NovelToon NovelToon
Wanita Malam Milik Tuan Damian

Wanita Malam Milik Tuan Damian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:30.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dayu_SA

"Menikahlah denganku," Dina nyaris menyemburkan jus yang baru saja ia minum demi mendengar kata-kata Damian.

Ardina Maharani, seorang waitress club malam, karena desakan ekonomi terpaksa menyetujui perjanjian pernikahan dengan Damian Adinata, seorang CEO muda yang membutuhkan keturunan. Sesuatu yang tak bisa istri pertama pria itu berikan.

Mampukah Dina bertahan untuk selalu menjadi yang kedua? Atau justru ia akan menggeser posisi istri pertama dan menjadi satu-satunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu_SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB [06]

Damian melangkah memasuki lobi kantor hari itu lebih pagi dari biasanya. Ketika pagi tadi melihat Renata yang tengah menunggu di meja makan, seketika membuat pria itu kehilangan nafsu makannya. Bahkan aneka menu sarapan favoritnya tak mampu menggugah keinginan pria itu untuk sekedar mencicipinya.

"Selamat pagi pak," ujar Rendi, asisten sekaligus sekertaris utamanya.

"Jadwal kita hari ini...," mereka kemudian berjalan beriringan dengan Rendy yang secara aktif membacakan jadwal atasannya dari pagi hingga malam nanti.

Namun sesaat kemudian langkah Damian terhenti, pria itu terlihat mengerutkan kening. Membuat Rendi segera menghentikan langkah dan ucapannya. Berpikir kalau-kalau ada yang salah dari susunan jadwal yang baru saja ia bacakan.

"Pak?" Rendi menatap atasannya dengan bingung.

"Kamu naik duluan saja, ada suatu hal mendesak yang harus kuselesaikan." Tanpa menunggu jawaban, Damian langsung berjalan dengan langkah lebar ke arah toilet lantai satu.

Rendi menggaruk pelipisnya yang sama sekali tak gatal. Hal mendesak macam apa? Namun akhirnya ia paham ketika melihat sosok Damian yang menghilang di balik pintu toilet. Seketika ia paham dengan situasi yang tengah menimpa atasannya. Mau CEO atau apapun, jika panggilan alam telah datang, semua akan terlihat sama di matanya. Tak memandang cinta, tahta atau kasta.

"Kalau mules ya mules aja," gumam Rendi sambil menahan tawa. Pria itu kemudian melanjutkan langkahnya ke arah lantai empat. Tempat di mana ruangan CEO berada.

Damian yang tidak mengetahui pikiran nista asistennya dengan segera memasuki bilik toilet dan menuntaskan segala urusannya. Untung masih pagi jadi hanya ia yang menguasai toilet ini. Setidaknya itu yang pria itu pikirkan.

Setelah menuntaskan urusannya, Damian langsung membuka bilik toilet, bersamaan dengan bilik toilet sebelah yang juga terbuka dari dalam. Terlihat seorang gadis tengah menjinjing alat-alat kebersihan.

Damian terdiam. Gadis itu pun terdiam. Mereka terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya Damian dapat melihat wajah gadis itu berubah pucat pasi. Seperti baru saja melihat hantu di tengah hari.

Sesaat kemudian Damian melihat tubuh gadis itu yang seolah akan limbung. Damian dengan cepat berlari menghampiri dan menangkap gadis itu sebelum tubuhnya terjatuh ke lantai toilet.

"He-hei..., kamu tidak apa-apa?" tanya Damian sambil menepuk-nepuk pipi gadis itu dengan pelan.

Dengan panik Damian mencoba merogoh saku celananya. Berusaha mencari ponsel yang ia letakkan di sana tanpa menurunkan tubuh gadis yang saat ini berada dalam dekapannya.

Ketika benda pipih berwarna hitam itu berada di dalam genggamannya, dengan cepat Damian mendial nomor Rendi yang mungkin saat ini baru saja menginjakkan kakinya di lantai atas.

"Ke toilet sekarang, ada karyawan yang pingsan!" seru Damian kemudian langsung memutuskan sambungan telpon tanpa menunggu jawaban dari seberang.

Rendi yang mendengar ucapan tergesa atasannya hanya bisa mengerjap kebingungan. Namun sesaat kemudian pria itu langsung bergegas kembali melangkahkan kakinya menuju ke lantai dasar.

_____

Dina mengerenyitkan keningnya ketika merasakan cahaya matahari menerobos masuk melalui celah-celah bulu matanya. Gadis itu mencoba menutupi matanya menggunakan lengan kanan, namun seketika gerakannya terhenti ketika merasakan sesuatu yang tajam menempel di pergelangan tangannya.

"Hati-hati nanti infusnya lepas," guman seseorang yang Dina yakini tengah duduk di depannya.

Gadis itu perlahan membuka matanya yang terasa berat. Kepalanya masih terasa pening namun tak separah sebelumnya. Dengan bingung ia menatap tangannya yang masih terpasang jarum infus.

"Untung ada Pak Damian, kalau tidak mungkin demam mu sudah semakin parah sekarang karena terlalu lama berbaring di lantai toilet," gumam suara tadi yang ternyata milik dari dokter klinik perusahaan.

"Pak Damian?" Dina berujar lirih. Saat itulah kesadaran gadis itu sepenuhnya kembali.

Ya... Ia bertemu pria itu di dalam toilet pria pagi tadi. Itu jelas bukan mimpi, dan lebih parahnya lagi, sebelum sempat mengatakan sesuatu, Dina sepertinya langsung kehilangan kesadaran. Jadi, pak Damian kah yang membawanya ke klinik ini?

"Pak Damian yang nganter saya ke sini dok?" tanya Dina memastikan.

