🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Jo Selanjutnya
Keesokan pagi nya, di dalam markas Mafia Dragon..terlihat Jo sedang memakai jas hitam miliknya dengan sangat rapi bak CEO terkenal di sebuah perusahaan.
Jo menatap dirinya sendiri di depan cermin yang menampilkan pantulan tubuhnya. Sungguh, betapa gagahnya dia saat ini. Jo yang dulunya hanyalah seorang remaja miskin yang di injak injak harga dirinya oleh banyak orang, kini telah berubah menjadi pria matang yang berahang tegas dan juga sangat tampan.
Wajah Jo yang dulu, telah banyak berubah. Sebab Jo sempat melakukan operasi untuk menghilangkan bekas cacat luka di bagian hidung, serta wajah akibat ulah dari para sipir yang berusaha ingin melenyapkan dirinya.
Jo yakin, jika dia dipertemukan oleh orang orang di masa lalunya, pasti mereka tidak akan bisa mengenali siapa Jo sebenarnya, kecuali orang orang yang pernah dekat dengan dirinya.
"Jo yang dulu, benar benar telah berbeda dari dua belas tahun yang lalu. Aku pastikan, mereka tidak bisa mengenali siapa aku! Dan kesempatan ini, akan ku jadikan kesempatan emas untuk menghancurkan mereka semua." gumam Jo penuh dendam yang membara sambil menatap cermin yang ada dihadapannya.
Setelah itu, Jo pun keluar dari dalam kamar, menuju ke ruang makan yang ada di dalam markas.
Di bawah tangga, Jo langsung disambut hormat oleh kesembilan anak buahnya. Sepertinya Mario telah melakukan tugas yang dia perintahkan tadi malam.
"Bagaimana Mario! Apakah kau berhasil?" tanya Jo menatap lekat anak buahnya itu.
"Saya berhasil bos. Geng Cobra adalah salah satu geng yang bergabung menjadi anak buah Marvel. Mereka sudah kami lumpuhkan tadi malam. Tapi belum semuanya Bos. Sebab setengah dari Geng Cobra sedang berpencar melakukan misi yang diperintahkan oleh tuan mereka." jawab Mario menjelaskan.
Jo mengernyitkan keningnya, misi apa yang sedang Jo perintahkan kepada geng Cobra? Kenapa sepertinya terlihat sangat serius?
"Memang nya misi apa itu Mario?"
"Misi mencari dua orang wanita bos. Yang bernama Nadia dan juga Clara."
"Apa.....!!! Lancang sekali pria bajingan itu!!!!" teriak Jo dengan sangat marah.
Wajahnya yang putih tampan, langsung berubah berwarna kemerahan, dihiasi oleh buku buku urat di keningnya yang menyembul keluar.
Nafas Jo terdengar menderu hebat, seakan menahan emosi yang bergemuruh di dalam dadanya.
"Ada apa bos? Apakah Bos juga berpikiran sama seperti yang sedang aku pikirkan?" tanya Mario menatap lekat.
"Tentu saja Mario. Dia sedang mencari Nadia yang tak lain adalah adik kandungku. Dan juga Clara, wanita yang aku cintai. Kita harus bergerak cepat. Untuk kalian bertiga! Habisin semua anak buah Marvel. Sisakan kelompok Mike. Agar pria bajingan itu mempercayai keselamatan dirinya kepada Mike."
"Baik bos! Kami akan melakukan perintah Bos." jawab ketiga orang anak buahnya dan langsung bergegas keluar rumah.
Setelah itu, Jo kembali melanjutkan langkahnya mendekati meja makan. Di atas meja makan itu, telah terhidang menu yang sangat istimewa untuk dirinya. Lalu Jo pun memanggil para anak buahnya yang tersisa untuk makan bersama dengan dirinya.
"Ayo kalian semua! Duduklah, dan habiskan seluruh makanan yang terhidang di meja." titah Jo kepada Mario dan kelima pria yang lain.
Mendengar ajakan dari sang bos besar, membuat mereka sedikit terkejut.. Setelah itu mereka pun berjalan duduk di kursi masing-masing.
"Jangan sungkan! Makanlah yang banyak." ujar Jo kepada para anak buahnya.
"Terimakasih bos."
Lalu di sela sela makan mereka, Jo kembali membahas tentang para musuh yang telah menusuk paman Pablo dari belakang. Sehingga dirinya harus mendekam di dalam penjara.
