Aksa yang selalu saja merasakan sakit hati kala jatuh cinta, kini ia harus merasakan sakit hati lagi kala sang kekasih memilih pergi kala pernikahan akan berlangsung besok.
Mau tidak mau demi menjaga martabat keluarga dan Perusahaan, Aksa harus menikahi Adik Iparnya, Yara.
Apakah yang terjadi dengan pernikahan serba terpaksa mereka?
jangan lupa follow, vote, dan like yaa 🤩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Sesampainya di sekolah dimana Yara menimba ilmu semasa SMA, sepasang suami istri berjalan beriringan menuju Kantor Sekolah. Terlihat Yara yang selalu tersenyum kepada semua orang yang menatap nya. Dan Aksa hanya diam memerhatikan Yara saja, ia sedikit curiga dengan kebahagiaan gadis itu.
Langkah Aksa dan Yara terhenti kala ada seorang pria berjas hitam menghalangi jalan mereka. Aksa merasa seperti tidak asing dengan pria itu, hanya saja ia lupa siapa pria itu.
"Halo, Yara.." Sapa pria itu, Yara terlihat tersenyum manis. Dan itu menganggu hati mungil Aksa, menurutnya Yara tidak pantas tersenyum kepada pria asing itu.
"Halo, Kak Naka.." Sapa Yara balik, ia melirik kearah sang suami yang terlihat biasa saja. Padahal Yara mengharapkan jika Aksa marah jika dirinya disapa oleh pria lain. Tapi, hal seperti itu tidak akan pernah terjadi dalam hidup Yara dan dirinya sadar akan itu.
Naka mengajak Yara bercerita banyak hal, terlihat memang sudah berkenalan dari lama. Sepanjang Yara bercerita dengan Naka, sepanjang itulah Aksa selalu memerhatikan setiap gerak-gerik Yara yang cukup centil dimatanya.
"Kau mau ambil ijazah atau mau reuni?" Tanya Aksa langsung saja, tanpa basa-basi. Tentu saja Naka dan Yara langsung menatap ke arah Aksa yang berekspresi biasa saja.
"Kita bisa bareng, kebetulan aku juga mau ambil ijazah adikku." Ucap Naka yang langsung mendapatkan anggukan dari Yara. Lain dengan Aksa yang menatap tak suka pria di hadapannya.
"Tidak perlu, aku rasa kalau mau ambil berkas penting tidak perlu beramai-ramai." Aksa menolak mentah-mentah untuk bersama dengan Naka. Tentu saja Yara melotot kearah sang suami, ia mencubit kecil lengan Aksa.
"Kakak tidak boleh seperti itu, tidak sopan.." Yara berbisik agar Naka tidak mendengar. Berusaha tersenyum agar Naka tidak curiga atau sakit hati dengan perkataan Aksa tadi.
"Terserah! kalau kau ingin aku menjadi walimu sekarang, ayo berangkat sekarang tanpa dia!" Bisik Aksa balik tapi penuh penekanan. Aksa berlalu pergi begitu saja, tentu saja Yara menjadi panik sekarang.
"Kak, maaf.. lain kali kita akan bercerita lagi." Ucap Yara kepada Naka yang hanya bisa tersenyum. Yara langsung berlari menyusul Aksa yang sudah berjalan lumayan jauh darinya. Naka tersenyum tipis, ia tidak menyangka jika Yara sudah menikah dengan Aksara Pratama.
•
Setelah berhasil mengambil sertifikat kelulusan, kini Yara dan Aksa sudah berada di dalam mobil. Aksa tidak ada bicara sedikitpun, pria itu hanya diam fokus menyetir. Sementara Yara terlalu bahagia memegang ijazahnya, ia membayangkan akan bekerja apa sekarang.
Aksa melirik sebentar kearah Yara, ia menyangka jika Yara tersenyum hanya karna Naka. Pria sok tampan tadi benar-benar menganggu penglihatannya tadi.
"Siapa pria tadi?" Tanya Aksa setelah lama terdiam, dan itu adalah perkataan pertamanya.
"Oh dia pria baik, pria yang sudah membantu ku selama ini. Kakak tahu, terkadang dia mau ngasih aku uang jajan." Jelas Yara sejujur jujur nya. Dan itu membuat kedua alis Aksa mengkerut, ia bingung dengan kata-kata seolah pria tadi adalah dewa penolong Yara.
"Oh, dia om-om mu?"
Spontan Yara langsung menatap tajam Aksa yang bertanya seperti itu. "Bukan! Dia itu orang baik yang sudah aku anggap seperti Kakak sendiri, bukan seperti yang Kakak katakan itu!" Bela Yara untuk pikiran Aksa yang nyeleneh tentangnya.
