Davina (Bukan Gadis Biasa)

Davina kembali meletakkan benda pipihnya di atas tempat tidur tepat berada di sebelahnya. Gadis itu memejamkan matanya namun lagi-lagi harus terganggu dengan ponselnya yang kembali bergetar.

"Ck.. Emang itu orang tua ya, Ganggu mulu. Orang lagi capek, Kesel juga.." Dengan gerakan kasar, Gadis cantik itu meraih benda pipihnya.

"Halo! Apalagi sih.. Orang lagi santai juga ganggu mulu..

"Halo.. Dek, Ini kakak loh.." Davina terdiam dengan mata melotot. Dia melihat layar ponselnya memastikan siapa yang menelfonnya.

Betapa kagetnya gadis itu kalau yang menelfon ternyata bukan Samudra melainkan Davin, Kakak kembarannya.

"Halo...

"Ha..Halo kak.. Maaf, Ya.. Aku kira tadi siapa yang telfon.." Ucap Davina merutuki kebo-dohannya. Bisa-bisanya dia angkat telfon tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Siapa yang buat kamu kesel.. Sampai kakak yang hubungi malah di marahi.." Ucap Davin di seberang sana.

"Bukan siapa-siapa kak...

"Pasti lagi ribut sama pacarnya ya..

"Pacar? Enggak.. Aku udah putus sama dia.." Jawab Davina dengan jujur. Selain dua sahabat kembarnya, Davin adalah salah satu orang yang tahu tentang hubungannya dengan Gio. Hanya saja Davina tak memberitahukan hubungannya dengan Gio pada Daddy dan Mommy nya.

Baru kemarin saja Gadis itu mengaku kalau dia menjalin hubungan. Tapi dengan siapa Davina tak berani berkata jujur. Akan tetapi kemungkinan sekarang Daddy dan Mommy nya tahu.

"Putus kenapa? Kamu belum cerita sama sekali tentang hal ini aku aku...

"Aku putus karena dia punya yang baru.. Bukan yang baru sih, Dia punya teman masa kecil. Dan dia lebih mengutamakan teman masa kecilnya itu. Apa-apa dia.. Ini itu dia.." Adu Davina pada kakaknya. Biarkan saja, Biar Gio di hajar oleh Davin kalau pria itu pulang dari luar negeri nanti.

"Buang saja pria seperti itu.. Beraninya dia nyakitin kamu...

"Aku udah putus kok...

"Makanya kalau mau cari pacar itu cari cowok yang serius.. Jangan asal dia ganteng sama terlihat baik aja langsung di iya in. Jaman sekarang tuh banyak orang gak tahu bersyukur..

"Ya, Kan Gio memang cowok baik Kak Dav.. Aku gak tahu kalau akhirnya dia kayak gitu hanya karena teman masa kecilnya itu.." Gio memang pemuda yang baik, Minusnya dia tidak bisa tegas dalam mengambil keputusan. Terlebih Gio adalah pria sederhana, Davina kira orang sederhana itu rata-rata baik semua. Namun jika di pikir-pikir lagi, Orang tua Gio sombong juga meski mereka hidup dalam sederhana.

"Kakak gak ngelarang kamu untuk jalin hubungan sama siapapun.. Tapi kalau bisa carilah orang setara.. Dari segi rasa, Cintanya, Bahkan kalau bisa hartanya...

Davina terdiam, Dia menimang ucapan Davin. Carilah orang yang setara...

"Benar juga kata kak Davin, Jika Daddy bisa mendapatkan wanita sederhana yang setia. Maka aku, Aku akan mencari pria yang setara dan setia..

...****************...

Sementara itu, Di kediaman Arishandi. Sam dan kedua orang tuanya baru saja selesai melakukan makam malam.

"Sam...

"Iya ma..

"Sini bentar.. Mama mau ngomong sama kamu.." Sam yang sebenarnya malas terpaksa mendekati Sang Mama lalu duduk di sebelah wanita yang telah melahirkan itu.

"Ada apa Ma.."

"Kamu lihat deh.. Ini foto anak teman Mama." Mama Andien memperlihatkan sebuah foto yang berada di ponselnya. Seorang gadis cantik yang tengah berfoto di depan menara paris.

