Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malu
Laura mengintip disela-sela pintu kantin. Menyenangkan juga membuat mereka bertengkar. Apalagi saat melihat Denisa ditampar oleh Daniel itu adalah kesenangannya tersendiri. Mereka begitu mesra tapi saat diterpa masalah seperti itu mereka langsung hancur.
Daniel juga sepertinya sangat jijik dengan pacarnya itu, bahkan dipegang saja dia tak mau. Rasanya ingin Laura ada ditengah-tengah mereka dan mentertawakan kehancurannya.
"Daniel tolong aku bisa jelaskan pasti ini cuman jebakan dari seseorang. Aku ga mungkin dengan sukarela memberikan tubuhku" Denisa menarik tangan Daniel, tapi Daniel malah menghempaskannya begitu saja.
"Diam kamu jalang, tak sudi aku dipegang oleh mu"
Daniel dengan masih emosi meninggalkan Denisa. Selama ini ternyata perempuan yang begitu dirinya sayangi, selalu dibela di hadapan orang tuanya ternyata perempuan jalang. Ternyata benar firasat Ibunya kalau Denisa bukan perempuan baik-baik.
Seharusnya dari dulu Daniel menurut pada Ibunya sekarang baru terasa. Daniel takut terkena penyakit kelamin pasti perempuan sialan itu sudah melakukan dengan banyak pria.
Daniel masuk kedalam mobil dan meluapkan semua amarahnya dengan memukul setir dan berteriak dengan kencang.
"Sialan kenapa aku harus berhubungan dengan perempuan jalang itu. Aku begitu mencintainya tapi ternyata dia murahan sekali"
Tak terasa air mata Daniel mengalir begitu saja. Untuk pertama kalinya dirinya di sakiti oleh perempuan, ternyata rasanya begitu menyakitkan sekali.
Denisa sendiri hanya diam menunduk mengutuk orang yang sudah menyebarkan videonya. Siapa sebenarnya orang itu. Ini adalah video baru, ini pelanggan barunya. Denisa harus cari orang itu, apa maksudnya merekam dan membagikannya. Pasti dia yang melakukannya tak mungkin orang lain.
Sudah pupus harapannya untuk di nikahi oleh Daniel. Kalau sudah menikah Denisa tak akan menjual diri lagi. Semua rencananya hancur, awas saja akan Denisa cari orang itu sampai ke ujung dunia sekali pun.
Saat Denisa mendongak semua orang sudah menatapnya dan juga banyak yang berbisik-bisik. Ada juga yang menatapnya dengan sinis.
"Apa kalian liat-liat, ga guna banget kalian ya bubar sana dasar bocah " teriak Denisa dengan tak suka.
"Dasar pelacur, sana pergi dari sini mengotori lingkungan sekolah saja "
Pluk, sepotong kue mendarat tepat di wajah Denisa. Di ikuti dengan makanan yang lainnya. Denisa yang tak akan sanggup melawan mereka langsung saja pergi. Sorak adik kelasnya begitu menggema.
Wajah nya sudah sangat merah menahan malu, amarahnya pun sudah tak bisa dibendung karena hinaan-hinaan yang mereka lontarkan. Setiap langkahnya pasti ada yang menghinanya.
...----------------...
Laura bahagia sekali satu musuhnya sudah gugur. Kita lihat apakah dia masih punya muka untuk menghadapi orang-orang sekitarnya.
Dengan riang Laura pergi ketaman, berbaring diatas rumput dan menatap langit yang begitu cerah. Ternyata mudah juga membohongi mereka dengan berpura-pura pingsan.
Flashback on
Laura membuka sedikit matanya dan terdengar suara pintu dikunci. Dengan perlahan Laura bangkit dan mengambil ponselnya, menghubungi seseorang untuk memulai aksi berikutnya.
"Sebarkan sekarang, semua orang harus tahu, bagikan pada setiap sekolah dan juga teman-temannya di media sosialnya juga. Dalam waktu 10 menit aku ingin segera tersebar "
"Baik akan segera saya laksanakan "
"Bagus jangan membuatku kecewa "
Laura segera mematikan sambungannya, membuka jendela dan keluar dari sana. Minuman yang tadi di berikan juga tak ada apa-apa hanya air biasa. Awas saja Alma sudah membantu orang-orang itu akan Laura balas.
