NovelToon NovelToon
MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:145.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Arisha Langsa

Demi salah satu proyek besar yang sedang ia rencanakan....Devan..pria tampan dari keluarga kaya raya terpaksa menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenal, bahkan ia belum pernah melihat seperti apa wajah wanita yang akan ia nikahi tersebut.

" Tuan muda saya menginginkan lahan anda tuan,dan pihak kami bersedia memberikan harga tinggi" Ferdy

" Saya tidak akan pernah menjual lahan saya dengan harga berapapun dan pada siapapun,kalian bisa mengambil lahan saya tanpa harus membelinya,namun dengan satu syarat" Al- Habib... Abdullah.

" Katakan?" Ferdy.

" Salah satu dari kalian, yang benar-benar memiliki tanggung jawab dalam proyek tersebut...saya ingin salah satu dari kalian, menikahi cucu perempuan saya" Al- Habib.. Abdullah.

" Akan saya sampaikan pada tuan muda saya" Ferdy.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

" Kamu tidak ikut turun?" Ustazah Ulfa bertanya pada Annisa, melihat gadis cantik itu masih rebahan di kasur busa miliknya,ia terlihat asyik dengan handphone dan sebuah buku kecil yang selalu menjadi temannya hampir di manapun ia berada, kebiasaan gadis cantik itu yaitu mengikuti pembelajaran secara online saat ia sedang tidak berada di pesantren tempat ia tinggal dan menuntut ilmu,iya begitu takut akan tertinggal kajian dari teman-teman nya.

" Emangnya harus turun semua ya? Kalau ga turun juga ga apa-apa kan ?,kok Ica rasanya males banget deh" jawab Annisa apa adanya,merasa sangat malas dan sangat nyaman dengan posisinya saat ini,bahkan ia sampai tidak bertanya di pelabuhan mana kapal yang mereka tumpangi singgah.

" Kamu yakin Annisa? Kita sedang berada di kepulauan xxxx dan kabar nya di pulau ini ada perkebunan buah-buahan dan bunga juga,pasti indah banget, rencananya saya akan ikut turun" wanita yang berprofesi sebagai ustazah itu membeberkan sedikit informasi dari yang ia dengar saat ia sarapan pagi tadi.

" Ustazah tau dari mana? Lihat di google ya?" tanya Annisa,ia terlihat sedikit tertarik dengan apa yang baru saja sang ustazah sampaikan.

" Tadi pagi saat saya sarapan,hampir semua orang membahas tentang itu,kata mereka kita akan singgah di tempat yang sangat indah dan akan berada di pulau ini sampai besok sore,baru setelahnya kita akan kembali ke kota xxxx" penjelasan ustazah Ulfa cukup membuat Annisa mempertimbangkan apa yang akan ia lakukan, rasanya tidak mungkin juga kalau ia terus berada di dalam kapal, sedangkan orang -orang hampir seluruhnya meninggalkan kapal,bahkan banyak dari mereka yang mengatakan akan menginap di hotel atau villa yang terdapat di pulau tersebut.

" Kalau gitu ya udah deh Ica ikutan turun juga,takut juga tinggal di sini cuma sama para awak kapal aja" putus Annisa pada akhirnya.

" Ok... sepuluh menit lagi kita keluar, sekarang pasti sedang padat" jawab ustazah Ulfa antusias,wanita 25 tahun itu terlihat begitu bersemangat.

" Kalau gitu Ica siap - siap aja dulu ya,terus rencananya kita malam nanti akan menginap di penginapan atau langsung ke sini lagi?" tanya Annisa guna memastikan,agar ia dapat mempersiapkan segala sesuatunya, karena ia termasuk salah satu orang yang tidak terlalu suka merepotkan orang lain.

