

"Ini Non Naura yakin pergi jam segini?" tanya Jaka resah, terlebih lagi Satya sedang tidak ada dirumah.

"Iya Mas... Lagian ini juga bukan pertama kalinya saya keluar malam. Sebelumnya kan juga pernah," jawab Naura.

"Iya juga sih Non. Tapi tetap aja Mas khawatir. Nanti kalau ada apa-apa Non Naura telpon Mas Jaka ya. Atau langsung hubungi Den Satya," ucap Jaka.

"Iya, saya juga gak akan lama kok. Sebelum jam sepuluh malam saya udah pulang."

Jaka hanya bisa mengangguk, kali ini dia ikut mengantarkan Naura ke luar pagar. Naura berdecak kesal, karena Jaka terlalu lebay. Padahal dirinya hanya pergi sebentar. Lagi-lagi Naura dibuat syok dengan Zaidan, dia datang menggunakan mobil mewahnya.

"Ayo Nau, masuk." Ucap Zaidan sambil membuka pintu mobil untuk Naura. Naura hanya mengangguk pelan, masih bingung kenapa mereka pergi harus menggunakan mobil. Kemana Zaidan akan membawa dirinya pergi nanti.

*

*

*

Sudah dua hari perasaan Arga gundah. Si pemilik hati juga tidak tahu kenapa, sampai sekarang dirinya belum menemukan jawabannya. Arga mengambil jaket yang terletak di atas sofa. Sepertinya dia saat ini butuh hiburan. Minum atau hanya sekedar menikmati pertunjukan musik di salah satu club malam.

"Kayaknya Laras ada disana deh," ucap Arga lirih. Laras adalah perempuan yang selalu menemani Arga minum. Sebelum dia pergi, tidak lupa Arga akan memberitahu kedatangannya kepada Laras. Meminta perempuan itu untuk mempersiapkan diri. Ya, seperti menyiapkan minum yang biasa Arga pesan dan menyambut dirinya di depan pintu masuk.

"Arghh.... Sialan, tuh cewek masuk dan ganggu pikiran gue mulu." Arga menggeram kesal, dia terus saja teringat tentang Naura. Sebagai pria yang selalu menepati setiap ucapannya, dia merasa tersiksa telah berjanji untuk tidak menganggu Naura selama satu minggu.

Motor yang Arga kendarai melaju dengan cepat. Jalannya yang ramai,padat,dan lancar. Arga tidak perlu terjebak macet, tidak butuh waktu lama bagi Arga untuk tiba di lokasi. Parkiran mulai penuh, Arga sengaja tidak mengajak sahabat-sahabatnya. Tanpa di ajak pun mereka pasti sudah berada di sana, terkecuali Aldo. Biasanya malam hari Aldo lebih sering berada di cafe miliknya.

"Lo ngapain ngajak gue ke tempat ini?"

"Ya, gue kan udah bilang kalau gue bakalan ngajak lo ke suatu tempat yang hits."

"Enggak! Gue gak mau masuk!"

Suara itu terdengar tidak jauh dari tempat Arga berdiri saat ini. Arga memilih untuk diam saja di tempat dan menyimak, dua suara yang tidak asing baginya.

"Gue emang banyak gak tah hal, tapi gue tahu tempat ini apa. Lo jangan aneh-aneh deh, Dan. Katanya cuman ngajak gue jalan doang." Suara itu makin terdengar keras.

"Lo harus ikut sama gue dulu, Naura. Lo jangan asal nilai tanpa tahu ada apa di dalam. Lagian cuma cafe yang kayak biasanya. Pemikiran lo sempit banget sih. Ayolah, Naura kapan lagi lo nemanin gue."

"Gue gak mau! Gue mau pulang aja." Naura tetap menolak ajakan Zaidan, perasannya tidak enak ketika melihat gadis yang berpakaian seksi keluar masuk. Tidak hanya itu juga banyak sekali laki-laki yang mata keranjang.

"Please, lo percaya ya sama gue, Naura."

