SANG MANTAN Arti Cinta

Pagi menjelang, Ayana membuka mata perlahan berusaha mengembalikan kesadarannya setelah tertidur panjang.

"Emmm,,,," Lenguhnya sembari mengerjabkan mata.

Ayana merasa ada yang berbeda pagi ini, tubuhnya terasa pegal dan letih seolah tenaganya telah terkuras habis tak bersisa hingga membuatnya malas untuk bangun. Ayana menghela nafas beberapa kali dan mencoba mengumpulkan tenaganya kembali namun pada saat hendak bangkit, sesuatu mulai menyadarkannya. Ayana terkejut saat menyadari sebuah tangan melingkar di pinggangnya, ia langsung berpaling dan melirik kebelakang, seketika ia tertegun seolah tidak percaya saat melihat dirinya tengah berada di dalam pelukan sang suami.

"Al,,, sejak kapan dia tidur disini? Dan kenapa dia memelukku?".

Ayana tentu saja terkejut menyadari dirinya berada dalam pelukan Alex karena selama ini ia tidak pernah mengalami hal tersebut. Ini adalah kejadian pertama kali dalam sejarah pernikahannya hingga membuatnya bertanya- tanya, apa yang sebenarnya telah terjadi?

Seketika ingatannya langsung berputar dan berusaha mengingat kejadian semalam, pelan- pelan namun pasti, Ayana pun mulai mengingat semuanya. Ia ingat semua hal yang terjadi antara dirinya dan Alex, kejadian yang membuatnya tercengang.

Semua memory itu berputar jelas di otaknya, ia ingat betul saat Alex masuk ke kamar mandi lalu menarik handuknya dan mulai menc umbunya dengan mesra. Alex merengkuh tubuhnya, memeluknya dengan erat dan memas ukinya dengan beringas, lia r dan b uas. Ayana tidak percaya Alex melakukan semua itu di kamar mandi dan dalam posisi berdiri, ia menutup mulutnya yang ternganga saat mengingat kejadian panas itu. Tidak cukup di kamar mandi, ternyata Alex melanjutkan aksinya di tempat tidur. Seakan tidak pernah puas, Alex menuntunnya menuju ke atas ranjang kemudian ia kembali menyerang istrinya dengan g anas.

"Oh my god,,,,!" Gumamnya.

"Ah, pantas saja tubuhku terasa sangat lelah dan letih, ternyata dia menyerangku secara bertubi- tubi".

"Gila,,,, ini benar gila,,,!" Ucapnya tanpa sadar.

"Apanya yang gila,,,?" Sahut Alex dengan suara parau khas orang bangun tidur.

"Ah, Al! Kamu sudah bangun?" Tanya Ayana terkejut.

"Kamu yang membangunkanku" Jawabnya sembari menggesekkan wajahnya di belakang leher sang istri.

"Ah, Maaf!!! Aku tidak bermaksud membangunkanmu" Sesalnya.

"Kalau begitu tidurlah lagi, aku tidak akan mengganggumu" Ucapnya.

Ayana mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan suaminya dan hendak bangkit, ia tidak ingin mengganggu tidur suaminya namun Alex menahannya dengan memeluknya semakin erat.

"Mau kemana?" Tanyanya lembut.

"A aku mau bangun" Jawab Ayana terbata.

Ia kembali ingin melepaskan diri dari pelukan suaminya namun Alex tetap menahannya.

"Jangan pergi. Aku masih ingin memelukmu" Bisiknya sembari mengendus aroma istrinya.

Ayana kembali tertegun, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Alex menahannya untuk pergi dan ia memeluknya dengan sangat erat. Ah, Ayana merasa jika perlakukan suaminya sungguh berbeda dari sebelumnya. Bolehkan jika ia berharap jika itu merupakan tanda bahwa Alex mencintainya?

"Kenapa dia bertingkah seperti ini? Dia tampak berbeda dari Alex yang pernah ku kenal. Alex tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ini pertama kalinya dia memelukku setelah selesai kami usai berc inta. Ada apa dengannya?".

Jujur, Ayana merasa sangat senang mendapat perlakukan mesra dari suaminya namun hatinya masih bertanya- tanya, kenapa Alex bersikap seperti itu? Apa yang membuat suaminya berubah?

"Mmmm, Al,,,!"

"Ya,,,!"

"Bolehkah aku bertanya sesuatu,,,?" Tanya Ayana.

"Hmmm, apa yang ingin kamu tanyakan?" Balas Alex.

"Kamu sadar, apa yang telah kamu lakukan?".

"Hhh, apa maksudmu?" Alex tidak mengerti maksud pertanyaan istrinya.