"Iya, Pak Damian sama asistennya. Malah Pak Damian sendiri yang bopong kamu terus langsung baringin kamu di ranjang klinik." Dokter yang mungkin masih berumur di awal empat puluhan itu menjawab sambil memperbaiki posisi kacamatanya.

"Kamu menderita panas tinggi. 39°C. Kenapa nggak ijin aja?" tanya dokter lagi. "Tunggu sekitar tiga puluh menit lagi sampai cairan infusnya habis. Pak Damian bilang kamu boleh ijin pulang," lanjutnya kemudian.

Dina hanya mengangguk dengan canggung. Tatapannya terlihat kosong. Namun di dalam pikiran gadis itu jelas tidak kosong sama sekali. Justru pikirannya saat ini tengah berkecamuk dengan kemungkinan-kemungkinan yang sama sekali tak ia inginkan.

Damian baru saja membopongnya. Pria itu berada dalam jarak yang begitu dekat dengan dirinya. Pria itu tentu saja sempat melihat wajahnya bukan? Bagaimana jika Damian mengenali wajahnya sebagai Sandara? Pelayan wanita yang pekerjaannya menggoda pria setiap malam.

Apakah perusahaan ternama yang selalu menjunjung tinggi nama baiknya sekelas Adinata Group, akan membiarkan karyawannya mencoreng nama baik perusahaan? Meski itu karyawan rendahan sekalipun?

Ya Tuhan, apa yang harus ia lakukan?

Apakah Dina akan kehilangan pekerjaannya karena ini?

____

Di lantai teratas gedung Adinata Group, tepatnya di ruangan CEO, Damian berdiri menatap pemandangan di luar kaca. Di mana jalanan Ibu kota sedang padat-padatnya akibat arus lalu lintas.

Pikiran pria itu sejak tadi dipenuhi oleh sosok seorang gadis yang berapa saat lalu masih berada dalam rengkuhan kedua tangannya. Bahkan wangi yang berasal dari tubuh gadis itu masih menempel di pakaiannya. Entah aroma parfum atau memang aroma alami gadis itu, wanginya begitu khas, tidak terlalu kuat apalagi menyengat.

Aroma yang sepertinya familiar bagi Damian namun pria itu sama sekali tak mampu mengingat dimana ia mencium aroma itu sebelumnya. Aroma yang membuatnya merasakan rindu. Namun Damian sendiri tak dapat menyimpulkan kerinduan pada siapa? Perasaan itu muncul begitu saja.

Dan ada satu hal lagi yang membuat Damian tak bisa mengalihkan pikirannya dari gadis itu. Saat membopong tubuhnya, Damian tanpa sengaja melihat sebuah tanda lahir yang sangat spesial di leher kiri gadis itu. Tanda lahir berbentuk sayap kupu-kupu kecil yang berwarna merah.

Entah bagaimana tanda lahir itu membuat sesuatu dalam diri Damian berdenyut tak menyenangkan. Karena itulah, setelah memastikan gadis itu telah berbaring dengan nyaman di ranjang klinik. Serta mendapatkan pertolongan pertama, Damian dengan cepat meninggalkannya. Pria itu takut, kalau-kalau semakin lama ia berada di sana, maka semakin aneh pula reaksi tubuhnya.

Lamunan Damian seketika buyar ketika merasakan getaran ponsel di saku celananya. Dengan cepat Damian merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda berwarna hitam pipih itu dari sana.

"Halo Ma," ujar pria itu ketika mendapati nama ibunya yang tengah menelpon.

"Halo Damian, kamu ada waktu nanti malam?" tanya wanita itu dari seberang.

Tanpa harus bertanya pun Damian dapat menerka hal apa yang ingin ibunya bicarakan. Kabar mengenai kebohongan Renata pasti sudah sampai ke telinga Ibunya.

"Iya, nanti pulang kerja Damian mampir ke rumah," jawab pria itu sebelum memutuskan sambungan telponnya beberapa saat kemudian.

1
muna aprilia
lnjut
Endangdaman
ah so sweet deh damian
sumiyati budiyanto
iya bagus,alurnya jg enak dibaca
nuraeinieni
aq mampir thor
wawawawa
apa"an si shesil😒
Dayu SA
luar biasa
LISA
Semangat y Kak..kita tunggu update nya
Dayu SA: Wahhhh makasi ya kak, komentar dan likenya sangat berarti buat mendongkrak semangat nih. Kawal terus perjalanan mereka sampai tamat ya! makasi ^^
total 1 replies
LISA
Bagus ceritanya Kak..
LISA
Slmt y utk Dina & Damian..meskipun pernikahannya terkesan buru²..bahagia selalu y utk kalian berdua
LISA
Syukurlah ibunya Dina udh pulih..yg kuat y Dina..Damian org yg baik koq..
LISA
Luar biasa
LISA
Damian emg suka sama Dina makanya dia menawarkan perjanjian itu..y moga aj Dina menerimanya..
LISA
Damian mulai tertarik sama Dina
LISA
Aq mampir Kak
Dayu SA: sippp... makasi kak ^^
total 1 replies
Bunda
nyimak Thor 🙏🏻
Dayu SA: Silahkan, terimakasih kak 🙏🏻
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up Thor
Bunda: g ada kelanjutannya ya
Anto D Cotto: sep, tetap semangat thor 👍
total 3 replies
Anto D Cotto
menarik
Narty Mafaza
suka banget baru ketemu novel ini langsung klik,,, gak banyak typo n alurnya jelas GK berbeli² pokoknya suka suka
Dayu SA: Makasi kak, dukung terus ya, kawal Dina sama Damian sampai tamat 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!