Shankara Adhiyaksa. Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono, lelaki tampan mapan dan kaya raya tentunya.
Hidup aman tenang dan damai yang ia jalani berubah seketika ketika sang ayah menyuruhnya untuk menikahi seorang perempuan pilihan ayahnya,
Disisi lain pertemuannya dengan wali kelas adiknya membuat Shankara sedikit terusik karena perasaan yang ia rasakan pada wali kelas adiknya sedikit berbeda, bisa di bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama
Tapi ia juga tidak mungkin mengecewakan ayahnya walau hatinya bersikeras menolak permintaan sang ayah
Di hadapkan pada dua pilihan, siapa yang akan di pilih Shankara pada akhirnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skinant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
"Kakak mau nikah hari minggu besok?" Khay mendadak muncul di kamar Shan dan melompat ke atas tempat tidur kakaknya,
Shan sedikit kaget saat melihat adik bungsunya mendadak muncul di kamarnya
"Hm"
"Udah sanggup nafkahin anak orang?" tanya Khay
"Hm"
"Udah bisa bikin bayi?" pertanyaan Khay yang terakhir membuat gadis itu mendapat lemparan kaos kaki milik Shan dan bonus tatapan tajam milik kakaknya itu,
"Jangan tanya aneh-aneh"
"Apanya yang aneh?" gumam Khay pada dirinya sendiri,
"Kapan pulang?" tanya Shan basa basi,
"Tadi pagi, ayah bilang kakak mau menikah jadi ayah menyuruh sopir untuk menjemput ku pulang"
Shan kembali pada aktivitasnya bersiap-siap untuk berangkat kerja sekaligus mengantar calon istrinya yang juga akan berangkat bekerja,
"Khay!" teriak Shaka dari luar kamar milik Shan,
"Apa?" jawab Khay malas dari dalam kamar milik Shan,
"Kamu bisa di habisi ayah setelah ini" ucap Shaka dengan wajah serius,
"Gak mungkin ayah marah, dari kalian berdua ayah lebih sayang padaku jadi santai saja kenapa?" jawab Khay sambil merebahkan dirinya,
Shan bingung dengan percakapan adik kembarnya itu, firasatnya mendadak buruk ketika mendengar ucapan Shaka,
"Ada apa?" tanya Shan curiga
"Dia" tunjuk Shaka pada Khay
"Dia menabrak bagian belakang mobil ayah menggunakan mobilmu"
Sedetik setelah itu Shan berlari keluar menuju garasi rumahnya, ia melihat sendiri bagian depan mobilnya sudah penyok dan bagian belakang mobil ayahnya juga tidak terlalu bagus di lihat,
Emosinya mendadak naik saat melihat dua mobil di hadapannya sudah rusak parah gara-gara ulah adiknya, Shan kembali masuk ke dalam rumah dan berhenti di dekat tangga karena melihat Khayla yang sedang berjalan menuruni tangga,
"KHAYLAAAAAA, HABIS KAMU HARI INI!" teriak Shan dari lantai 1 rumahnya.
...****************...
"Naik motor tidak apa-apa kan?" tanya Shan pada Ana untuk memastikan bahwa Ana nyaman atau tidak,
"Tidak apa-apa, lagipula aku setiap hari juga naik motor"
Ana mencoba tersenyum untuk meyakinkan Shan bahwa ia baik-baik saja walaupun di dalam hati sedikit ragu karena Shan menggunakan motor besar bukan motor matic seperti yang ia punya,
Untung Ana memakai celana jadi tidak menambah sulit untuknya membonceng laki-laki di hadapannya ini,
"Aku antar sekarang" Shan bersiap mengendarai motornya,
"Nanti tidak usah sampai ke halaman sekolah, turunkan aku di dekat sekolah saja" pinta Ana yang membuat Shan mengernyit heran,
"Kamu malu?" tanya Shan yang kini menghadap Ana yang ada di belakangnya,
"Malu kenapa?" jawab Ana bingung
"Kenapa tidak mau ku antar sampai halaman sekolah? Kamu malu jika ku antar?" tanya Shan curiga
"Enggak, biasa saja"
"Lalu kenapa? Takut ketahuan fans mu semalam itu?" Shan kembali bertanya,
"Kalau mau curiga silahkan, aku turun saja biar aku pesan ojek online" Ana bersiap untuk turun daripada meneruskan berdebat dengan Shan,
"Jangan coba-coba turun!"
"Ya sudah ayo berangkat! Sensitif sekali!"