"Kamu sedang memelukku" Ucap Ayana.

"Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh memelukmu?" Jawab Alex.

"Bukan begitu, hanya saja aku merasa sedikit aneh. Kamu tidak pernah memelukku seperti ini sebelumnya. Biasanya kamu langsung pergi dan menghindar dariku" Jelasnya.

Alex terdiam mendengar ucapan istrinya, ia baru menyadari perlakukannya pada Ayana selama ini. Alex mengakui jika itu memang benar, ia sering menghindari istrinya dalam berbagai situasi dan ia sendiri pun tidak tahu kenapa ia melakukan itu.

"Jadi, Ayana juga menyadarinya?".

Alex mengakui jika dirinya menikahi Ayana tanpa cinta, ia melakukan itu karena merasa lelah mendapat tekanan dari keluarganya untuk menikah. Suatu hari ia bertemu dengan Ayana dan entah mengapa ia langsung merasa jika gadis itu cocok untuk menjadi istrinya. Alex mencoba mendekati Ayana dan berusaha menyakinkan gadis itu untuk menerima pinangannya meskipun sulit ia terus berusaha hingga akhirnya ia berhasil meluluhkan hati gadis itu.

Alex tidak mencintai Ayana dan ia mengakui itu, tapi ia tidak bisa menampik jika dirinya membutuhkan sosok sang istri di sampingnya.

Meskipun menikah tanpa cinta, namun Alex tetap mempelakukan Ayana layaknya seorang istri yang sesungguhnya, ia juga memenuhi semua kebutuhan istrinya dan selalu bersikap baik padanya. Alex ingat saat pertama kali ia menyentuh Ayana, saat itu tanpa sengaja Alex membantu melepaskan pakaian istrinya yang basah karena kehujanan.

Alex geregetan melihat Ayana kesulitan melepaskan gaunnya hingga ia berinisiatif membantu untuk melepaskan gaun itu namun ternyata niatnya justru membuatnya terperangkap dalam jerat gair ah asmara hingga membuatnya sulit untuk melepaskan diri. Ayana bagaikan magnet yang mampu menariknya mendekat dan mampu membangkit kan hasr at kelaki- lakiannya. Dan sebagai laki- laki normal, tentu saja Alex tidak bisa menahan diri setiap gair ah itu muncul sehingga ia selalu menuntaskan hasr atnya pada sang istri.

Alex melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuh sang istri untuk menghadap kearahnya, Ayana mengikuti keinginnya tanpa penolakan. Alex memandangi seluruh wajah istrinya lekat- lekat dan menatap matanya dengan dalam. Tangannya terulur dan mulai mengusap wajah cantik itu dengan lembut.

"Maaf, telah membuatmu salah paham" Ucapnya pelan.

"Aku tidak bermaksud mengacuhkanmu, hanya saja aku binggung bagaimana harus memperlakukanmu. Kamu tahu sendiri seperti apa aku, bagaimana sosokku. Aku adalah laki- laki kaku, dingin dan penuh gengsi. Jadi maaf. Maaf bila sikapku telah menyinggungmu" Ucapnya tulus.

Ayana terpaku, ia tidak percaya Alex mengatakan hal itu dan ia juga tidak percaya mendengar suaminya meminta maaf padanya.

"Al,,,!".

"Selama satu minggu ini aku terus memikirkan hubungan kita dan aku menyadari jika aku telah bersikap egois padamu. Aku tidak pernah memikirkan perasaanmu dan engan bertanya apa maumu".

"Ay! Maukah kamu memaafkanku? Aku minta maaf atas semua kesalahanku" Pintanya penuh harap.

Ayana tersenyum lalu mengangguk pelan, hatinya tersentuh mendengar permintaan maaf dari suaminya.

"Kamu tidak perlu meminta maaf karena aku sudah memaafkanmu" Ucapnya.

"Aku sudah memaafkanmu jauh sebelum kamu meminta maaf".

Alex tersenyum, ia merasa lega mendengarnya.

"Hmm, apa kamu tahu. Aku tidak pernah bisa marah padamu. Sebesar apapun rasa marah dan kesalku padamu, semua itu akan menguap begitu saja. Aku bukan tipe orang yang bisa menyimpan amarah, Al. Aku adalah orang yang mudah memaafkan, kamu harus tahu itu" Ucapnya sembari tersenyum.

"Ya, aku tahu itu. Dan hal itulah yang membuatku semakin kagum padamu".

Alex mengulurkan kedua tangannya lalu menarik tubuh sang istri dan memeluknya dengan erat. Ayana pasrah dan membiarkan Alex memeluk tubuhnya, ia pun ikut membalas pelukan suaminya.

☆