Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22.
Saat ketiganya sedang duduk mengambil napas, Jordan melihat sesuatu dibalik semak-semak. “Hei, kalian tunggu disini.” ucapnya bergegas bangkit berdiri dan berjalan kearah semak-semak.
Austin dan Jackson mengikuti dan mereka melihat ada beberapa butir telur. Ketiganya tersenyum senang, mereka mendapatkan beberapa butir telur. “Cepat ambil telur-telurnya. Kita cari lagi mungkin disekitaran sini masih ada telur lagi.” ujar Jordan.
Kembali ke tepi sungai dimana Perla dan Quinsha berada. Quinsha yang sudah lapar terus memikirkan daging panggang sambil menelan ludahnya. Dia sudah sangat kelaparan dan berharap segera mendapatkan makanan lezat. Ketika Quinsha sedang berkhayal makanan lezat, Perla terlihat tidak senang.
“Hei Quinsha, seenaknya saja kau memerintahku. Apa kau menginginkanku melakukan pekerjaan kotor dan hina seperti yang dilakukan petani?” ujar Perla marah.
“A….aku tidak bermaksud memerintahmu. Aku hanya ingin…..” Quinsha berbicara terbata-bata.
Perla mendengus, “Aku tidak mau pergi mengumpulkan ranting dan kayu bakar. Aku tidak biasa melakukan pekerjaan kasar dan kotor seperti itu. Kau lakukan saja sendiri, kumpulkan sebanyak mungkin. Aku akan menunggu disini.”
Wajah Quinsha berubah merah, namun dia tidak mengatakan apapun dan pergi untuk mengumpulkan ranting dan kayu bakar. Dia bahkan tidak punya tenaga untuk melawan Perla, yang dia pikirkan sekarang adalah makanan. Quinsha pergi meninggalkan Perla sendirian ditepi sungai tanpa menoleh lagi.
Perla mendengus menatap punggung Quinsha yang menjauh lalu berteriak, “Kudengar kabarnya kau lahir di pedesaan. Pekerjaan petani kotor seperti itu sangat cocok untukmu. Aku biarkan kau melakukan pekerjaan petani. Ingat ya, jangan pernah berpikir aku menargetkanmu. Ingatlah masa lalumu dan bersyukur.”
Quinsha mengepalkan tangannya, dengan tenang dia berhenti melangkah dan berbalik. Dengan senyum diwajahnya berkata, “Terima kasih untuk kebaikanmu Perla. Aku sangat menghargainya.”
Quinsha bertekad didalam hatinya, ketika dia sudah memiliki cukup uang maka dia akan keluar dari dunia hiburan. Dia tidak mau melihat kekejaman dan orang-orang jahat didunia hiburan lagi. Quinsha terus berjalan dan mengumpulkan ranting serta kayu bakar. Tekadnya sudah bulat, dia harus bekerja keras.
Sedangkan Perla duduk ditepi sungai, menelan ludahnya ketika mencium aroma daging panggang. Dia terus saja menatap kearah lain, “Kenapa mereka belum kembali? Dasar tim acara sialan! Kuharap kalian semua mati! Lihat saja apa yang akan kulakukan pada kalian nanti!”
Para penonton yang masih setia mengikuti siaran langsung melihat dan mendengar semuanya. Mereka pun kembali berkomentar, “Perla semakin menjijikkan! Dia menghina para petani, memangnya apa salah petani? Petani lebih baik daripada pencuri seperti Perla dan yang lainnya yang mencuri barang orang lain!”
“Cih! Memandang hina para petani, sebaiknya kau tidak memakan hasil kerja keras para petani selama sisa hidupmu! Kau makan saja uang dan barang-barang mewahmu!”
“Apa Perla pikir dia itu seorang bangsawan yang sangat berharga? Bukankah dia hanya anak seorang pembantu? Apa dia pikir setelah mencuri identitas Brielle dan mencuri segalanya dari Brielle, dia hebat ya? Menjijikkan! Dasar anak pembantu tidak tahu diri!”
“Rasanya aku mau muntah melihat Perla. Mengenyam pendidikan di sekolah terbaik selama bertahun-tahun tapi moralnya rendahan. Teori genetik itu benar, orang jahat, karakter buruk dan bodoh akan menurunkannya ke anak serta keturunan mereka, tidak bisa diubah!”
Hampir satu jam lamanya Jordan, Jackson dan Austin mencari makanan di hutan. Akhirnya mereka keluar dari hutan. Perla terlihat senang melihat mereka kembali. Tetapi saat dia melihat mereka tidak membawa seekor binatangpun, wajahnya langsung cemberut. “Kenapa kalian tidak membawa apapun? Dimana hewan tangkapannya?”