"Sembarangan aja kalau ngomong," Omel Yara yang tidak ditanggapi sama sekali oleh Aksa. Sudah pasti Yara langsung hilang mood baik karna Aksa tadi.
Sementara sang pelaku tetap tenang menyetir, ntah kenapa dirinya sedikit lega karena mengetahui fakta itu. Aksa kira tadi ada hubungan spesial antara Naka dengan Yara. Tapi, kala mendengar penjelasan kemarahan Yara tadi. Aksa yakin, jika Yara memang tidak ada hubungan apapun dengan Naka.
Tiba-tiba mobil berhenti di Perusahaan Pratama Group. Yara melihat dari kaca mobil, ia bingung kenapa dibawa ke tempat ini.
"Kau mau bekerja bukan?" Tanya Aksa kepada Yara yang masih ter bengong.
Yara mengangguk saja, ia menatap bingung sang suami. "Hari ini kau bekerja sebagai sekretaris pribadiku. Seperti tugas Arzan, hanya saja kau lebih mengerjakan hal privasi yang tidak bisa Arzan lakukan." Jelas Aksa yang membuat Yara semakin bingung.
"Gaji nya berapa?" Ayolah Yara malah menanyakan hal itu bukan hal yang lain.
"15 juta perbulan, itu pokok belum bonusnya. Bisa dikatakan, kau bisa memegang gaji sampai 2 digit." Jawaban Aksa membuat Yara tersenyum senang. Ia menatap bahagia Ijazah di tangan nya, tidak menyangka jika akan mendapatkan gaji sebesar itu.
"Sekretaris pribadi, itu berarti aku harus sering disamping Kakak bukan?" Tanya Yara yang dijawab dengan anggukan oleh Aksa. "Kakak tidak sesak sering bersama ku? Kata Kakak, kalau sering dekat denganku, sesak.."
Seketika Aksa tersadar, ia memang ada mengatakan hal seperti itu. Hanya saja kenapa malah mengerjakan Yara sebagai sekretaris pribadi di bagian hal privasi. Ayolah, Aksa sudah mati kata sekarang. Apa lagi kini Yara menatap nya dengan tatapan super mencurigai Aksa.
"Sekarang kau mau bekerja tidak?" Tanya Aksa untuk mengalihkan Yara. Tentu saja Yara langsung mengangguk mantap, ia tidak mau kehilangan mendapatkan gaji yang besar.
"Oke, kau bekerja mulai sekarang!" Ucap Aksa, ia membuka pintu mobil lalu keluar. Yara menyimpan ijazahnya di dashboard mobil, lalu ikut keluar juga bersama dengan Aksa. Yara mengekori Aksa dibelakang pria itu, sambil melirik kesana kemari kala memasuki gedung perusahaan.
Banyak para karyawan yang menunduk hormat kepada mereka. Dan Yara sebenarnya malu diperlakukan seperti ini, ia belum terbiasa. Yara baru menyadari satu hal, bahwa semenjak dirinya bersanding dengan Aksara Pratama.. banyak orang yang menghormati dirinya.
Aksa dan Yara memasuki lift untuk menuju ruangan Aksa yang berada di lantai paling atas. Mata bulat Yara memerhatikan tangan Aksa yang menempelkan kartu di tombol lift. Ia tersenyum kala lift sudah tertutup dan mulai bekerja.
"Kak.." panggil Yara yang langsung membuat sang empu menatap nya.
"Kau tidak malu membawa aku ke Perusahaan?" Tanya Yara takut-takut, ia tidak ingin Aksa menahan rasa malu hanya karna dirinya.
"Kenapa harus malu? kau istriku, Yara. Apa kau tidak lihat foto pernikahan kita tadi? Semua orang juga tahu kalau kau istri ku." Kata Aksa yang membuat Yara terdiam langsung.
Yara memang sedikit terkejut kala melihat foto pernikahan mereka yang terpajang besar-besar di resepsionis. Begitu diakui Yara oleh keluarga Pratama, ia menjadi tersipu dan terharu tentunya. Jake dan Hani memang tidak pernah membedakan antara dirinya dengan Lovie.
Yara jadi mellow sendiri mengingat semua kebaikan Jake dan Hani. Dirinya saja selalu dibuang oleh Reynald dan Hanum, tapi kala bersama dengan keluarga Pratama semua orang membanggakan dirinya.
••
Mohon jangan numpuk bab ya, bantu author naikin retensi Aksa ya beb😘 Oh iyaaa, kemarin ngga update karena author ulang tahun. Jadi, sibuk banget gitu.. biasa deh namanya ulang tahun hehe😍