"Oya, bagaimana dengan perusahaan Paman Pablo yang sudah di rebut paksa oleh para musuhnya? Apakah kau sudah mencari informasi yang akurat tentang musuh kita itu Mario?" tanya Jo menatap lekat.
"Sudah bos. Tapi sepertinya sistem keamanan mereka sangat lah ketat. Tidak banyak yang bisa kami dapatkan bos."
"Tentu saja, karena mereka adalah kelompok mafia kelas kakap di benua ini. Dan itu artinya kita harus mencari cara yang lebih licik. Agar bisa menembus sistem pertahanan mereka. Dan sekarang, kita harus fokus di satu titik terlebih dahulu, bagaimana menurutmu Mario?".
"Iya, saya setuju bos. Langkah pertama. Bos harus memusnahkan seluruh orang orang yang telah membuat Bos menjadi menderita. Sambil membangun perusahaan yang baru di perkampungan Durian Runtuh, setelah itu barulah menyerang para musuh milik bos Pablo. Agar kita tidak kewalahan nantinya bos."
"Rencana yang sangat bagus Mario. Dengan membangun sebuah perusahaan baru, di wilayah yang baru. Tentu akan mengundang para pembisnis lain untuk bekerja sama dengan perusahaan milik kita. Dan tugasmu selanjutnya. Carikan aku seorang asisten yang setia, dan untuk kalian! Tambah sebanyak-banyaknya anak buah kalian.. Nanti jika kekuatan kita telah kuat. Maka kita bisa langsung menyerang para musuh paman Pablo dengan sekali serangan."
"Baik bos.. Kami akan menuruti perintah bos." jawab mereka mengangguk mengerti.
Setelah itu, mereka semua melanjutkan sarapan pagi dengan saling berbincang bincang.
Jo sudah menganggap mereka semua seperti saudaranya sendiri. Dan Jo akan membuat Mafia Dragon, menjadi nomor satu di benua Asia. Agar pamannya Pablo, akan bangga kepada dirinya.
****
Di wilayah perkampungan, terdengar suara tawa dari anak anak yang sedang bermain di dalam taman sekolah..
Lalu, tak jauh dari mereka, tampak seorang wanita cantik, yang sudah berusia dewasa, tersenyum manis sambil berdiri memperhatikan anak anak yang ada dihadapannya.
Di dalam benaknya, sedang memikirkan takdir yang akan dia jalani kedepannya, apakah mungkin dia akan terus menyendiri tanpa seorang suami dan juga keluarga? Sedangkan saat ini, umurnya telah mencapai kepala tiga.
Hembusan nafas kasar terdengar sangat memilukan. Rasanya, dia ingin menjerit dan berteriak keras kepada Tuhan! Yang tega mengambil pria yang begitu teramat dia cintai.
Tapi semua takdir telah digariskan oleh yang maha kuasa, sebagai manusia biasa, dia hanya bisa pasrah menerima kenyataan yang ada.
"Kenapa aku belum bisa melupakannya sampai detik ini juga? Kenapa hatiku tidak mampu terbuka untuk pria mana pun lagi?Apa mungkin, aku akan menjadi perawan tua? Tapi, sungguh aku belum bisa melupakan dirinya."
Tanpa terasa air mata menetes membasahi pipi wanita itu. Hingga tak lama, dia pun dikejutkan oleh tarikan tangan dari seorang anak yang memanggil dirinya.
"Ibu guru? Ibu kenapa menangis? Apakah ada orang yang jahatin ibu?" tanya anak laki-laki yang mendongak menatap wajahnya.
Merasakan sentuhan itu, membuat Ibu Guru tersentak kaget. Dengan cepat dia menghapus air matanya dan berjongkok menghadap sang anak laki-laki tersebut.
"Enggak, ibu guru gak nangis kok! Ibu hanya sedang kelilipan saja." sangkalnya sedikit berbohong.
Lalu tangan mungil itupun terulur indah mengusap pipi gurunya yang masih terasa basah.
"Ibu Guru Clara! Jangan nangis lagi ya. Nanti cantik nya ilang."
Mendengar godaan dari murid laki-lakinya, dengan cepat wanita yang dipanggil ibu Guru Clara, langsung berhambur memeluk tubuh siswa tersebut.
Sungguh, mereka semua lah yang selama ini, telah menjadi obat untuk dirinya.
"Terimakasih, terimakasih telah menjadikan aku seorang guru Tuhan! Aku bahagia dengan kehadiran mereka semua." gumam Clara kembali meneteskan air mata.