Jackson berkata, “Kami sudah mengejar hewan tapi mereka berlari cepat kedalam hutan. Kami sudah berjalan jauh sampai kami menemukan beberapa ekor ayam. Tapi semua hewan itu sulit ditangkap hari ini. Mereka berlari sangat cepat dan terlalu banyak tumbuhan serta pepohonan tinggi didalam hutan. Dalam sekejap mata kami kehilangan semua ayam itu.”
“Kami hanya berhasil mengumpulkan beberapa telur saja.” begitu selesai bicara dia mengeluarkan empat butir telus dari dalam tasnya. Austin mengeluarkan tiga telur dan Jordan mengeluarkan empat telur. Totalnya ada sebelas butir telur.
Jordan berkata, “Kita ada lima orang dan ada sebelas butir telur. Jadi masing-masing akan mendapatkan dua butir telur dan tersisa satu. Sebaiknya kita masak dulu telurnya lalu makan dulu. Ketika tima program datang, kita akan minta mereka untuk memesan makanan untuk kita.”
Perla sudah tidak bisa menahan lapar lagi dan berkata, “Bang Jordan, apa kau lupa kalau aku tidak suka telur? Kenapa kau malah hanya membawa telur? Kau mau aku makan telur saja? Kenapa Brielle selalu berhasil menangkap binatang tapi kalian tidak bisa menangkap satupun? Kenapa?”
“Kalian ini laki-laki. Tiga orang pria bahkan tidak bisa mengalahkan satu perempuan. Apa kalian tidak malu? Apa kalian masih pantas disebut pria?” Perla sangat marah. Dia mengantuk dan kelaparan, tubuhnya sakit dan gatal-gatal membuat suasana hatinya memburuk. Sementara dia melihat Brielle bisa tidur nyenyak dan makan enak.
Jackson juga marah dan berkata dengan tidak senang, “Brielle seorang perempuan dan kau juga perempuan, sama sepertinya. Jika dia bisa melakukanny, kenapa kau tidak? Pergi dan tangkap sendiri ayam-ayam itu untukmu!”
“Kalau kau bisa menangkap seekor hewan, maka kau bisa menghina kami seperti itu! Orang yang tidak bisa melakukan apapun dan tidak berkontribusi tidak berhak untuk menyalahkan kami! Paham?” ujar Jackson menambahkan. Dia tersinggung dan marah dengan perkataan Perla yang menghinanya.
Perla menatap marah pada Jackson, “Beraninya kau membentakku!”
Jackson menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara pelan, “Aku tidak bisa bergabung dengan timmu lagi. Semua telur yang kudapatkan akan kumakan sendiri dan cari makananmu sendiri. Aku pergi.”
Selesai bicara, Jackson mengambil tas ranselnya dan pergi mencari tempat berteduh. Austin berpikir sejenak tentang semua yang dikatakan Jackson. Lalu diapun berkata, “Aku akan ikut Jackson. Tidak aman jika dia sendirian.” Austin mengambil tas ransel dan telur miliknya lalu pergi.
Quinsha juga ingin pergi bersama Jackson dan Austin. Namun Perla menatapnya dan berkata dengan suara mengancam, “Apa kau juga ingin pergi bersama mereka?”
Quinsha menggigit bibir bawahnya lalu menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak…..tidak….Aku hanya ingin melihat saja. Aku tetap disini bersama kalian.”
Statusnya tidak setinggi Jackson dan Austin, dia tidak mau mencari masalah dengan Perla. Jackson berada dilevel tinggi didunia hiburan. Jackson menandatangani kontrak dengan perusahaan hiburan yang berada diluar negeri.
Meskipun keluarga Galasti menekannya, tidak akan mempengaruhi karirnya. Jackson tidak kekurangan sumber daya yang mendukung karirnya.
Sedangkan Austin adalah seorang aktor terbaik. Kekuatannya juga tidak buruk dan dia memiliki koneksi sendiri didunia hiburan. Tanpa dukungan keluarga Galasti pun, Austin bisa berkembang sendiri.
Austin juga tidak kekurangan dukungan dan dia bisa memutuskan segala hubungan kerjasama dengan keluarga Galasti tanpa perlu khawatir dengan masa depannya.
Tetapi Quinsha berbeda. Dia hanyalah seorang artis pendatang baru. Dia tidak memiliki latar belakang kuat, tidak punya nama dan tidak punya dukungan kuat dibelakangnya. Jika dia bertentangan dengan keluarga Galasti maka perusahaan itu pasti memblokirnya didunia hiburan dan karirnya pasti hancur.
Perla mendengus sinis memandang Quinsha. Jordan meletakkan telur yang didapatnya. Tiba-tiba saja Perla tersadar bahwa dia tak sengaja menyindir Jordan tadi. Dengan cepat dia memeluk Jordan dan dengan suara lembut berkata, “Bang Jordan. Aku tadi bukan menyindirmu, didalam hatiku kau adalah saudara laki-laki terbaik.”
apa su tdk ad klanjutanya🤔🤔🤔