Arga mengernyit, berulang kali dia mendengar cowok itu menyebut dengan kata Nau. Apa mungkin suara gadis itu adalah Naura. Arga melangkah pelan, untuk mencari sumber suara itu. Matanya mendelik tajam ketika melihat cewek dan cowok yang sedang berdebat.

"Bangst!" Arga menggeram kesal.

"Jadi cewek bego banget sih, mau aja dibawa sama cowok ke tempat beginian," sungut Arga.

Darah Arga seketika mendidih, Naura tidak menepati janjinya untuk menjauhi Zaidan. Padahal itu juga demi kebaikan dan keselamatannya. Arga sengaja untuk tidak menghampiri Zaidan dan Naura, dia akan memantau mereka berdua dari kejauhan. Agar Naura tahu rasanya betapa bahanya Zaidan itu.

Arga berpura-pura tidak melihat keberadaan Zaidan dan Naura. Cewek itu terlihat risih berada di sana, dentuman musik seakan memecahkan gendang telinga dan lampu kerlap-kerlip yang menyilaukan mata. Arga mengambil posisi yang sekiranya tidak diketahui dengan Zaidan.

"Tumben kamu kesini sendirian, sayang." Laras duduk di paha Arga, dia senang ketika mendapat pesan dari Arga. Konsumen yang selalu menguntungkannya, karena dia dibayar mahal dengan Arga hanya untuk menemani Arga minum.

Arga tersenyum kaku, matanya tak lepas memandangi Zaidan. Sesekali dia menggeram kesal, kenapa Naura mendadak menjadi cewek yang kalem yang mau saja dibawa masuk kedalam tempat seperti ini. Kemana perginya sosok Naura yang dikit-dikit marah, bahkan tidak segan-segan untuk memukul musuhnya.

"Zaidan, dia sedang bersama gadis yang lugu. Sepertinya dia tidak pernah berkunjung ke sini," ucap Laras, memandangi objek yang sama dengan Arga.

Salah satu sudut bibir Arga terangkat. Laras tahu siapa orang yang sudah terbiasa berada berada di lingkungannya bekerja dengan orang baru yang pertama kali menginjakkan kakinya di sana. Selain itu Arga juga bingung, kemana perginya Andre dan Rafi. Tumben sekali mereka berdua tidak ada sana.

"Ayo sayang minum," ucap Laras sambil menuangkan minuman beralkohol ke dalam gelas milik Arga. Tanpa basa-basi Arga meneguk minuman itu. Tidak berniat untuk mabuk, bisa gawat kalau dia mabuk sedangkan Naura terjebak dalam permainan Zaidan.

"No, thanks!" Arga menolak untuk meminum lagi, dia meminta Laras untuk beranjak dari pahanya. Bibir Laras mengerucut, perhatian Arga tidak lepas memandangi Naura. Cowok itu sangat cemas sekaligus kesal dengan kelakuan Naura.

Setelah membujuk Naura dengan berbagai cara, Zaidan berhasil membawa Naura masuk. Wajah Naura terlihat menegang, matanya melotot tajam saat laki-laki lain memandangnya. Terjadi pergolakan batin di diri Naura. Dia takut akan terjadi sesuatu kepadanya, tetapi dia juga penasaran ada apa di dalam night club. Pengalaman pertama dan cukup untuknya, ini yang pertama dan terakhir kalinya.

"Bukannya masuk sini itu harus umur 17 tahun dulu ya, kenapa kita bisa masuk kesini gitu aja?" tanya Naura keheranan. Naura yakin kalau umurnya dengan Zaidan sama, masih 16 tahun.

Zaidan tersenyum tipis, bukanlah hal yang sulit baginya. "Ada uang, jadi lo aman."

Tanpa dijelaskan pun Naura sudah mengerti maksud Zaidan. Mata Naura bergerak cepat untuk meneliti satu persatu manusia yang berada di sana. Sepengelihatannya tidak ada satu pun yang dia kenali. Kebanyakan orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas. Bukanlah tempat nongkrong anak SMA yang Zaidan maksud sebelumnya.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!