Kehormataan Seorang Perempuan

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

...🍒Selamat membaca semua🍒...

"Astagfirullah! Saya kenal saja tidak sama orang itu Tuan Sky."

Sky melirik Hana sekilas. "Terus kalau kenal nanti kamu suka?"

"Tuan Sky ini kenapa sih, lagi pms? Kok Hana lihat-lihat dari tadi sensi terus sama Hana." Heran Hana akan tingkah Sky.

"Sudah ayo kita makan." Sky mencebik seraya berjalan mendahului Hana, diikuti oleh gadis itu.

Di dalam kepala Hana, dia masih sangat penasaran dengan pemilik motor tadi, harusnya mereka sudah mendapatkan jawaban sejak tadi, tapi keburu si pemilik motor sport itu menelepon pacarnya lebih dulu.

Huh!

Helaan nafas pelan dari Hana membuat dada gadis itu naik turun, siapa yang tau kalau sejak tadi Hana menahan amarahnya. Tadi Hana ingin menghampiri secara langsung si pemilik motor keburu dicegah.

Laki-laki yang berjalan di depan Hana itu sibuk dengan handponenya, tanpa sepengetahuan Hana, Sky telah menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki siapa pelaku sebenarnya. Memang sebelumnya Sky sudah menyuruh orang-orangnya untuk menyelidiki siapa yang telah mencelakai bapak Hana, karena sedikit informasi jadi belum ditemukan siapa pelakunya.

Selesai menyuruh orang-orangnya, Sky teringat sesuatu jadi dia menghentikan langkahnya, beruntung Hana peka akan gerakan Sky jadi dia ikut berheti tidak sampai menabrak atasnya. Sky yang berheti mendadak memutar tubuhnya jadi menghadap kearah Hana.

Sempat bingung memang Hana, apalagi Sky tidak langsung bicara malah menatapnya sejenak malah membuat Hana risih. Dia memang paling tidak bisa ditatap oleh laki-laki membuat Hana tidak suka.

"Oh iya, Hana. Kalau boleh tau bapak kerja dimana?" satu hal ini lah yang Sky lupa tanyakan pada Hana.

Coba saja kalau dia menanyakan Herwin kerja dimana sejak lama, mungkin masalah yang Herwin dapat sudah selesai.

"Bapak kerja di perusahaan NAAN GROP." Jawab Hana apa adanya.

Dahi Sky berkerut mengetahui bapak Hana kerja di perusahaan tersebut, dia baru tau kalau bapak Hana kerja di perusahaan pesaing.

"Sudah sejak lama?" Sky kembali melayangkan pertanyaan pada Hana.

Kruk...Kruk...Kruk....

Astagfirullah!

Malu sekali Hana rasanya, perutnya berbunyi diwaktu yang tidak tepat sama sekali, muka gadis itu memerah karena malu di hadapan Sky. Hal memalukan yang pernah Hana rasakan tanpa disengaja.

"Kamu jawab pertanyan saya sambil kita makan direstoran. Setelah makan siang baru kita baik ke kantor."

Menurut saja Hana pada Sky untung mereka berdua sudah berada di depan restoran, Sky dan Hana segera masuk menuju meja yang sudah dia pesan tadi. Tak lama setelah Hana dan Sky duduk sudah ada waiters yang menghidangkan makanan untuk mereka.

"Sambil makan, kalau bisa jelasin yang tadi Han, bapak sudah berapa lama bekerja di NAAN GROP."

Tanganya meraih makanan di atas meja begitu juga dengan Sky. "Bapak sudah cukup lama kerja disana. Kalau tidak salah awal-awal Hana masuk sekolah menengah atas." Jawab Hana mulutnya sudah mengunyah makanan.

Perut tidak bisa bohong kalau sudah lapar ya diisi bukan yang lain. Sky merasa heran, jika Herwin sudah bekerja sangat lama di NAAN GROP kenapa masih bertahan jika selalu dikucilkan.

"Bapak sudah lama mendapatkan perlakukan tidak baik di sana?"

"Nggak! Baru akhir-akhir ini aja, Hana pun nggak tau apa penyebabnya." Cerita tentang Herwin, Hana mengingat sang bapak yang sekarang tengah bekerja di NAAN GROP.

