Lula Azkadina,gadis cantik berumur 18 tahun yang menyukai seseorang di hatinya.namun dia tidak berani mengungkapkan perasaan nya,karena suatu keadaan.Dia hanya bisa mencintai laki-laki tesebut dalam doa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy de, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama Kerja
Rindi hari ini sudah mulai kerja di kantoran.karena hari ini hari pertama dia bekerja,dia berangkat lebih awal.
Rindi berjalan buru-buru masuk ke kantor.dia bekerja sebagai staf di kantor tersebut.
" Selamat pagi Mba " ucap Rindi pada karyawan yang lain
" Selamat pagi juga,eh kamu anak baru ya "ucap karyawan tersebut
" Iya Mba,saya baru masuk hari ini.kenalkan saya Rindi " ucap Rindi mengulurkan tangannya
"Iya Rindi,saya Dian " ucap Dian mengulurkan tangannya juga
" Mohon bimbingannya ya Mba" ucap Rindi sopan
" Iya,kamu tenang saja di sini kita sama-sama bekerja.jadi harus saling bantu " ucap Dian tersenyum
" Terimakasih " Rindi membalas dengan senyuman
Kini Rindi duduk dan mulai mengerjakan tugas nya
Rindi terlihat sangat serius dengan kertas-kertas yang ada di depannya.
" Rin,kamu di panggil ke ruangan Pak Bos tuh " ucap Dian
" Hah,saya Mba?? " ucap Rindi kaget
" Iya,udah sana cepat.jangan sampai pak satria marah loh" ucap Dian tersenyum
" Iya Mba" Rindi langsung berjalan ke ruangan Bosnya
Setelah sampai di depan ruangan bosnya,Rindi berusaha menetralkan detak jantung nya.
" Duh,kok aku deg-degan gini ya " Rindi mengusap dadanya
" Bismillah " Rindi lalu mengetuk pintu ruangan Bosnya
Tok...tok...
" Masuk " ucap seseorang di dalam sana
Rindi membuka pelan pintunya,dia berjalan pelan mendekati seseorang yang sedang sibuk dengan kertas-kertas di depannya.
" Pagi Pak " Rindi berusaha menyapa bosnya dengan seramah mungkin
" Hmmm " Bosnya masih sibuk tanpa menoleh ke Rindi sedikitpun
" Idih sombong amat ni orang,kalau bukan bos sudah gue tinggalin nih orang " ucap Rindu dalam hati
Rindi masih tetap berdiri dan menundukkan kepalanya,kakinya sudah mulai capek.karena sudah hampir satu jam berdiri.
" Ya Allah,dosa apa aku ini.bisa-bisanya aku berdiri di ruangan ini jadi manekin.nggak tau apa nih orang,kalau gue capek.bisa- bisa gue pinsan.mana belum sarapan dari pagi " ucap Rindi lemes
Wajah Rindi sudah sangat pucat,selama itu pula bosnya tidak melihat sama sekali.dia masih sibuk dengan kertas di depannya.
" Astaghfirullah...ini benar-benar gue disiksa.kaki gue sakit dan perut gue juga sangat lapar.tuhan keluarkan aku dari sini " ucap Rindi dalam hati
Rindi perlahan jalan mundur,dia ingin segera keluar dari ruangan itu.
" Bismillah " Rindi mengendap-endap keluar dari ruangan bosnya
Keringatnya bercucuran di keningnya
" Alhamdulillah ya Alloh, akhirnya gue berhasil keluar dari ruangan neraka itu" ucap Rindi mengusap dadanya
Rindi berjalan cepat ke mejanya dan dua segera mengambil botol minumnya.
Di teguknya air dan dia bersandar di kursi
" Rin,ngapain sih di dalam lama amat.kamu habis ngapain kok keringetan gitu " ucap Dian menelisik
"Di dalam aku nggak ngapa-ngapain kok mba,bahkan dari aku datang,pak bos masih sibuk dengan pekerjaannya.menoleh saja tidak,aku capek berdiri mba.kakiku sakit,dan aku juga lapar " ucap Rindi menjelaskan
" Hah?! Satu jam kamu hanya berdiri di sana " ucap Dian kaget
" Iya, aku seperti patung " ucap Rindi cemberut
" Hebat... jarang-jarang loh ada karyawan yang punya kesempatan kayak kamu.tapi kamu senang kan,melihat wajah bos kita.dia ganteng tau " ucap Dian menggoda
" Boro-boro melihat wajahnya mba,mendengar suaranya saja tidak " ucap Rindi
" Terus ngapain kamu di sana,memangnya kamu sudah di suruh keluar " ucap Dian lagi
" Aku keluar sendiri mba,nggak mau lah aku di sana cuma berdiri jadi patung " ucap Rindi cemberut
"Eh Rin,tapi bos kita masih single loh.cuma sudah tunangan " ucap Dian ngasih tau
" Loh apa hubungannya sama aku mba,mau dia single kek,atau sudah beristri kek.bodo amat,bukan urusan gue " ucap Rindi
" Ye kan siapa tau kamu juga minat " ucap Dian menggoda
" Hehe bukan levelnya mba,aku mah apa atuh " ucap rindi tersenyum
Tiba-tiba dari dalam terdengar kegaduhan.
