NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekacauan

Ketika Cosetta mencapai rumah, Mrs. Elwood menyambutnya dengan wajah suram. Ia memberikan segelas air perasan lemon dan mentimun pada Cosetta setibanya mereka di ruang tengah.

“Ada apa, Ibu? Apakah ada masalah?” Cosetta tak tahan untuk tidak bertanya.

“Benar, Cosy. Menurutmu apakah mungkin Cairo mengelabuhi kita? Dia tidak mengaku bekerja sama dengan siapa pun, sih. Tapi ayah sangat marah. Perahu nelayan itu hilang tadi malam! Ayah dan Mr. Lewis sudah mencarinya di sepanjang pantai, tapi tidak ditemukan. Oh, Cosy, ini sangat buruk. Padahal murid-murid Maid Serene pasti sangat menantikannya. Ibu tidak tega melihat gadis-gadis manis itu kecewa memandang laut,” keluh Mrs. Elwood.

“Ibu sayang,” ucap Cosetta menenangkan sang ibu. Akhir-akhir ini, perasaan ibu jauh lebih sensitif. Apakah hal itu juga dipengaruhi oleh perut ibu yang makin membesar? Cosetta melanjutkan, “Murid-murid Maid Serene pasti mengerti. Aku yakin mereka sudah senang bisa berjalan-jalan keluar dari Catfield. Dan soal perahu itu ...” suara Cosetta memelan, kemudian pipinya memerah, bibirnya bergetar, tak mampu mengatakannya pada Mrs. Elwood.

“Perahu itu? Ada apa?”

“Soal perahu itu aku juga ada sangkut pautnya. Sebenarnya aku menyuruh Cairo untuk mendekati Mabel sehingga Mabel akan tetap ada di rumah hari ketika aku dan teman-teman sekelas datang mengunjunginya. Pada saat itu, harusnya Cairo yang mempengaruhi Mabel, tapi rupanya Mabel malah yang memanfaatkan Cairo. Ide menggunakan perahu itu dari Mabel,” jelas Cosetta, kemudian menceritakan kembali soal hilangnya Mabel dari desa.

Mrs. Elwood terdiam. “Oh, jadi, pertemuan kalian gagal?”

“Ya. Yang kubawa ini adalah kue-kue yang masih tersisa dari makan-makan tadi,” kata Cosetta seraya menunjukkan keranjangnya. Kemudian ia tiba-tiba berdiri, “Ah, aku sekarang tahu! Mabel yang menggunakan perahu itu!” serunya, mengingat cahaya lampu yang dilihatnya di laut malam tadi.

“Oh, dear, gadis itu sangat—“

Cosetta tak mendengar perkataan sang ibu karena ia sudah berlari keluar rumah. Ia meraih sepedanya, lalu meluncur melewati mercusuar dan bunga-bunga matahari yang tumbuh di sekitarnya. Ia harus mengayuh sepedanya selama beberapa lama hingga perbukitan batu melandai menjadi pantai berpasir yang luas. Beberapa tenda berwarna krem telah berdiri di pantai. Gadis-gadis dengan rok berkancing terlihat di sela-selanya. Cosetta meletakkan sepedanya hingga ia melihat Cairo.

Pemuda itu sedang duduk di sebuah bongkahan batu yang letaknya lumayan tersembunyi dari anak-anak asrama. Cosetta berlari mendekatinya.

“Perahunya hilang. Hahaha. Bagaimana mungkin? Cosetta, apakah temanmu itu memang seliar itu? Aku sungguh merinding,” katanya, meskipun Cosetta belum berbicara.

Cairo terlihat tak baik-baik saja. Tentunya siapa pun yang berada di posisinya tak akan baik-baik saja. Pasir pantai menodai baju dan dahinya. Bibirnya terluka. Terlihat sekali kalau darah yang mengalir baru kering dari bibirnya.

“Kamu tidak mengatakan hal itu pada ayah?” tanya Cosetta.

“Tidak. Dia langsung memarahiku. Lagipula, untuk apa aku mengatakannya?”

“Di mana ayahku?”

Cairo memberinya petunjuk. Cosetta berlari ke arahnya. Napasnya hampir habis ketika ia melihat dua orang pria yang sedang berbicara di tepi pantai. Satu berbicara dengan berdiri sementara pria satunya duduk di pasir pantai dengan kaki terjulur. Ketika ia mendekat, ia mendengar kalau pria di tanah sedang menangis meratap-ratap.