Flashback off
...----------------...
Brak, pintu UKS terbuka dan tak ada siapa-siapa. Rayan mencari kesana kemari tapi benar-benar kosong.
"Mana Alma kata kamu Laura ada disini, tapi tak ada siapa-siapa"
"Tapi Laura benar-benar di kurung disini Rayan aku tak bohong "
Alma juga sangat panik kemana Laura sebenarnya. Apakah sudah dibawa oleh Daniel dan dibuang olehnya. Alma juga memberikan dosis yang banyak pada minuman itu. Alma takut kalau nanti sampai dipenjara.
Rayan yang tak mau membuang waktu berlari kembali mencari keberadaan Laura. Kemana Laura sebenarnya.
"Laura kamu dimana " teriak Rayan sudah putus asa.
"Rayan aku disini "
Saat mendengar suara Laura dan arahnya dari taman, Rayan segera berlari kesana dan benar Laura sedang berbaring di rerumputan.
"Kamu kemana saja, aku bener-benar khawatir cari kamu Laura "
"Coba kamu berbaring, rasanya pasti akan tenang" bukannya menjawab Laura malah meminta Rayan untuk berbaring.
Rayan yang memang juga lelah mengikuti apa yang Laura katakan. Tatapan mata mereka bertemu, Laura tersenyum dan mengusap pipi Rayan.
"Aku berharap kamu tak pernah merencanakan sesuatu untukku Rayan. Jangan buat aku kecewa"
Rayan hanya bisa tersenyum kecil, apakah Rayan harus berbicara tentang taruhan itu. Tapi tidak Rayan tak mau sampai Laura menjauhinya nanti. Rayan tak akan siap. Mungkin suatu saat akan berbicara tapi entah kapan Rayan pun tak tahu.
...----------------...
Denisa membuka ponselnya, banyak sekali pesan dari teman-temannya dan vidio itu juga dikirim oleh temannya. Ternyata sudah tersebar luas kenapa bisa seperti ini.
Tubuh Denisa begitu lemas, sekarang dirinya hanya bisa menangis mau minta tolong siapa. Daniel pun tak akan mau menolongnya. Ponselnya berdering ternyata Kakaknya, bagaimana ini pasti keluarganya sudah tahu.
Dengan perasaan yang sudah tak karuan Denisa mengangkat telponnya. Semoga saja tidak membahas tentang video ini.
"Halo Kak"
"Apa maksud dari video itu, kamu gila Denisa melakukan hubungan terlarang seperti itu lalu di rekam dan di sebarkan. Apakah selama di kota kamu menjual tubuhmu itu " Kakaknya langsung memberondong Denisa.
"Kak itu pasti ada yang mengerjai aku. Tak mungkin aku melakukan hal itu "
"Tapi wajah itu dirimu Denisa, jangan mengelak apalagi ada tanda lahir di samping kiri sama persis yang kamu punya. Kenapa kamu membuat keluarga malu Denisa, bagaimana kalau Ibu tahu"
Denisa menangis mendengar kata Ibu, selama ini tak pernah Denisa memikirkan perasaan Ibunya. Setelah semuanya terjadi barulah ingat. Denisa hanya ingin memberikan uang yang cukup untuk keluarnya makannya bekerja seperti ini.
"Lebih baik kamu tak usah pulang lagi ke rumah jika hanya memberi luka dan malu saja. Bahkan semua orang di desa sudah tahu Denisa. Kamu di kota menjadi pelacur, benar-benar Kakak menyesal telah menyekolahkan kamu, kalau dari dulu mau jadi pelacur tak usah sekolah sekalian"
"Cukup Kak jangan hina aku, semua orang punya kesalahan. Tolong jangan buat mentalku makin drop Kak. Aku hanya butuh dukungan bukan cacian seperti ini "
"Dukungan, untuk apa. Kamu hanya anak yang membuat malu saja. Ingat kata-kataku jangan pernah anggap aku sebagai Kakakmu lagi dan jangan pernah pulang lagi ke rumah. Akan aku anggap kalau kamu sudah mati Denisa"
Sambungan langsung dimatikan oleh Kakaknya sepihak. Denisa melemparkan ponselnya dan menangis sejadi-jadinya hidupnya sudah hancur tak ada harapan lagi semua orang sudah tahu. Denisa malu keluar rumah sekarang.
.