Selesai sarapan Hana dan Sky sama-sama kembali ke kantor setelah urusan di tempat tersebut beres.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kenzo!" Adel menatap tak suka mantan pacarnya itu.

"Hai, Adel udah lama nggak ketemu. Selamat atas wisuda kamu." Kenzo memberikan buket bunga untuk Adel.

Bukanya senang Adel terlihat sangat kenal, dia tidak masalah Kenzo memberinya buket bunga Adel akan menghargai. Tapi masalanya laki-laki itu datang diwaktu yang tidak tepat, masih jam kantor Kenzo nyelonong masuk membuat malu Adel. Apalagi sekarang mereka menjadi pusat perhatian di depan devisi tempat Adel bekerja.

"Kenzo, kamu ngapain bawa semua ini kesini? Kamu taukan sekarang ini aku lagi kerja!" kesal Adel memegang keningnya sendiri.

"Kamu nggak senang aku bawain semua ini? Walaupun kita udah putus bukan kita tetap teman. Kalau nggak anggep aja mantan terindah."

"Apa sih! Kamu tau Kenz, kamu menghacurkan jam kerjaku."

Buket bunga yang Kenzo bawa dan bebera barang untuk Adel, dia letakan disampingnya agar dapat menatap Adel leluasa. Tangan laki-laki itu dimasukan dalam saku celananya.

"Kamu berubah Adel. Apa semua ini karena temanmu yang sok suci itu! Seharusnya kamu itu memang nggak bergaul sama Hana."

Deg!

Paling tidak suka Adel, ada orang yang menjelek-jelekan Hana. Apalagi orang itu tidak tahu jelas Hana orang seperti apa. Adel paling mengenal gadis itu, bahkan sejak lama sebelum dia bertemu dengan Kenzo.

"Maksud kamu apa? Jelek-jelekin Hana!" marah Adel.

"Kamu tau sendiri Adel, kalau kita putus karena Hana. Kamu itu sudah dihasut sama dia. Aku masih sayang sama kamu!"

Mendengar ungkapan Kenzo, Adel bukanya terharus malah terkekeh sinsi seraya menatap jengah Kenzo. "Sadar woi! Kita putus karena kamu selingkuh!" Adel terkekeh sinsi lagi menatap nyalang Kenzo. "Jangan kamu pikir aku nggak tau orang kaya apa kamu, Kenzo Hn!"

Tiba di kantor Hana dan Sky heran mendengar ada ribut-ribut keduanya segera mendekat ke tempat yang terjadi keributan, padahal sekarang belum jam istirahat masih 30 menit lagi tapi keributan sudah terjadi. Hal tersebut sangat menganggu karyawan lain.

"Ada apa ribut-ribut!" suara dingin Sky mengalihkan tatapan Adel dan Kenzo.

"Tuan Brian," sapa Adel sopan. Hana mendekati temannya itu, dia tau Adel sedang tidak baik-baik saja.

"Tuan Brian senang bertemu dengan anda."

"Ada keperluan apa orang Nathan datang ketempat ini?"

"Saya ingin bertemu dengan Tuan Brian, tapi mengingat mantan saya kerja disini saya ingin memberikan ucapan selamat atas wisudanya dan beberap barang tapi dia menolak. Saya rasa karena seorang sudah meracuni otaknya." Ucap Kenzo tersenyum sinis pada Hana.

Sadar Hana jika Kenzo menatapnya dengan tatapan sinis, dia juga tau orang yang dimaksud barusan adalah dirinya. Tapi yang membuat salah fokus Hana adalah pakaian yang dikenakan oleh Kenzo.

Baju yang Kenzo pakai seperti orang di tempat proyek tadi. Apa mungkin orang itu adalah Kenzo? Tapi apa masalahnya denganku. Apa gara-gara waktu dia putus sama Adel. Hana melirik kesana kemarin untuk mencari perempuan yang tadi mereka temui apakah bersama Kenzo atau tidak. Sayangnya Hana tak menemukan perempuan itu dimana pun sekarang.

"Anda seharunya mendatangi karyawan saya, Adel diwaktu jam istirahat bukan jam kerja!"