Nuna yang berniat menggrebek calon suaminya yang sedang berselingkuh di hotel tapi nasib nya begitu sial karena dia malah di sangka seorang menjual diri.
"Hey lepaskan aku!"
"Apa kau sedang membuat drama, dasar wanita murahan! Cepat puaskan aku atau aku tidak akan membayar mu sepeserpun!"
Malam yang tak seharusnya benar-benar merubah kehidupan Nuna, apalagi setelah Nuna mengetahui jika yang mengambil kesucian nya itu adalah Ananda Haidar, bos di tempat dia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29.
Nuna dan Haidar sudah sampai di bandara, keduanya memakai jet pribadi untuk sampai ke luar kota.
"Aku mau ke toilet sebentar" bisik Nuna.
"Mau ngapain?" tanya Haidar.
"Ada perlu" balas Nuna cepat.
Haidar menatap bingung tapi pada akhirnya dia membiarkan Nuna pergi.
Nuna buru-buru mencari toilet hingga saat sampai di toilet Nuna nampak kecewa karena ternyata dia menstruasi.
"Pantas saja" gumam Nuna sambil mengusap perut nya.
Sakit di perut bagian bawahnya sudah terasa sejak di awal keberangkatan, dan ternyata Nuna malah mendapatkan menstruasi pertama nya setelah menjadi istri Haidar.
Hufh..
"Honeymoon kali ini seperti nya gagal, sayang sekali" Nuna mencuci tangan nya.
Dan setelah itu Nuna pun keluar dan kembali ke tempat dimana Haidar sedang menunggu nya.
Haidar melihat Nuna yang berjalan ke arah nya, dia mengerutkan kening nya melihat Nuna yang terlihat tak nyaman.
"Ada apa?" tanya Haidar.
"Aku menstruasi" balas Nuna lagi.
Hah?
Menstruasi?
Haidar nampak terkejut, dia langsung melihat Nuna dari belakang dan dia melihat ada noda merah di dress istrinya.
Segera Haidar membuka jaket nya dan melingkarkan di bagian pinggang Nuna untuk menutupi bagian yang terkena noda merah darah.
"Nanti kotor" kata Nuna sambil melihat jaket yang harganya sangat mahal.
Itu Nuna ketahui karena dia melihat brand jaket nya yang salah satu brend terkenal.
"Tidak masalah aku bisa membeli yang baru" balas Haidar lagi.
Nuna manggut-manggut saja, lalu keduanya berjalan bersama keluar dari bandara karena mobilnya akan menyebut mereka sudah sampai.
Jangan lupakan wajah Nuna yang berseri-seri karena mengingat perlakuan manis dari Haidar kepadanya tadi.
Saat di mobil tiba-tiba tangan Haidar menggenggam tangan Nuna yang membuat Nuna langsung melirik suaminya.
"Kenapa? hem" tanya Nuna menatap Wajah tampan Haidar.
"Kapan kamu selesai menstruasi?" tanya Haidar sambil menatap wajah sang istri yang menurut nya semakin hari semakin bertambah cantik saja.
"Mungkin 5 sampai 6 hari, tapi bisa lebih karena setiap bulan biasanya berbeda-beda" balas Nuna menjelaskan.
Dan mendengar penjelasan sang istri Haidar nampak cemberut karena satu minggu adalah waktu yang lama untuknya menunggu, apalagi dia hanya akan bertahan 5 hari di di kota ini yang artinya setelah pulang pun Haidar masih harus puasa selama dua hari lagi.
Membayangkan waktu yang sangat lama membuat Haidar merasa pusing karena tidak bisa bercinta dengan sang istri.
"Jangan sedih seminggu itu sebentar, tidak akan terasa" kata Nuna lagi.
Dan Haidar tidak menjawab karena satu minggu baginya sama saja dengan 1 bulan, bahkan rasanya seperti satu tahun.
Selama di dalam mobil tangan keduanya tidak saling melepaskan keduanya malah saling menggenggam seolah ingin memperlihatkan jika hubungan mereka semakin dekat.