" Mba,itu ada apa ya.kok bos kita teriak-teriak gitu " ucap Rindi mendengar teriakan dari dalam ruangan bosnya
" Nggak tau Rin,paling ribut sama ceweknya kali " ucap Dian
" Udah kita fokus aja sama kerjaan kita,nanti kalau ketahuan oleh si botak bisa habis kita " ucap Dian berbisik
" Hah...siapa botak mba " ucap Rindi penasaran
" Itu sekretarisnya bos,sebentar lagi pasti dia lewat " ucap Dian tersenyum
Dan benar saja dari depan terdengar seseorang berjalan cepat mendekati ruangan bos mereka.
Rindi melirik melihat seseorang itu
" Botak dari mananya ya,kok kepalanya ada rambutnya " ucap rindi pada Dian
" Hihik...namanya Boim Rin.anak-anak disini panggilnya botak " ucap Dian terkikik
" Oo " ucap Rindi
Terlihat beberapa orang menuntun bos mereka keluar dari ruangannya.terlihat sangat kacau dan tangannya juga berdarah akibat memukul kaca di ruangan tersebut.
Banyak karyawan yang berbisik, itu membuat sekertaris nya marah.
" Sudah!! Kalian kerjakan saja tugas kalian " ucap Boim melotot
Sedangkan Bosnya masih kacau dengan keadaannya.
Rindi melirik saat mereka berjalan melewatinya.dia tidak melihat jelas wajahnya,karena ada beberapa bodyguard yang merangkulnya
" Mba kok bisa sih seperti itu "ucap Rindi kepo
" Mungkin Pak Satria marah " ucap Dian
Rindi diam,dia melanjutkan kerjaan nya
Setelah satu hari bekerja,kini waktunya rindi pulang.dia pulang ke kontrakan nya.
Rindi memang mengontrak semenjak dia keluar dari rumah ayahnya dulu.dia bekerja di kafe-kafe untuk membiayai pendidikannya.alhamdulillah dia berhasil sampai lulus kuliah.dia bekerja keras untuk kehidupannya sendiri.
Rindi membersihkan diri dan melaksanakan shalat Maghrib karena memang sudah waktunya.didalam doanya,dia memohon agar di berikan kebahagiaan dan jodoh yang terbaik untuknya.
Setelah selesai sholat,Rindi berjalan keluar kontrakan untuk mencari makanan
Rindi berjalan kaki mencari warung makan yang ada diseberang jalan.
" Malam ini aku makan nasi padang aja deh " Rindi menyebrang jalan
Saat dia berada di tengah-tengah jalan raya, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju sangat cepat
Orang-orang di sekitarnya menjerit melihat mobil yang berjalan cepat ke arah Rindi
" Awas.... " ucap semua orang yang melihat
Rindi melihat mobil yang semakin mendekat,dia tidak bisa menghindari mobil tersebut.
" Aakkkhhh "Rindi memejamkan matanya
Tubuhnya serasa melayang,dia terguling ke pinggir jalan.dia merasakan sangat sakit yang luar biasa saat tubuhnya terlempar.
Darah mengucur dari dalam tubuh nya, kesadarannya mulai hilang saat orang-orang berlari mendekatinya
" Inikah akhir hidupku tuhan,ibu tunggu aku.aku rindu padamu,tuhan pertemukan aku dengan ibuku.terimakasih tuhan " Rindi berbicara dalam hati sebelum kesadarannya hilang
Rindi segera di bawa ke rumah sakit terdekat.
"Suster tolong ini ada korban tabrak lari " ucap orang-orang yang menolong rindi
Rindi segera di bawa ke ruangan UGD,dia harus segera mendapatkan pertolongan
Saat rindi di bawa dengan brankar,tidak sengaja Ardi melihat rindi.
" Astaghfirullah...itu rindi kan " Ardi terus menatap tubuh yang bersumpah darah
Ardi berlari mengejar perawat yang membawa rindi
" Sus,dia kenapa ya " ucap Ardi panik
" Dia korban tabrak lari pak, kami harus segera menyelamatkannya "ucap suster khawatir
Ardi terpaku melihat tubuh rindu yang tak berdaya.
" Ada apa sih sayang,memangnya dia tadi siapa " ucap seseorang pada Ardi
" Dia mahasiswaku,dia korban tabrak lari katanya " ucap Ardi pada kekasihnya
" Oh cuma mahasiswanya toh,ya udah ayo kita pulang.lagian tangan kamu juga belum sembuh kan " ucap Dania pada Ardi
" Tapi aku harus memastikan dia,kalau dia baik-baik saja" ucap Ardi menatap ruangan rindi
" Udah lah sayang, lagian dia bukan siapa-siapa kan " ucap Naya mengapit lengan kekasihnya itu
Akhirnya Ardi berjalan pulang dengan kekasihnya,meninggalkan Rindi sendiri di rumah sakit itu.