Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 29
BERTEMU JILLIAN
Irie terlihat khawatir di dalam kamar— sungguh, dia tidak menginginkan Alina meminta maaf kepadanya. Kenapa Arky melakukannya dan malah mempersulit kedekatannya dengan Alina.
Tiba-tiba suara ketukan pintu yang sedikit kasar terdengar hingga Irie pun ikut tersentak kaget mendengarnya.
Dengan ragu wanita itu segera membuka pintunya dan benar, Alina sudah berada di sana dengan tatapan sinis.
“Ka-kau... Butuh— ”
“Aku membencimu. Aku.. Sangat membencimu.” Ucap Alina dengan mata berkaca-kaca.
Melihat hal itu, Irie tahu betapa tertekannya gadis itu. Kesedihan Alina terlihat jelas dan juga kebencian nya terhadap ibu tirinya itu.
Irie hanya diam menatap sendu ke gadis itu. Bukannya meminta maaf, Alina malah mengatakan ketidak sukaan nya. Meski umurnya bak seorang teman, Irie tetaplah menjadi ibu sambung. Melihat kesedihan anaknya tentu saja dia juga merasakannya.
“Aku tidak bermaksud— ”
“Kau tidak perlu menjelaskannya Nyonya Irie! Sebelum kau datang, kehidupan ku sudah seperti ini. Dan sekarang, kedatangan mu malah membuat semuanya kacau. Kau akan menjadi penguasa di sini, di rumah ini.” Ujar Alina terus terang hingga tak peduli meski air matanya menetes ditemani oleh senyuman palsu Alina.
Irie menggeleng dan mencoba menjelaskannya, namun bibirnya seakan tak bisa bergerak hingga gadis itu pergi tanpa meminta maaf.
-‘Dasar bodoh, kenapa kau tidak bisa membela dirimu?! Katakan bahwa kau sangat ingin dekat dengannya.’ Kesal Irie pada diri sendiri. Tak berselang lama, Arky pun tiba.
Mereka saling beradu pandang. Meski Arky tahu bahwa putrinya tak mungkin meminta maaf, tapi setidaknya dia sudah memberikan peringatan keras.
Tidak ada yang dibicarakan sampai Arky sendiripun berjalan melewati Irie begitu saja.
“Kenapa kau melakukannya?” tanya Irie yang kini berani membuka suara terlebih dahulu.
Arky menoleh lalu berbalik badan menatap Irie kembali dengan kerutan di keningnya. Hanya dengan satu pertanyaan tanpa penjelasan saja, pria itu sudah tahu titik pembicaraan tersebut.
“Aku melakukannya karena Alina yang salah, bukan karena aku membelamu. Lebih baik kau pikirkan cara untuk merubahnya.” Tegas Arky yang masih saja bersikap dingin.
Irie masih berdiri di dekat pintu, sedangkan Arky baru saja meneguk sebuah obat, entah obat apa? Yang pasti itu sangat mencurigakan di mata Irie. Setelah meminum obat tersebut, Arky tiba-tiba berjalan ke arahnya lagi sambil menyodorkan sebuah gelas yang sudah terisi oleh air dan juga sebuah obat yang tercampur di dalamnya hingga air tersebut berubah warna.
“Minumlah.” Ucapnya sedikit berpaling.
Irie bingung antara menerima atau menolaknya, tetapi pandangannya tepat di wajah Arky saat ini. Wanita itu tersenyum tipis, setidaknya pria itu sudah mulai bersikap layaknya seorang pria kepada istrinya.
“Terima kasih!” balas Irie ketika menerima gelas tersebut.
“Itu vitamin. Aku memberikannya kepadamu bukan berarti aku khawatir dengan mu, hanya saja aku tidak ingin seseorang mati tersiksa di rumahku.” Jelas Arky sedikit ketus lalu berbaring di atas kasur.
Mendengar hal itu, Irie mencibirkan bibirnya lalu meneguk minuman berisi vitamin tubuh hingga habis.
Setelah selesai, Irie juga berbaring di samping Arky yang membelakanginya. entah apa konsep pernikahan mereka? Yang pasti, mereka tak terlihat seperti pasangan suami istri.
“Selamat malam.” Ucap Irie sebelum mematikan lampu tidurnya.
Arky yang masih membelakanginya seketika tersenyum tipis saat mendapat ucapan <
Malam begitu panjang di tempat Arky dan Irie, sementara di tempat Jolie masih sore. Wanita tua itu terus menatap ke langit-langit yang indah dengan dihiasi burung-burung berterbangan. Senyuman terukir kecil di bibirnya, sudah tiga kali di dibawa ke rumah sakit tanpa sepengetahuan Arky dan cucunya.