" Kita lihat nanti aja, seberapa jauh jaraknya dan seperti apa keadaan sekitar sini,kalau memang memungkinkan kita akan kembali ke sini,tapi kalau menginap di luar lebih baik maka kita akan menginap di luar saja dan kembali ke sini besok" ustazah Ulfa menjawab sesuai dengan apa yang sedang ia pikirkan, bagaimanapun keamanan dan keselamatan adalah yang paling utama, terlebih ia mendampingi salah satu santri kesayangan sang Habib, yang ia tau Annisa adalah santri yang di perlakukan sedikit khusus dari yang lainnya.

Annisa adalah santri yang di prioritaskan,bukan karena sang pemimpin ponpes tidak adil,tapi karena Annisa adalah santri titipan dari sahabat sang Habib yang juga termasuk guru beliau serta sebagai pemilik setengah dari aset An-nisa, itulah nama pesantren tempat Annisa tinggal.

Tanpa banyak yang tau,jika kakek dari Annisa yaitu habib Abdullah,adalah pemilik tanah tempat An-nisa berdiri,bahkan beliau juga termasuk salah satu donatur tetap untuk pesantren tersebut,namun semua itu sangat di rahasiakan,bahkan identitas Annisa sang cucu saja beliau meminta untuk di rahasiakan.

" Nisa....ayo,kamu sudah siapkan? Takutnya nanti kita tertinggal dari teman-teman yang lain,kita belum tau seperti apa keadaan sekitar sini" ajak ustazah Ulfa pada Annisa, melihat gadis cantik itu kembali asyik dengan ponselnya.

" Yuk...Ica udah siap kok,gini aja ga apa kan?" jawab Annisa seraya bertanya saran dari sang ustazah tentang penampilannya.

" Udah cukup seperti itu aja,mau seperti apa lagi? Kamu itu mau di apakan aja tetap cantik,ingat pakai masker wajah kamu,saya ga mau jadi pusat perhatian gara-gara kamu,sudah saya sarankan agar kamu pakai cadar saja,tapi kamu menolaknya" omel ustazah Ulfa pada Annisa.

"Bukan di tolak ustazah...tapi Ica belum siap lahir batin, daripada ujung - ujungnya nanti Ica ga ikhlas gimana dan berakhir melepaskan nya lagi,lebih baik jangan dulu aja deh" jawab Annisa beralasan, karena ia memang belum siap untuk menutupi wajahnya dengan kain yang dikenal sebagai cadar.

Walaupun saat di pesantren mereka akan di wajibkan memakai cadar jika keluar dari asrama putri atau jika sedang menemui tamu laki-laki yang bukan muhrimnya,maka sang guru mewajibkan mereka untuk memakai cadar dan Annisa mematuhi itu sebagaimana para santri wanita lainnya.

Annisa berdiri di ujung dermaga melihat orang-orang yang masih berdesakkan mencari jalan turun,terlebih saat ia keluar bertepatan dengan sebuah rombongan yang dikawal ketat oleh orang-orang yang berseragam serba hitam,dan yang Annisa dengar mereka adalah rombongan dari keluarga yang memiliki kapal pesiar tersebut,atau lebih dikenal sebagai keluarga yang tengah merayakan ulang tahun di atas kapal pesiar tersebut,serta sebagai donatur atas keberangkatan mereka.

" Huft... ternyata sangat repot menjadi orang kaya dan terkenal seperti mereka, kemana-mana harus ada pengawalan ketat dan sudah pasti akan di kerubuni oleh banyak orang,terasa terenggut semua kebebasan mereka" ucap Annisa berbicara seorang diri,tapi masih bisa terdengar oleh ustazah Ulfa.

" Semua itu pasti ada timbal balik nya Nisa... mereka memang terlihat seakan terkekang,tapi di balik itu semua mereka bisa menikmati mengelilingi Dunia ini dengan uang mereka, mereka bisa bersedekah pada siapapun Dan mereka juga bisa membeli apapun yang mereka inginkan, walaupun semua itu akan ada pertanggungjawaban nya di akhirat kelak" ucap ustazah Ulfa menjelaskan pada Annisa.

