Menanti Janji

***

"Kak Juna? " bisik Sri setengah merintih, tubuhnya semakin tidak berdaya kala menerima serangan yang sangat mendebarkan itu. Matanya sayup menatap wajah Juna, lalu memegang lembut tangan pria itu.

Tatapannya memberi isyarat agar Juna bertindak sekarang juga, dia sudah tidak kuasa menahan hasratnya. Juna menyadari maksud Sri, dengan sigap tubuhnya bergerak cepat. Meluruhkan boxer yang masih melekat ditubuh, sehingga benda keras itu nyaris keluar dengan tegak bahkan telihat seperti sedang mencari lu ba ng nya.

Hasrat Juna semakin menggebu-gebu, dia mengambil posisi yang lebih nyaman untuk melakukan aksinya. Melebarkan sedikit kaki Sri sehingga kelopak berwarna pink milik wanita itu terlihat jelas oleh mata Juna, dia membuang nafasnya kasar lalu gerakan selanjutnya mengarahkan batang tegang itu di kelopak pinknya.

Plok!

Suara sobekan selaput Sri terdengar nyaring sehingga Juna menghentikan kegiatannya saat batangnya lolos masuk menerobos kelopak milik Sri.

Ah!

Suara desahan Sri terdengar menggema saat tengah merasakan miliknya telah dihantam kuat oleh batang itu. Sementara Juna melanjutkan aksinya, perlahan memompanya dengan memaju mundurkan miliknya yang gagah. Sedikit demi sedikit lama-lama semakin brutal gerakannya, tubuh Sri menjadi kewalahan. Dia menjerit, melenguh dan mendesah sehingga suara-suara itu menambah giatnya Juna untuk bergerak memompa miliknya. Oh nikmatnya, kedua insan itu merasa dunia ini hanya milik mereka sehingga tidak ingin mengakhiri permainan itu.

Uh!

Desah Juna merasakan mencapai puncaknya, gerak lebih cepat-cepat-cepat! Dan...

Crott!

Keduanya sama-sama melepaskan pelepasan yang sungguh tiada tara sehingga membuat tubuh Juna seketika lemas, dengan gerakan yang begitu cepat tubuh tegap itu terbaring diatas ranjang dengan keringat yang bercucuran.

Huh! Sri membuang nafas berat sembari tersenyum puas melihat Juna yang sangat lelah tapi sukses membuatnya bahagia. Akhirnya yang selama ini di inginkannya tercapai juga, mungkin dia tidak sempurna lagi tapi semua itu tidak disesalinya. Biarkan saja, toh dia hamil Juna pasti akan bertanggung jawab padanya!

***

Setelah malam panas itu mereka lalui bersama, kini Sri tengah membersihkan diri setelah itu dia berniat untuk pulang. Sementara Juna masih tidak ada tanda-tanda pergerakan diatas tempat tidur, tubuhnya terasa lemas bahkan membuka mata saja dia masih tidak mampu.

Hari ini adalah hari libur, jadi bebas lah untuk bersantai. Juna tidak harus buru-buru bangun terlalu awal.

"Kak Jun bangun gih, ayo sarapan! " Sri sudah siap mandi juga telah berpakaian rapi seperti sebelumnya.

"Ehm kenapa terlalu pagi sekali Sri, ntar aja kek aku masih pengen tidur, " jawab Juna full dengan suara beratnya. Sama sekali tidak berniat bangun malah semakin menutupi tubuhnya dengan selimut.

Sri mendengus kesal melihat tingkah Juna, padahal dia ingin pulang setelah ini. Akh dasar, cowok itu malah ngulur-ulur waktunya!

"Aku mau pulang setelah ini loh kak, ayo gih bangun! " biarpun terlanjur kesal tapi Sri masih bisa membaik-baikin. Demi Juna pun dia rela bangun terlalu awal untuk memasak, walau pun tubuhnya sangat lelah akibat serangan brutal Juna di sepanjang malam tadi. Itu semua bisa dilawannya yang terpenting Juna merasa nyaman terus dengan sikapnya. Hais Sri berniat sekali, sudah mengorbankan tubuhnya eh malah mengorbankan jiwa dan tenaganya lagi. Huh, ini sih sudah terlalu bodoh menurutku!