Dua kali telepon Arky tak terjawab.
“Aku hanya ingin mereka bahagia!” gumam Jolie seakan-akan merasakan bahwa dirinya tak lama lagi di dunia. Usianya yang sudah tua ditambah penyakit yang bertambah seperti kebanyakan orang tua lainnya.
...***...
Keesokan harinya, Irie harus kembali beraktivitas lagi. Kini bersama Puput, mereka pergi mini market, stok bahan makanan sudah hampir habis, sebelum Arky mengomel ada baiknya mereka segera bergerak.
Pria itu sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali, sementara Alina juga sudah berangkat lebih awal. Mungkin gadis itu masih sakit hati.
“Nyonya! Kita mencari apa dulu? Puput sangat bingung, di sini banyak sekali bahan!” ujar wanita gemuk itu tersenyum remang.
Irie mengamati keadaan sekitarnya, ada banyak sekali bahan-bahan makanan yang tersusun rapi di rak. Sambil berpikir, Irie mengigit bibir bawahnya dengan kerutan di keningnya. “Kita ke sana dulu!” tunjuknya ke arah lurus. Puput mengangguk dan mulai mengikuti Irie.
Siapa sangka Irie berpapasan dengan Jillian ketika hendak berbelok. Bukan Irie, tapi Puput yang bertabrakan dengan wanita paruh baya itu. “Aww!!” pekik kesakitan Jillian hampir saja terpental.
“Maaf nyonya.” Kata Puput mencoba membantu tapi Jillian menolaknya keras dan menatapnya tajam tanpa sadar bahwa Irie ada di sebelah Puput.
“Dasar buldoser. Kau tidak— ” Amarahnya tersangkut ketika matanya mulai melirik ke arah Irie.
“Ahh... Irie Bliss!” Jillian tersenyum licik hingga Puput sendiri terkejut mengetahui wanita tadi kenal dengan Nyonya mudanya.
Irie hanya diam dan takut jika Puput mengetahuinya. Bukan karena apa? Tapi dia tak ingin mengingat kejadian menyedihkan di keluarganya. Apalagi Jillian adalah ibu tirinya.
“Bagaimana kabar buruk mu hah?!” ejek Jillian tak tahu malu.
“Oh, kau terlihat sangat terawat ya!” lanjutnya ketika melihat penampilan Irie yang terlihat baik-baik saja.
“Tentu saja dia terawat— ”
“Iya— ba-bagaimana kabarmu??” sela Irie mencoba bersikap santai.
“Kau menanyakan kabarku? Tentu saja aku bahagia, sebentar lagi kami akan menikah! Dan kau.... Entah pria bodoh mana yang mau menikah dengan wanita seperti mu, CK!” mendengar hal itu, Puput seakan tak terima jika majikannya di hina.
“Hey! Siapa pria bodoh yang kau maksud hah? Tuan Arky tidak bodoh, dia pria tampan pemilik perusahaan terbesar nomor 3 se Asia. Arky Vernandez! Mengerti.” Geram Puput sampai-sampai Irie tak bisa menghentikannya.
Jillian terkejut mendengar nama pria yang disebutkannya. Dengan mata melotot dia menatap ke arah Irie seakan penuh ketidak percayaannya.
Wanita berpoles make up tebal itu menatap sinis ke Irie yang bahkan tak tahu apa yang membuat Jillian marah. Tak banyak bicara dan langsung bungkam, Jillian melengos begitu saja dan hampir menyenggol tubuh Puput.
“Dasar wanita aneh!” kesal Puput merasa hebat karena dia berhasil membuat wanita cerewet seperti Jillian bungkam hanya dengan tahu siapa wanita yang dia ajak bertengkar.
“Puput— ” Irie menggeleng kepadanya dengan tatapan sendu.
“Ah, biarkan saja nyonya. Biar wanita sepertinya mengerti.” Wanita gemuk itu masih marah dan tak terima.
“Dia ibuku.”
Mendengar hal itu Puput langsung terkejut hingga menatap ke Irie dengan wajah bingung dan merasa bersalah. Tak ada salahnya jika harus menceritakannya kan.
Karena Puput sudah tahu, Irie pun menceritakan semuanya. Mulai dari awal hingga dia ikut audisi dan salah mengira dan terjebak di rumah tangga Vernandez.