NovelToon NovelToon
LOOTER

LOOTER

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Perperangan / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas / Office Romance / Barat
Popularitas:472
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

Di dunia dark web, satu nama ditakuti: LOOTER. Tak ada yang tahu identitas aslinya, hanya bahwa ia adalah algojo bayaran dengan keterampilan militer luar biasa. la bisa menyusup, membunuh, dan menghilang tanpa jejak. Kontraknya datang dari kriminal, organisasi bayangan, bahkan pemerintah yang ingin bertindak di luar hukum.

Namun, sebuah misi mengungkap sesuatu yang seharusnya terkubur: identitasnya sendiri. Seseorang di luar sana tahu lebih dari yang seharusnya, dan kini pemburu berubah menjadi buruan. Dengan musuh di segala arah, LOOTER hanya punya satu pilihan -menghancurkan mereka sebelum dirinya yang lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

Keputusan yang Membingungkan.

Malam harinya, setelah restoran tutup dan semua pegawai pulang, Rangga kembali ke apartemennya.

Dia melempar jaket ke sofa, lalu menyalakan laptopnya. Saat jendela dark web terbuka, semua kehangatan yang tadi sempat dia rasakan saat bersama Alya langsung lenyap.

Notifikasi pesan menyala.

>[Pengirim: Pembawa Cahaya]

"Looter, aku tidak butuh permintaan maaf. Aku butuh jawaban. Aku butuh tau kenapa kau membunuh anak buahku."

Rangga bersandar di kursinya. Matanya menyipit membaca pesan itu.

Pembawa Cahaya ini bukan sembarangan. Dia seseorang yang benar-benar ingin balas dendam.

Dan itu berbahaya.

Namun, sebelum dia sempat membalas, notifikasi lain muncul. Kali ini dari KOPSUS.

>"Kami sudah menemukan petunjuk keberadaanmu. Jika kau pikir bisa terus bersembunyi, kau salah besar."

Rangga mengepalkan tangan.

Sial.

Mereka mulai mempersempit ruang geraknya. Dia menarik napas dalam, menekan jemarinya ke pelipis. Dua pihak mengincarnya.

Satu karena dendam. Satu karena ingin menghabisinya.

Dan ditengah semua ini... ada Alya, yang menunggunya menjawab perasaan cinta. Looter bukan pria yang mengenal konsep jatuh cinta. Tapi sekarang, hidupnya seperti dilempar ke dalam kekacauan yang tidak terduga.

Dia mengetik balasan.

>"Aku membunuh karena bisnis, jangan salahkan aku. Aku tidak menyesal."

Pesan terkirim. Layar laptop tertutup.

Sekarang, dia harus memikirkan apa yang lebih penting: bertahan hidup, atau memberi Alya jawaban?

...----------------...

- Hari yang Tidak Seperti Biasanya.

Pagi datang terlalu cepat. Rangga, dengan lingkaran hitam di bawah kantung matanya akibat kurang tidur, membuka restoran seperti bisa.

Biasanya, dia bisa mengabaikan hal-hal sepele. Tapi hari ini? Dia terus kepikiran soal Alya. Dan sialnya, Alya juga tidak seperti biasanya.

Kalau biasanya dia suka mencuri-curi kesempatan untuk menyentuh tangan atau mendekat tanpa alasan, kali ini dia bersikap dingin.

Saat Rangga berdiri di kasir, Alya datang, meletakkan laporan tanpa sepatah kata pun, lalu pergi lagi. Saat mereka bekerja di dapur, Alya tidak bercanda seperti biasanya.

Dan ketika Rangga mencoba memanggilnya, dia hanya menjawab seperlunya. Dan entah kenapa, hal itu mengganggu Rangga lebih dari ancaman di dark web.

Setelah restoran tutup, Rangga akhirnya tak tahan lagi. Saat Alya hendak pulang, dia menahan pergelangan tangannya. "Tunggu"

Alya menoleh. "Kenapa?"

"Ada yang mau aku tanyakan."

Alya mengangkat alis. "Baru sekarang mau nanya? Aku udah kasih waktu seharian buat mikir, lho."

Rangga terdiam. Dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Alya tersenyum miring. "Jadi, apa jawabannya, Mas?"

Hening.

Rangga merasa ini aneh. Biasanya, dia bisa dengan mudah membuat keputusan besar dalam hidupnya. Membunuh seseorang? Mudah. Menghilangkan jejak? Cepat. Membaca taktik musuh? Gampang.

Tapi menjawab perasaan seorang perempuan? Dia tak tahu caranya.

Melihat Rangga diam saja, Alya mendengus pelan.

"Mas, kalau memang ngak suka, bilang aja," katanya sambil mencoba menarik lengannya. Tapi sebelum dia pergi, Rangga menariknya kembali.

Sama seperti tadi malam, otaknya masih loading. Tapi kali ini, tubuhnya bertindak lebih dulu. Dia menarik Alya lebih dekat.

"... Aku gak bilang aku gak suka," katanya pelan.

Alya terdiam. Dia tak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu. Tapi sebelum dia membalas, Rangga sudah lebih dulu melepaskannya dan berbalik pergi.

"Besok pagi, jangan telat masuk," katanya sambil berjalan menuju pintu belakang restoran. Alya masih terdiam di tempat.

Jantungnya berdetak lebih cepat.

Apa barusan itu... pengakuan?

...-----------------------------...

Malam yang gelisah. Rangga pulang ke apartemen dengan kepala penuh dengan dua hal: Alya dan ancaman yang mengintai.

Dia membuka laptop. pesan baru dari Pembawa Cahaya menunggu.