Sedangkan dalam kerumunan orang yang tadi sempat Annisa lihat, sepasang mata sedang melihat nya,ia kembali teringat dengan apa yang ia lihat malam tadi, tatapan dinginnya terus menatap wajah cantik yang hanya terlihat dari samping " Cantik" lagi kata itu yang terucap dalam hati nya.

Andai ia tidak sedang bersama keluarganya dan para kolega bisnis keluarga nya,serta para paparazi, mungkin ia akan menghampiri seseorang yang sejak semalam mampu mencuri perhatian nya bahkan mengganggu pikirannya.

Sedangkan Annisa asyik menatap lautan, melihat kemegahan dermaga yang mereka singgahi,tidak salah jika negara tersebut di juluki sebagai salah satu negara kaya di dunia.

" Yuk..udah sedikit lengang" ajak ustazah Ulfa pada Annisa,saat melihat keadaan sudah sedikit sepi,tidak terlalu berdesakan lagi.

Annisa mengangguk patuh,ia melangkahkan kakinya mengikuti yang lain, mereka menaiki sebuah angkutan umum yang akan menuju ke suatu tempat, sebelumnya mereka sudah searching di internet tentang kota tersebut,cara memesan angkutan umum dan juga tempat-tempat yang sering di kunjungi oleh wisatawan.

Tiga puluh menit perjalanan, mereka di turunkan di sebuah tempat yang terlihat begitu banyak wisatawan,tempat yang terlihat begitu indah dan menarik, Annisa sampai tidak sabar ingin secepatnya menghampiri tempat tersebut,tak lupa ia menyiapkan kamera digital miliknya.

Rombongan mereka berpencar menuju lokasi masing-masing, sedangkan Annisa asyik menyusuri taman bunga yang terlihat begitu indah dengan banyaknya kupu-kupu, membuat Annisa sangat senang dan beberapa kali mengabadikan kupu-kupu tersebut di dalam kamera digital nya.

Annisa bahkan tidak menyadari sepasang mata wanita paruh baya tengah menatapnya kagum,kagum dengan paras cantik nya,kagum dengan penampilan nya" Ya Tuhan cantik sekali gadis itu" batin wanita paruh baya tersebut.

Baru kakinya akan melangkah menghampiri Annisa,suara bariton seseorang menghentikan langkahnya dan berbalik melihat seseorang yang memanggil nya.

" Mama sedang apa disini sendirian?" tanya suara bariton pada wanita paruh baya tersebut.

" Mama lagi jalan-jalan aja Dev...dan mama ingin menyapa gadis itu" jawab sang mama antusias seraya berbalik menghadap ke arah kakinya akan melangkah tadi, namun seketika raut wajah kecewa yang wanita paruh baya itu tampilkan.

" Siapa ma?" tanya sang putra serius, walaupun mamanya termasuk wanita yang ramah,tapi jarang sekali mamanya akan menghampiri seseorang jika ia tidak mengenal nya.

" Duh gara-gara kamu sih,kan pergi dia,itu loh gadis yang sedang jalan itu, wajahnya cantik sekali,mama kok suka banget pas pertama liat dia tadi" Jawab sang mama jujur.

" Mama aneh deh, memang nya mama kenal dengan wanita itu? Ngak kan? Udah yuk..papa udah nungguin tuh,kita akan makan siang " ucap Devan cepat seraya menggandeng tangan sang mama.

" Iya ih..kamu ini ga sabaran banget sih,belum lihat aja kamu wajah gadis itu,mama yakin kalau kamu lihat pasti kamu akan langsung jatuh cinta" ucap sang mama seakan tengah mengumpat sang putra.

" Ma wajah cantik bukan berarti akan menjamin sikap nya juga secantik paras nya ma" bantah Devan halus,hati nya masih terbayang wajah cantik nan meneduhkan milik wanita yang ia lihat berada di Mushalla kapal tersebut .

Sedangkan di lain tempat, ustazah Ulfa juga mengajak Annisa untuk makan siang di salah satu rumah makan sederhana yang terdapat di daerah tempat wisata itu.

" Kamu mau makan apa Nisa?" tanya ustazah Ulfa pada Annisa, mereka tengah duduk di salah satu meja di rumah makan sederhana tersebut.