Bukan hanya satu foto yang Mama Andien perlihatkan tapi ada dua dan tiga foto gadis cantik.

"Sam gak tertarik.." Mama Andien menghela nafas panjang.

"Mama itu kan cuma mau yang terbaik buat kamu Sam..

"Terbaik versi Mama bukan berarti yang terbaik versi aku Maa.." Mama Andien berdecak kesal, Dia cubit lengan berotot putranya.

"Kamu ini.. Mama ini cuma kasih kamu tawaran. Siapa tahu diantara tiga wanita cantik ini ada yang cocok sama kamu. Mama udah pernah biarin kami pilih wanita sesuai sama keinginan kamu ya.. Buktinya dia selingkuh. Datang kesini ngaku hamil.. Jelas itu bukan anak kamu.." Ucap Mama Andien nyerocos. Sebenarnya Mama Andien adalah wanita yang tak memandang apapun. Tapi lihat dulu seperti apa orangnya.

"Mama tenang aja.. Sam akan cari wanita yang sesuai dengan keinginan Mama nanti.." Usai mengatakan itu, Samudra beranjak dan pergi ke kamarnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mama Andien dan Papa Erik masih duduk berdua seraya berbincang. Biasalah namanya juga suami dan istri, Hingga obrolan mereka harus terhenti ketika melihat putra tunggal mereka turun dari kamarnya.

Penampilan pria berusia tiga puluh tahun itu berbeda dari biasanya. Sam mengenakan outfit celana jeans, Kaos putih, Serta di lapisi jaket kulit di bagian luarnya. Tak lupa helm yang di bawanya.

"Mau kemana lagi Sam.. Ini udah malam.." Sam menghentikan langkahnya, Pria itu maju ke arah orang tuanya.

"Ini masih sore Pa.. Sam cuma mau jalan-jalan bentar..." Ucap Sam seraya meraih tangan sang papa dan mencium punggung tangan pria paruh baya itu. Hal yang sama juga di lakukan kepada Mamanya.

"Mau jalan-jalan kemana kamu?" Tanya Mama Andien dengan penuh selidik.

"Sam mau cari jodoh Ma.. Siapa ketemu di jalan setelah ini." Jawab pria itu asal.

"Kalau ngomong itu jangan asal ya.. Kata orang tua itu takut ada malaikat lewat. Bisa jadi kenyataan kamu dapat jodoh di tengah jalan.." Ucap Mama Andien pada putra nya itu. Papa Erik hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Ya kan siapa tahu dapat jodoh beneran Ma..

"Bukan masalah ketemu enggaknya ya.. Terus kala seumpama yang kamu temui itu wanita gila gimana?

"Jangan doain gitu lah Ma.. Sam juga mana mau sama wanita gila.. Udahlah Sam mau berangkat dulu... Assalamualaikum...

"Waalaikum salam...

"Anak itu ya... Bikin kesel aja. Sok bilang mau cari jodoh lagi..." Papa Erik melirik sang istri.

"Udah lah Ma.. Biarlah dia seneng-seneng dulu siapa tahu nanti nikahnya sama daur muda.." Mama Andien tak menjawab apapun lagi.

Sementara itu, Sam mengendarai motor sport miliknya. Di pertengahan jalan, Sam memelankan laju motornya saat matanya yang tajam itu melihat seorang gadis di tengah jalan. Kalau di lihat dari gelagatnya Gadis itu sedang kebingungan.

"Jangan-jangan emang sengaja tuh cewek disini.. Pasti dia kelompotan perampok.." Sam hendak kembali menarik gas nya dan pura-pura tak peduli, Sayangnya gadis itu menghadang jalannya.

"Berhenti!!" Gadis itu merentangkan tangannya menghadang Samudra. Sam semakin menajamkan penglihatannya seperti kenal dengan gadis itu.

Pria itu membuka kaca helm full face nya memastikan bahwa dia tak salah lihat.

"Davina..." Setelah tahu kalau gadis itu Davina, Barulah Sam turun dari kendaraan roda duanya.

"Davina.." Gadis yang tak lain adalah Davina itu membuka mulutnya.

"Om Sam!! " Teriak Davina girang karena akhirnya ada orang yang lewat.

"Aku bertemu dengannya lagi, Jangan-jangan...

•

•

•

TBC