“Dengan apa aku membayar ganti rugi perahu itu? Untuk hidup sehari-hari saja aku sudah kesulitan. Tak mungkin terbawa arus dan tenggelam. Aku bisa gila. Harusnya aku tak menyetujui hal ini,” tangisnya.

“Aku sudah bilang untuk mengusutnya, ‘kan? Aku akan meminjamimu uang dulu untuk—“

“Aku tidak mau pinjaman uang! Pekerjaanku bahkan sudah hilang, bagaimana aku bisa membayarnya? Meskipun aku hanya nelayan, tapi aku pria terhormat. Aku tidak berhutang. Oh benar, apakah ... hantu itu benar-benar ada? Hantu yang katanya bersembunyi di Hutan Fernglove. Aku dengar beberapa kali kalau ada hantu jahil yang menyembunyikan perahu di dalam hutan. Aku akan mencarinya di dalam hutan.”

Sebelum Mr. Lewis berdiri tegak, Cosetta sampai di sisi ayahnya. “Ayah, ada yang mau aku katakan.”

Mr. Elwood melihat Cosetta dengan alis bertaut. Situasi yang runyam membuat suasana hatinya amat buruk. Biasanya ia adalah seorang ayah yang lembut dan baik, tetapi, beberapa kali dalam setahun ia akan bersikap dingin dan acuh tak acuh kalau mendapatkan masalah.

“Cosy, kenapa kamu di sini? Ada apa?”

Cosetta menceritakan semuanya, kemudian ia berkata, “Aku ingin ayah menghubungi Sir Redvers supaya dia mengetahuinya. Dia pasti punya solusi untuk masalah ini.”

Mr. Elwood tertegun. “Mabel lagi? Astaga, dia benar-benar membuat seluruh desa pusing, ya? Apa, sih, yang diinginkan gadis licik itu dengan pergi terlalu dini dari desa? Aku yakin baru sehari dua hari pergi dia sudah menyesal. Kalau begitu, ayo kita kembali ke mercusuar.”

Mr. Lewis juga tak mempercayai apa yang diceritakan oleh Cosetta. Matanya yang tadinya kosong karena kehilangan harapan kini mulai menunjukkan kehidupan. “Wah, gila. Ada gadis semacam itu di desa ini? Sir Redvers yang kamu sebutkan itu sebaiknya bisa menyelesaikan permasalahan ini. Aku tidak akan kembali ke Corsair tanpa perahuku. Padahal perahuku hanya perahu penumpang, pastinya tak cocok untuk melalui samudra. Apa yang temanmu pikirkan, ya, Gadis Kecil?”

“Tidak tahu. Maaf, ya, Mr. Lewis, sudah membuatmu rugi seperti ini.”

“Oh, kamu tak perlu minta maaf. Sekarang setelah semuanya jadi jelas, aku jadi tak sekhawatir sebelumnya.”

Mereka bertiga berjalan menuju mobil Mr. Elwood yang terparkir di tempat yang tak jauh dari mereka. Mr. Elwood juga memanggil Cairo untuk masuk ke dalam mobil. Mobil pun menderu di pasir pantai menuju mercusuar.

Para pria masuk ke dalam mercusuar, sementara Cosetta masuk ke dalam rumahnya. Ia meminum air perasan lemon yang tadi ia tinggalkan di ruang tengah. Kemungkinan mendengar seseorang di luar pintu, Mrs. Elwood keluar dari kamar.

“Kamu langsung lari begitu saja tadi. Memangnya apa yang kamu rencanakan?” tanyanya.

“Aku meminta ayah mengirimkan telegraf pada Sir Redvers. Sekarang pun penduduk desa sedang heboh dengan hilangnya Mabel. Mereka semua menebak-nebak dengan apa Mabel pergi. Tetapi tak ada yang terpikirkan kalau ia akan menggunakan perahu. Para ibu-ibu berkumpul di rumah Mrs. Pritchett.”

“Oh, kalau begitu, ibu juga harus datang.”

“Sepertinya ayah akan terlalu sibuk hari ini untuk mengantarkan Ibu.”

“Besok juga boleh. Um, roti apa, ya, yang disukai oleh Mrs. Pritchett? Aku juga harus menuliskan surat untuknya.”

Cosetta menghabiskan lemonnya seraya memperhatikan Mrs. Elwood menyusun rencananya.

Sore itu, Sir Redvers benar-benar datang ke Pantai Strawshells. Ia memeriksa pantai dan melakukan pembicaraan serius dengan Mr. Elwood dan Mr. Lewis, sampai akhirnya ditetapkan suatu keputusan. Orang yang harus membayar kerugian perahu itu adalah ayah Mabel, Mr. Pritchett.

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!