"Sebenarnya Aku hanya terpaksa menikahi mu demi memenuhi permintaan terakhir mendiang Papa, jadi kamu jangan pernah berharap lebih dalam pernikahan ini. Satu bulan lagi Kania kekasihku akan kembali dari luar Negeri, kami sudah berencana menikah setelah dia kembali dan pernikahan kita hanya sebatas itu saja" Farhan Adinata.
Mendengar pengakuan suaminya yang begitu menyesakkan dada, tak menyurutkan keteguhan Nada K.A mencintai suaminya. Ia meminta waktu satu bulan itu untuk menjalankan perannya sebagai istri yang berbakti kepada suaminya. Setelah satu bulan ia akan merelakan suaminya untuk wanita lain. Namun, setelah satu bulan Nada berubah pikiran, ia lebih rela di madu dan menyembunyikan statusnya sebagai istri Farhan demi cinta dan baktinya kepada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KCN~ BAB 19
"Kenapa baru sekarang kamu mengakui kalau dirimu adalah Suaminya Nada, hum?"
Farhan terdiam, dan mama Sarah bisa menebak jika ada sesuatu yang terjadi antara putranya dan istri barunya.
"Gak mungkin kan, baru seminggu kamu nikah terus kamu udah bosan sama Istri baru kamu dan sekarang kamu mau balikan lagi sama Nada. Jangan bercanda, Farhan. Putriku itu bukan boneka yang seenaknya bisa kau mainkan kapan saja kau mau." Ujar mama dengan ketus.
Melihat Farhan menundukkan kepalanya semakin menguatkan dugaan mama, tetapi ia tidak mau mengambil resiko dengan memberi kesempatan kepada putranya itu. Nada sudah cukup merasakan sakit dan ia tidak mau melihat putrinya itu semakin menderita.
Mama Sarah berdiri dari tempat duduknya lalu melangkah kearah meja riasnya, mengambil sebuah map coklat yang di titipkan Nada lalu membawanya kepada Farhan.
"Jalani saja apa yang sudah menjadi pilihanmu, begitupun dengan Nada, dia juga akan menjalani kehidupannya yang baru dan melupakan kalau dia pernah menjadi istrimu. Ini," ujar mama Sarah lalu menyodorkan map tersebut kehadapan Farhan dengan posisi terbalik.
Farhan meraih map itu dengan menatap mama Sarah, "Ini apa, Ma?" Tanyanya.
"Nada sudah mengabulkan permintaan mu, ayo lihat isinya kau pasti akan senang." Mama Sarah menyilangkan kedua tangannya di dada sambil menatap Farhan dengan lekat.
Mendengar ucapan mama Sarah, Farhan mulai menerka tentang permintaannya yang mana yang telah dikabulkan Nada. Perlahan ia membalik map itu dan saat tatapannya tertuju pada logo pengadilan agama ia pun mengerti apa isi map tersebut.
Dengan cepat Farhan membuka map itu lalu mengeluarkan isinya, kedua matanya membulat melihat selembar surat gugatan cerai yang diajukan oleh Nada dan sudah di tandatangani oleh Nada sendiri.
"Ma, ini gak mungkin, Nada gak menggugat cerai aku." Ucap Farhan dengan lirih, tatapannya tak lepas pada coretan tanda tangan nada diatas kertas tersebut. Yang ia tahu Nada mencintainya jadi tidak mungkin Nada yang melakukan ini, terlebih sejak awal Nada sendirilah yang sudah mengizinkannya untuk berpoligami.
"Kenapa tidak mungkin? Bukannya itu yang kamu mau, bercerai dengan Nada lalu hidup bahagia dengan wanita pilihan mu sendiri. Jadi tunggu apalagi, sekarang tandatangani surat itu maka hubungan kamu dan Nada akan benar-benar berakhir sesuai dengan keinginan mu." Ujar mama Sarah sambil menyodorkan sebuah pulpen kehadapan Farhan.
Farhan hanya menatap pulpen yang terulur padanya tanpa mengambilnya. Dulu ia memang sangat ingin bercerai dengan Nada, namun sekarang justru sebaliknya. Tubuhnya seketika bergetar kala melihat dengan mata kepalanya sendiri tanda tangan Nada terbubu diatas surat cerai itu.
"Ma, sekarang beritahu aku kemana Nada pergi? Aku harus bicara dengannya." Ucap Farhan dengan bibir bergetar. Ia menolak percaya jika Nada melakukan ini semua karena Nada mencintainya, itulah yang tertanam di hatinya.
"Sudahlah, Farhan, untuk apa kamu mencari Nada. Kamu hanya perlu menandatangani surat cerai itu."
Farhan menatap mamanya dengan nanar. Tidak percaya jika mamanya pun mendukung keputusan Nada.
"Baiklah kalau Mama tidak mau memberitahu kemana Nada pergi, aku mencari tahu sendiri." Ujar Farhan lalu berbalik meninggalkan kamar mamanya dengan membawa surat gugatan cerai yang diajukan oleh Nada.
Dari balkon kamarnya, mama Sarah menatap kepergian mobil Farhan dengan tatapan datar. Setelah mobil Farhan tak terlihat lagi, mama mengangkat sebelah tangannya yang menggenggam ponsel lalu menghubungi keponakannya.
"Halo, Alfan...
mana perjakanya dia kasih ke tuh cewek menjijikkan 🤢🤢
hiii ogah banget