"Pegangan!" perintah Shan,
Ana berfikir sesaat dimana ia akan berpegangan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berpegangan pada pundak Shan saja.
"Jangan ngebut!" Ana mencoba memberi peringatan pada Shan yang hanya di balas anggukan,
"Pulang jam berapa nanti?" tanya Shan di sela-sela perjalanan mereka,
"Jam 3 sore, tidak usah menjemput ku aku mau belanja kebutuhan ku dan ibu nanti"
"Dengan siapa?"
"Sendiri, coba nanti aku bertanya pada yang lain kalau-kalau ada yang mau ikut"
"Tunggu aku, ku jemput nanti"
"Tidak sibuk?" tanya Ana memastikan,
"Tidak" bohong Shan, padahal ia tau jadwal terakhirnya adalah menemani ayahnya untuk bertemu investor luar negeri untuk pembangunan renovasi rumah sakit milik kakek buyutnya sore ini, tapi nanti ia akan mencoba bicara pada ayahnya semoga saja berhasil,
"Ya sudah nanti ku tunggu"
15 menit kemudian Shan dan Ana sampai di sekolah tempat Ana mengajar, banyak pasang mata menyaksikan saat Ana di bonceng oleh Shan memasuki halaman sekolah, bahkan Shan juga mengantar Ana sampai depan ruang guru untuk menunjukkan pada Dimas kalau Ana benar-benar miliknya dan tidak ada yang boleh mengganggu miliknya siapapun itu!
"Sampai bertemu nanti sore, jangan kemana-mana sebelum ku jemput" pesan Shan sebelum pergi ke kantornya sendiri,
"Hati-hati di jalan, kabari jika sudah sampai" Ana membalas ucapan Shan dengan senyuman yang di buat semanis mungkin,
"Hm"
Dan Shan benar-benar berlalu pergi dari hadapan Ana,
Ana masuk ke dalam kantor dan langsung di suguhi tatapan-tatapan usil dan penasaran dari rekan gurunya, guru-guru muda yang mayoritas perempuan langsung berkumpul di sekeliling meja milik Ana,
Mereka penasaran dengan siapa Ana berangkat tadi, karena setau mereka selama Ana mengajar tidak pernah terlihat Ana dekat dengan laki-laki dan sekarang tiba-tiba ia datang dengan seorang laki-laki yang bahkan mengantarnya sampai ke depan pintu,
"Siapa bu tadi?" salah satu guru langsung bertanya saat Ana baru saja mendaratkan bokongnya di kursi,
Dengan senyuman malu Ana menjawab "Calon suami bu"
Beberapa guru berteriak heboh ketika Ana menyebutkan kata 'Calon Suami' bahkan beberapa guru ada yang berkata bahwa mereka patah hati karena tidak jadi menjodohkan anaknya dengan Ana,
"Maaf ya bapak-bapak ibu-ibu semua saya tidak bisa di jodohkan dengan siapa-siapa sekarang" ucap Ana di sertai dengan tawa yang di sambut tawa juga oleh para guru,
Sebenarnya Ana tau jika ada sepasang mata mengawasinya dari belakang jadi ia sengaja untuk mengumumkan hubungannya agar mereka tidak salah paham jika Dimas mendekatinya seperti sebelum-sebelumnya,
"Sudah berapa lama pacaran?" tanya guru yang lainnya,
"Sudah 2 tahun lebih, mungkin hampir 3 tahun"
"Lama ya"
"Iya, dia menyelesaikan S2 nya dulu di Amerika dan baru beberapa waktu lalu pulang ke Indonesia"
"Oooohhhh"
"Tapi muka pacar bu Ana seperti tidak asing, aku pernah melihat wajah itu sekilas"
Ana semakin malu dan salah tingkah saat ada guru yang berkata demikian,
"Ya Allah sekali ini saja hamba memamerkan calon suami hamba agar tidak ada orang yang mengganggu hamba lagi Ya Allah" bisik Ana dalam hati,
"Kenal di mana bu?"
"Kerja di mana bu?"
"Calon suaminya punya saudara yang bisa di kenalkan ke saya tidak bu?"
Banyak pertanyaan yang di tujukan pada Ana tapi Ana hanya tersenyum untuk menanggapinya,
"Bu calon suaminya anak orang berpengaruh ya? Dari wajahnya terlihat dia anak orang kaya" tanya salah satu guru lainnya,
"Dia putra sulung bu Annisa dan pak Reenan pemilik yayasan sekolah ini" jawab Ana sedikit lantang dan membuat banyak pasang mata terkejut mendengarnya.