" Apa aja boleh deh,asal jangan mengandung kacang ya ustazah" jawab Annisa sopan,ia tengah asyik melihat-lihat hasil dari jepretan kamera miliknya.

Sedangkan sang Ustazah langsung memanggil salah satu pelayan untuk menyerahkan menu makanan yang mereka pesan, ustazah Ulfa menggeleng melihat tingkah Annisa yang terlihat asyik sendiri dengan kamera di tangan nya,membuat wanita 25 tahun itu penasaran apa yang tengah dilihat oleh santrinya tersebut.

" Coba saya lihat,kamu lihat apa sih,kok sepertinya asyik sekali" ustazah Ulfa bertanya seraya mengulurkan tangannya meminta kamera digital milik Annisa.

" Ini loh ustazah.. kupu-kupu yang tadi di taman bunga,Ica suka banget lihat nya,boleh di tangkap dan di bawa pulang ngak ya?" Annisa menjawab antusias seraya mengulurkan kamera miliknya ke hadapan sang ustazah.

" Sembarangan aja kamu, memang nya kita sedang berada di Indonesia,kita berada di luar negeri,negara orang sayang...di bandara Indonesia aja ga di kasi izin, apalagi ini di bandara di negara orang " jawab ustazah Ulfa gemas dengan kepolosan sang santri, santrinya itu sudah berusia 16 tahun dan akan lulus Madrasah Aliyah ( atau setara SMA) tapi sikap dan cara berpikirnya masih seperti bocah, untung ia memiliki otak genius,tapi itu hanya berlaku di bidang akademik,baik itu tentang Agama atau sains.

" Hehehe...kan cuma nanya loh ustazah, kali aja lagi bernasib mujur, tau-tau dapat izin" jawab nya santai.

Lagi-lagi sang ustazah menggeleng mendengar jawaban absurd sang santri" ada-ada saja kamu,cari suami sultan biar kemana-mana naik pesawat pribadi jadi bisa bawa sesuatu sesuka hati " ledek ustazah Ulfa pada Annisa, walaupun keduanya tau negara manapun tidak membebaskan para calon penumpang membawa jenis hewan apapun memasuki bandara,terkecuali bagi orang-orang yang memiliki koneksi yang kuat.

" Amiiiin...maka nya ustazah jangan lupa doain Ica dapat jodoh horang kaya" jawab Annisa seraya tertawa kecil.

Kedua wanita beda generasi itu menghabiskan makanan mereka dan memutuskan untuk mencari penginapan, karena Annisa masih ingin mendatangi beberapa tempat,dan rencananya mereka akan kembali ke kapal esok siang.

1
Stay Stronger
/Scream//Tongue//Sob/
Adindaazahra Jumadi
knpa lma bgt upnya thorr
bosen nunggunya lho
Tarminah Tarminah
kpn uuuppp dah lama
strawberry milk
bagus ceritanya, cuma ada beberapa kata yg typo aja kak🙏
strawberry milk
sambil nunggu Kiara update, mampir dlu kesini, bacanya maraton keenakan saking serunya hehe. cuma ada beberapa kata yg typo
Eka Nurhayati Zul
up lgi dong Thor terllu lama menunggu,
Adindaazahra Jumadi
kok ga pernah update lg thor
jgn di gantung thor
Rita Hartati
lama up nya dah ga sabar menunggu
Eka Nurhayati Zul
lanjut Thor jangan lama up
Nurlaeli
lanjut thor
Catur Wahyuningrum Ningrum
terimakasih kak udah double up
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut
Nurlaeli
lanjut Thor
Let Viana04
double up donk Thor. 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
IR WANTO
ceritanya ko jadi gak nyambung..udah penasaran malah jadi tolol..
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor
Mursidahamien
tes baca dulu...
Amy
13 minggu kali thor
Sumar Sutinah
thor knp devan tdk menyelesaikan dl dngn c luna itu
Sukmahsuparman
kapan bertemunya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!