NovelToon NovelToon
Terjerat Tuan Muda

Terjerat Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:45k
Nilai: 5
Nama Author: khitara

Rysta Maura Lian,
dia seorang wanita cantik yang telah berusia 33 tahun.
ia tumbuh dan besar di panti asuhan.
hidupnya yang sebatang kara dan pernah di vonis sulit memiliki keturunan membuatnya menjadi seorang wanita yang memiliki sudut pandang berbeda tentang kehidupan.

ia pun memutuskan, jika ia hanya akan hidup sendiri selamanya...sebuah hubungan hanya akan membuat hidupnya rumit dan membuang buang waktunya.

hingga di usianya 17 tahun seorang wanita konglomerat membawanya dari sana.
merubah dirinya dari yang bukan siapa siapa menjadi dia yang keberadaannya sangat di segani dan di hormati.
karena ia adalah sang asistan pribadi wanita konglomerat itu.

hingga di malam naas itu, seseorang memaksakan dirinya kepadanya.
merenggut apa yang ia miliki dan ia agungkan.

apa yang akan Rysta lakukan jika seseorang itu memaksanya untuk menjalin sebuah hubungan yang tak pernah ia ingin jalani selama ini...??

dan mampukah seseorang itu merubah sudut pandang wanita itu tentang kehidupan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rasa bersalah

Edward cukup lama berada di dalam mobilnya.

Entah kenapa, terbersit rasa bersalah merasuk ke dalam sanubarinya mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

Wajah pias Rysta ketika melihat dirinya sedang bersama dengan Lilyana terukir jelas dalam benaknya.

Berkali kali ia menatap ke arah jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Tak terasa hampir dua jam lebih telah berlalu,

Namun seseorang yang ia harapkan kemunculannya tak kunjung terlihat keluar dari pintu restauran itu.

Edward nampak berkali kali bergerak dengan gelisah.

Hingga seserang nampak keluar dari pintu restauran.

Ia bernafas dengan lega.

Segera pria itu keluar dari mobilnya dan berdiri bersandar pada mobilnya menunggu seseorang itu mendekat kepadanya

" Ed....kau masih di sini ?! " Ares bertanya dengan tatapan aneh ke arah Edward.

Sepertinya waktu makan siang telah berlalu hampir dua jaman yang lalu, tapi kenapa pria ini masih di sini.

" biarkan Rysta pulang bersamaku " kata Edward tanpa menjawab pertanyaan Aresh.

Tatapan matanya juga hanya tertuju kepada sosok Rysta yang berdiri di belakang Aresh.

Aresh sedikit menyipitkan matanya, keningnya juga sedikit berkerut.

Rysta dia bilang.....

Sejak kapan Edward memangil sosok asistan sang nyonya besar itu hanya dengan panggilan nama saja.

Tanya Aresh dalam hati,

Tanpa sadar, alis pria itu sedikit terangkat ke atas.

Sejenak ia menoleh ke arah Rysta yang masih setia berdiri di belakangnya.

Tidak ada pergerakan apa apa.

Wanita itu hanya diam. Tatapan matanya lurus kedepan.

" Sorry Ed....tapi kamu masih akan ada meeting lagi di kantor.

Saat inipun kami sedang di tunggu " jawab Aresh kemudian.

Aresh tidak sedang berbohong.

Semua yang dia katakan memang benar.

Keduanya memang sedang di tunggu di kantor pusat Group Tang oleh para supplier perusahaan yang bekerja sama dengah perusahaan perusahaan di bawah naungan group Tang.

" kalau begitu biarkan aku yang mengantarnya ke kantor " jawab Edward.

Sekali lagi Aresh mengangkat satu alisnya ke atas.

Kenapa Edward terkesan memaksakan diri kepada Rysta.

" kau yakin Ed...?! " tanyanya kemudian.

" hmm...." jawab Edward,

kemudian Aresh menoleh kembali kepada Rysta, dan wanita itu terlihat mengangguk.

" ok..terserah kau saja, asal jangan telat.

Kami benar benar sedang di tunggu " kata Aresh kemudian kepada Edward.

" jangan khawatir...." jawab Edward singkat.

Selanjutanya Ares melangkah lebih dulu menuju mobilnya sendiri meninggalkan dua orang itu dengan bermacam macam pikiran dan prasangka mengisi kepalanya.

" di mana ?! " tanya Rysta ketika Aresh dan mobilnya tak lagi terlihat diarea parkir itu.

" di depan saja " jawab Edward seolah paham arah pertanyaan Rysta kepadanya.

Setelah mendapat jawaban dari Edward, segera Rysta berjalan berputar mendahului langkah Edward.

Selanjutnya ia segera menarik handel pintu mobil bagian depan dan duduk di sana tanpa sepatah kata lagi.

Edward yang di lalui begitu saja hanya bisa menghela nafas ketika melihat wanita itu telah duduk di kursi samping kemudi tanpa menunggu ia membukakan pintu.

Edward segera menyusul Rysta dengan segera masuk ke dalam mobilnya

Selanjutanya ia melajukan mobilnya menuju arah perkantoran group Tang.

Hampir empat puluh lima menit perjalanan, keduanya hanya diam membisu.

Tak ada perbincangan sedikitpun diantara mereka berdua.

Edward nampak sibuk dan fokus pada setir dan jalanan di depannya.

Sementara Rysta sibuk dengan tatapan matanya yang tertuju keluar jendela.

" tak ada hubungan apa apa antara aku dan nona Lily, kami hanya sedang berkonsultasi saja " terdengar suara Edward seolah mampu memecah kesunyian.

" ya...." hanya itu jawaban yang keluar dari bibir Rysta.