Hingga akhirnya keduanya sampai di hotel, dan saat keduanya sampai Nuna melihat Liana yang sudah ada di lobby menunggu mereka.
Nuna langsung menggandeng tangan suaminya dengan mesra, tentunya dia ingin memperlihatkan kemesraan nya pada Liana.
"Siapkan berkas-berkasnya, sore ini kita akan pergi menemui klien" kata Haidar dingin.
"Baik tuan" balas Liana cepat.
"Sudah selesai sayang, ayo ke kamar aku mau memeluk mu" ucap Nuna sambil mengandeng tangan sang suami dengan manja.
Dan Liana yang melihat itu nampak risih, jijik melihat Nuna yang terlihat begitu bucin kepada Haidar.
"Dasar wanita gatal!" batin Liana geram.
Nuna mengajak Haidar menjauh dan di belakang mereka Liana nampak mengikuti Pasutri itu dengan wajah di tekuk nya.
Saat akan masuk ke lift Liana semakin kesal karena saat dia akan baru masuk lift malah tertutup yang membuat nya menggerutu.
"Sial!" umpat Liana mengumpat.
Sedangkan Nuna di dalam lift dia Melepaskan tangan suaminya tapi dipegang kembali oleh Haidar.
"Jangan harap bisa lepas dariku, kamu sudah membangunkan macan tidur" ucap Haidar di telinga Nuna.
"Aku sedang menstruasi jika kamu lupa" balas Nuna tersenyum kecut.
"Tidak masalah masih ada cara yang lain yang bisa kamu lakukan" kata Haidar santai.
Membuat Nuna mengerutkan kening nya bingung tapi belum dia sampai Nuna bertanya pintu lift sudah terbuka.
Nuna dan Haidar pun keluar, lalu setelah menemukan nomer kamar yang akan mereka tempati keduanya pun masuk ke dalam kamar.
"Aku lupa membawa pembalut, bisa tolong beliin nggak?" Tanya Nuna saat mereka sudah di dalam kamar.
"Membeli pembalut?" tanya Haidar.
"Iya, di supermarket" balas Nuna lagi.
Haidar diam, dia bahkan tak pernah tahu seperti apa bentuk pembalut itu.
"Apa itu pembalut?" tanya Haidar.
"Roti" balas Nuna asal.
Roti?
"Roti rasa keju? atau coklat?" tanya aidar lagi.
Dan Nuna yang mendengar pertanyaan suaminya sudah tidak bisa menahan tawa nya lagi.
Hahaha..
Nuna tertawa karena merasa lucu, Haidar begitu polos sampai tidak tahu pembalut dan kegunaan pembalut.
"Begini saja bilang pada pegawainya mau membeli pembalut merek X yang ada sayap nya biar bisa terbang" kata Nuna memberitahu.
"Seperti itu?" tanya Haidar dengan wajah yang begitu menggemaskan di mata Nuna.
"Iya, tolong cepat ya soalnya aku sudah tidak nyaman. darah yang keluar semakin banyak" jelas Nuna sambil membuka jaket Haidar, dan ya jaket itu sudah terkena darah menstruasi Nuna meski hanya sedikit.
Haidar diam sebentar sebelum pergi, dan saat dia akan pergi Nuna tiba-tiba berkata..
"Mau cemilan juga biar sekalian" kata Nuna tersenyum.
"Cemilan apa?" tanya Haidar.
"Terserah" balas Nuna masih dengan senyuman nya.
Dan kata terserah adalah kata yang paling di benci Haidar, kata terserah bisa membuat nya pusing karena membuat nya harus berpikir.
Hufh..
"Aku membenci kata terserah" gumam Haidar sambil berjalan dan keluar dari kamar hotel nya.
Dan saat sedang berjalan ke arah lift Haidar tiba-tiba sadar dengan apa yang dia lakukan sekarang.
"Kenapa aku jadi penurut seperti ini, bahkan bersama Claudia pun aku tidak seperti ini" batin Haidar yang kini malah heran dengan dirinya sendiri.
harga kesucian cinta?