"Pulang nya bisa nanti siang kan Sri? " Juna semakin memalas bahkan merasa tidak rela jika Sri secepat itu meninggalkannya.

"Gak kak Jun, biasanya hari weekend paman dan bibi ku berkunjung dirumah. Aku gak mau mereka curiga padaku, dari kemarin kan aku gak pulang! " jelas Sri yang sedikit khawatir, entah kenapa perasaannya tidak tenang. Yang terpikirkan hanya satu yaitu mau pulang, Juna mengizinkan atau tidak dia tetap bertindak akan pulang pagi ini sekarang juga.

Huh, Juna membuang nafasnya kasar sembari mendudukan tubuhnya dengan sedikit malas. Jika bukan demi Sri mungkin dia tidak mau melakukan sekali pun itu Nara dia tidak akan patuh.

"Baiklah demi kamu akan kucoba untuk patuh, " ucapnya sembari berjalan kearah kamar mandi dengan tubuh yang polos, pemandangan ini sukses membuat Sri merinding. Dia jadi kepikiran adegan mereka semalam saat melihat batang yang menggantung di sela-sela paha Juna. Senjata itu sukses membuat tubuhnya lemas, hih nakal sekali!

"Kak Jun pakai handuk kek tutup itumu, geli tau liatnya! " ucap Sri menegur bahkan memalingkan wajah agar tidak melihat tubuh Juna yang polos, tidak ingin hanya gata-gara itu dia terbawa suasana dan langkahnya untuk pulang terhalang lagi.

"Hais ngapain sih, kan ini mau mandi! "

"Ya pokoknya kamu memancingku! "

"Hem bilang aja klo kepengen lagi, "

"Hih ogah, aku gak mau sampai terpengaruh! hari ini aku harus pulang dulu!"

"Ah gengsi sekali, padahal semalam pengen banget! "

"Ih kak Juna!!! "

Sri jadi sebel, dengan langkah lebar dia segera berlalu dari kamar itu. Juna terkekeh sendiri melihat tingkah wanita itu, semalam Sri begitu memenginkannya sekali. Hari ini kok menghindar.? Hem, entah lah!

Juna terseyum kecil sembari mengedikan kedua bahunya, tidak mau berlama-lama lagi langsung saja dia segera membersihkan diri.

"Astaga, kenapa aku jadi merinding sendiri pas lagi bayang-bayangin adegan kami semalam yah? Oh Tuhan, aku ingin lagi! " gerutu Sri seperti orang gila, dia sampai membuang nafas berkali-kali. Otaknya seperti sudah tergesek, lihat saja dia tidak bisa berpaling dari adegan panasnya bersama Juna. Ah ini suatu kenangan yang harus diingat rasanya, ya sudah lah biarkan saja dia menari-nari dipikiran Sri. Enak tenan...!

Hampir dalam satu jam akhirnya pria tampan itu menghampiri Sri di meja makan. Sikapnya biasa saja bahkan seperti tidak ada yang terjadi diantara mereka. Juna sangat cool, sikap gugup dan deg-degannya sudah tidak ada. Ah aneh sekali, kok secepat itu bisa berubah?

"Ingin pulang sendiri atau diantar? " tanya Juna santai sambil menyuapkan makanannya.

"Pulang sendiri aja, kan aku bawa mobil, "

"Ya udah, "

Suasana di meja makan kini begitu hening, Juna terlihat anteng sekali bahkan makan dengan lahap. Sementara Sri makan sambil memandang-mandangi wajah Juna, sungguh dia sangat tampan sekali pagi ini. Wajahnya cerah, apa lagi dengan rambutnya yang masih basah sangat membuat tampilannya semakin cool. Jika seperti ini, bagaimana tidak Sri semakin jatuh cinta? Ya Tuhan Sri sampai tidak mau berpaling dari wajah nya, sungguh indah sekali ciptaan-mu ini.

***

BERSAMBUNG...

Hey, makasih yah masih stay di novel ku jangan lupa dukungannya. Like, koment dan Hadiah sebanyak-banyaknya! Di vote juga di subscribe yah biar tidak ketinggalan up Eps baru!

Terimakasih 🗣 Salam dari Author..

GADIS Nias!