Wanita itu memang merasa tak ingin tahu akan urusan Edward dengan wanita yang ingin di jodohkan keluarganya dengan pria itu.

Karena ia merasa, itu bukan urusannya...meski tadi ia sempat merasa sakit.

Kembali, wanita itu seolah ingin kembali membangun dinding pembatas yang lebih tebal dan juga lebih tinggi untuk melindungi dirinya sendiri.

Tatapan Rysta masih sibuk terarah keluar jendela ketika Edward menoleh sebentar kepadanya.

" jangan pulang dulu nanti, aku akan menjemputmu " kata Edward ketika mereka telah tiba di depan kantor Group Tang dan Rysta sedang melepas sabuk pengamannya.

" tidak perlu repot, aku biasa pulang sendiri " jawab Rysta dingin dengan tetap melanjutkan kegiatannya tanpa menoleh kepada Edward.

" kita pulang sama sama " sergah Edward.

Kali ini Rysta tak menjawab sama sekali, ia pun tak menolak.

Kemudian wanita itu nampak keluar dari mobil Edward tanpa sepatah kata.

Mata Edward terus mengikuti langkah Rysta yang terus menjauh dari mobilnya kemudian menghilang masuk ke dalam gedung perkantoran itu.

Edward menghela nafas sebelum akhirnya ia kembali melajukan mobilnya dan berlalu meninggalkan pelataran gedung bertingkat itu.

Seorang wanita menjalani kehidupannya dengan mengetahui kekurangan yang begitu fatal bagi sebagian orang.

Edward tak bisa membayangkan, bagaimana selama ini Rysta menjalani kehidupannya dengan baik baik saja.

Itukah alasannya kenapa ia menjadi sosok seorang wanita dingin yang seolah tak ingin membutuhkan orang lain untuk hidup.

🌿

Pukul lima sore, mobil Edward telah nampak terparkir di parkiran gedung perkantoran group Tang.

Matanya memicing ketika melihat Aresh keluar dari gedung itu sendirian.

Melihat Edward ada di sana, Aresh segera mendekat sembari mengerutkan keningnya.

" kau di sini Ed...?!, apa kita ada janji... ?! " sapa Aresh sekaligus bertanya, takut ia terlupa jika mungkin mereka memang ada janji.

Edward menggeleng pelan.

" Rysta tidak keluar bersamamu ?! Apa dia masih ada di dalam ?! " tanya Edward kemudian semakin membuat Aresh memicingkan matanya menatap pria itu.

Lagi lagi Edward memanggil Rysta hanya dengan sebutan nama saja....

Bisik hati Aresh lagi.

Ada apa ini sebenarnya, apa ia ketinggalan sesuatu....

pikir Aresh lagi.

" nona Rysta...?!

Emm...sepertinya dia belum kembali, dia pergi ke gudang produksi sejak siang tadi Ed..." jelas Aresh,

Mendengar itu, Edward segera berbalik dan hendak masuk ke dalam mobilnya.

Namun Aresh menghentikan pergerakan Edward dengan mencekal lengan pria itu.

" ada apa....?! Tidak adakah yang ingin kau ceritakan padaku ?! " tanya Aresh kenudian dengan wajah serius

" apa ?! " Edward balik bertanya

" kau aneh Ed,

Ada apa antara kau dan nona Rysta sebenarnya ?! " tanya Aresh lagi.

Edward menghela nafas.

" tidak ada " jawabnya kemudian.

Edward tak bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Aresh tentang pernikahannya dengan sosok asistan sang nenek itu di saat ia sendiri masih gamang dengan perasaanya sendiri saat ini.

 " aku dengar kau akan di jodohkan dengan nona Lilyana, kuharap kau perbaiki sikapmu lagi Ed...Lilyana terlihat seperti wanita baik baik " kata Aresh lagi membuat Edward sedikit terperangah.

" kau tahu ?! " tanya pria itu dengan raut wajah terkejut.

Aresh menepuk nepuk bahu Edward sebelum pergi meninggalkan pria itu dengan wajah bodohnya.

Edward mengerutkan keningnya,

Pria itu kemudian memutuskan masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

1
UmmuShafira
sungguh terharu 😭😭😭
UmmuShafira
Luar biasa
Siti Sa'diah
sungguh luar niasaaaa ahir yg sangat bahagia
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Tuti Tyastuti
happy end ya bwt ed sm rysta🤗🤗🤗
Sabaku No Gaara
ahh...bayik tau lok khitara pasti buat happy end
Nani Rahayu
happy buat tuan muda ed nona rysta......🤗🤗🤗
Al Fatih
sudah tamat kak....,, beneran ini🤔
Tuti Tyastuti
lanjut thor😢😢
Tuti Tyastuti
ya allah rysta km pasti bisa bertahan km kuat ayo semangat😭😭😭😭
sizuka
semoga selamat semuanya..kok aku sedih yaa😭😭
anah raditya
pokony 22ny hrs selmt ya Thor...
Wanah Sahwanah
thoor bikin mewek
Lanjut
Nanik Normaidah
semoga selamat ketiganya
Nur Adam
lnjjt
Al Fatih
yaa Allah,, pagi2 sdh harus berurusan dgn bawang😭😭😭,, semoga ibu dan debay kembar bisa selamat semuanya.... aamiin
Siti Nurhasanah: ya Author yg pengasih dan penulis...selamatkanlah Rysta dan si kembar, aamiin...
total 1 replies
Ninik
ikut deg deg kan jadinya
Wanah Sahwanah
selamat kan semuanya thoor...
aku Yg tegang
Tuti Tyastuti
usahakan dokter dua"nya selamat😭😭😭
Mugiyati
Rista dan bayinya selamat ya thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!