>"Aku ingin bertemu. Satu kali saja. Aku ingin tau apakah kau benar-benar iblis seperti yang orang katakan."

Rangga menghela napas. Dia belum punya jawaban untuk itu. Tapi yang lebih membuatnya pusing....

Alya.

Kenapa dia lebih memikirkan perempuan itu dibandingkan ancaman dari Pembawa Cahaya dan KOPSUS?

Dan kenapa, saat dia mengatakan "Aku gak bilang aku gak suka," dia merasa itu adalah Keputusan paling berisiko dalam hidupnya?

Bahkan lebih berbahaya dari misi pembunuhan.

Malam tanpa tidur. Rangga terbaring di kasurnya, menatap langit-langit dengan pandangan kosong. Lampu apartemen sudah dimatikan sejak satu jam yang lalu, tapi matanya tetap terbuka.

Sial.

Biasanya, ketika dia ingin tidur, tubuhnya akan langsung patuh tanpa banyak berpikir. Tapi malam ini... berbeda.

Dia mengingat bagaimana Alya menarik tangannya tadi siang. Cara dia menatapnya dengan ekpresi yang tidak biasa, antara marah dan kecewa. Dan yang paling mengganggunya adalah bagaimana jantungnya bereaksi terhadap semua itu.

Pikirannya terus mengulang momen itu seperti kaset rusak.

Kenapa dia harus memikirkan itu?

Dia berguling ke kanan, memeluk bantal. Tetap tidak bisa tidur. Lalu berguling ke kiri. Tetap sama.

Dia mencoba memejamkan mata, tapi yang muncul di benaknya malah suara tawa Alya saat mereka bercanda di dapur beberapa waktu yang lalu. Wajah cerahnya saat percaya diri menyatakan perasaannya.

Kenapa perempuan ini bisa bikin pikirannya berantakan begini?

Rangga akhirnya bangkit, mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menyalakan laptopnya.

Layar gelap khas dark web langsung muncul. La membuka beberapa forum hingga menemukan sebuah thread baru.

[MISI: E-913 - Eliminasi dan Ekstraksi]

Bayaran: 9 juta USD

Target: Rahasia. Info lebih lanjut setelah diterima.

Dia membaca ulang beberapa kali, lalu tanpa ragu, mengambil misi itu.

Alya harus keluar dari pikirannya.

Dan cara terbaik untuk itu adalah kembali ke dunianya yang sebenarnya.

...----------------...

Pagi yang Kacau.

Pagi datang terlalu cepat. Rangga melangkah ke restoran dengan mata merah dan lingkaran hitam di bawahnya. Semalam dia tidak tidur, dan efeknya langsung terasa.

Suasana di restoran lebih ramai dari biasanya. Karyawan sibuk mondar-mandir, pelanggan datang dan pergi, dan aroma ayam krispi khas restoran itu memenuhi ruangan.

Tapi ada satu hal yang tidak biasa.

Rangga terlihat kacau.

Biasanya, dia adalah orang yang paling tenang di dapur. Gerakannya cepat, terukur, dan penuh presisi. Tapi hari ini? Dia tampak seperti zombie yang sedang mencoba memasak.

Dan hasilnya?

Bencana.

Ketika mengangkat kantong tepung, dia malah menariknya terlalu kuat dan...

Brak!

Seember tepung jatuh ke lantai. Butiran putih langsung mengepul seperti kabut. Semua orang di dapur menoleh dengan ekspresi syok.

Alya yang kebetulan lewat, langsung memelototi Rangga.

"Mas... seriusan?" tanyanya dengan ekspresi antara bingung dan frustasi.

Rangga hanya mengusap wajahnya, menghela napas panjang. "Lagi gak fokus."

Alya menyilangkan tangan. "Mas... seember, Mas. SE-EM-BER!"

Rangga tidak menjawab, hanya memungut ember kosongnya sambil mengabaikan tawa kecil dari beberapa karyawan lain.

Belum selesai sampai di situ.

Ketika mencoba menggoreng ayam, tanpa sengaja jari tangannya menyentuh minyak panas.

"Aduh, sial!"

Alya masih berada di dekatnya langsung menoleh lagi. "Mas! Apa lagi sekarang?"

"Kecebur minyak," gumam Rangga pelan.

Alya menggelengkan kepala, berjalan ke kulkas dan mengambil beberapa es batu. "Sini, tangan Mas."

Rangga menurut tanpa banyak berbicara. Tapi ketika tangannya bersentuhan dengan tangan Alya, dia bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.

Sial. Kenapa deg-degan?

"Tangan Mas kok dingin banget?" tanya Alya sambil meletakkan es di telapak tangannya.

".... Kurang tidur."

Alya memicingkan mata. "Kenapa? Mikirin aku?" tanyanya, menggoda.

Rangga hampir tersedak udara. "Apaan, sih?"

Alya tertawa kecil, puas melihat ekspresi Rangga yang untuk pertama kalinya terlihat sedikit panik.

Dan yang paling parah?

Ketika sedang mengelola kas restoran, Rangga salah memasukkan angka. Jumlahnya meleset jauh, hampir menyebabkan selisih besar dalam keuangan restoran.

Karyawan lain mulai curiga. "Bos lagi kenapa, sih?"

"Jangan-jangan dia jatuh cinta?" tambah karyawan yang lainnya.

Alya hanya tersenyum kecil, tapi dalam hati... dia juga bertanya-tanya.

To Be Continued.....

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Kalau dia hantu didunia bayangan, kalau saya istri bayang-bayang didunia fiksi/Hey/
Khabar: 😄😄😄😄😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!