Maggie adalah seorang gadis kecil yang tidak pernah dianggap oleh daddynya karena ia terlahir dari rahim wanita yang tidak diinginkan yaitu rahim seorang gadis desa yang bekerja sebagai pembantu.
Gadis berusia 2 tahun ini mencoba mengambil hati daddynya dengan berbagai cara namun sia-sia. Sampai suatu saat ia lelah dan menerima tawaran mommynya untuk pergi ke tempat yang jauh disanalah mereka memulai hidup baru dan mengubah takdir hidup mereka, saat itulah gadis kecil ini perlahan-lahan mulai melupakan sosok daddy yang begitu ia idamkan.
Apakah mereka akan bertemu kembali? ikuti terus novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lala Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Pertemuan Antara Mantan Besan
"Aku hanya mengasihani dirimu yang dulu alim tapi setelah menikahiku ternyata kamu ular beludak" ucap Alfa kasar
"Jangan mengasihani aku. Tapi kasihanilah dirimu sendiri yang sebentar lagi akan menangis darah. Salam buat tuan Alberth dan nyonya Ratna. Dan semoga ini pertemuan terakhir kita, bye,," ucap Mey sambil melambaikan tangan le arah Alfa dan melangkah kembali ke tempat ayahnya berada.
*****
Hari ini papa Alberth akan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri yakni ke Amerika.
"Sayang, temani papa ke Amerika ya? papa ada pertemuan penting bersama salah satu kolega kita di sana" ucap papa saat keduanya lagi berbaring di atas tempat tidur.
(Hah? papa mau pergi ke Amerika? bagus dong, aku bisa menjalankan rencanaku. Akhhh pura-pura sakit aja deh) batin mama sambil tersenyum licik
"Maaf pah, akhir-akhir ini mama cepat kelelahan. Papa saja yang pergi ya? mama tinggal saja" jawab mama memasang wajah seperti orang yang betul-betul kelelahan.
"Tapi mama tidak apa-apa kalau papa tinggal? kalau ada apa-apa langsung kabari papa ya, papa akan berusaha pulang lebih cepat paling tiga atau empat hari saja" jelas papa membuat mama bersorak dalam hati.
Waktu tiga atau empat hari sudah sangat cukup untuk menjalankan aksinya.
"Baik papa, yuk kita tidur" ucap mama
Keduanya tidur dengan tenang namun tidak dengan mama yang setelah memastikan papa sudah lelap mulai bangun dan mempersiapkan semua perlengkapannya untuk menjalankan rencana dari ide briliannya.
(Wanita sialan, bersiaplah untuk menyesal karena menikah dengan pria kere. Maaf ya nak biar kamu putra kandungku tapi mama akan membuat kamu betul-betul merasakan apa yang dirasakan cucuku. Jika kamu bilang mama adalah orang tua yang tidak bertanggung jawab itu karena kamu yang lebih memilih bertanggung jawab kepada anak yang bukan darah dagingmu. Mama tidak akan membiarkanmu pakai uang perusahaan untuk biaya pengobatan anak itu) batin mama tertawa senang mengingat nasib Nina yang gila harta
Keesokan paginya papa bersiap untuk berangkat ke Amerika. Mama yang sejak semalam sudah mempersiapkan semua perlengkapan perangnya begitu melihat papa masuk ke kamar mandi, cepat-cepat dia membawa semuanya untuk menyimpannya di dalam mobil terlebih dahulu dan tidak lupa untuk memberi peringatan kepada sopir untuk jangan berbicara.
Setelah papa keluar, kini giliran mama yang membersihkan diri. Keduanya bersiap dan turun sarapan di meja makan. Papa tidak curiga karena penampilan mama seperti orang yang tidak bepergian.
"Papa, mama antar ke bandara ya?" ucap mama memelas
"Nanti mama kecapaian" ucap papa penuh perhatian
(Ya Tuhan suamiku bikin meleleh kalau manis seperti ini) batin mama
"Cuma di bandara papa sayang" ucap mama gemas sambil mencubit kedua pipi suaminya, papa yang pasti akan merasa rindupun membawa mama masuk dalam dekapannya karena baru kali ini papa pergi tampa ada mama disampingnya.
Merekapun pergi meninggalkan mansion itu menuju ke bandara. Setelah tiba di sana dan menunggu papa lepas landas dengan jet pribadi, Mama pun langsung meminta sopir untuk mengeluarkan kopernya karena pesawat yang sudah dia beli tiket akan berangkan 20 menit lagi.
Mama Ratnapun menuju ke ruang tunggu namun sebelumnya ia terlebih dahulu mengancam sopir pribadinya untuk tutup mulut.
"Jangan sampai papa tahu kalau aku pergi dari rumah" ucap mama dengan nada mengancam
"Baik nyonya" jawabnya sambik tertunduk
Beberapa jam kemudian setelah menempuh penerbangan yang cukup panjang, tibalah mama Ratna di salah satu bandara yang ada di Australia. Di sana orang-orang yang dia percayakan untuk menjaga menantu dan cucunya sudah ada di sana untuk membawanya ke hotel.
Dihari yang sama juga tuan Devid dan putrinya meninggalkan Indonesia untuk kembali ke tempat asal mereka.
Tuan Devid yang tiba-tiba mendapat pesan dari nomor tidak dikenalpun merasa aneh.
xxxx: Selamat sore tuan. Bisa bertemu di restoran xxx jam 7 malam ini? aku tunggu kedatangan tuan karena ada yang perlu dibicarakan.
Mama Ratna beristirahat sebentar di hotel yang sebelumnya telah di booking oleh anak buahnya.
Ketika hari mulai gelap, ia bangun dan bersiap untuk pergi bertemu dengan tuan Devid.
*****
"Nak, ayah keluar sebentar ya, ada urusan pekerjaan" ucap papa kepada kedua putrinya dan cucunya yang sedang bersantai
"Opa tan macih cape, tenapa pelgi pelgi lagi cih?" ucap Maggie
"Opa akan pulang cepat sayang" ucap opa sambil mengusap kepala cucunya
"Oke, opa pergi dulu ya?" lanjut opa
"hati-hati opa, ayah" jawab ketiganya serentak
Opa menuju ke restoran yang sudah dijanjikan oleh orang misterius tadi. Setelah menunggu beberapa menit munculah seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat cantik.
Tuan Devid yang sejak tadi melihat ke arah ponselnya terkejut saat ada suara wanita yang menyapanya
"Selamat malam tuan Devid" ucap mama Ratna yang langsung duduk di kursi seberang meja.
Tuan Devid terpaku untuk beberapa saat namun dengan cepat ia kendalikan.
"Apa tujuanmu mengajak aku bertemu" tanya tuan Devid dingin kepada isteri dari sahabatnya yang juga sahabat mendiang isterinya serta mantan mertua putrinya.
"Aku tahu, menantuku ada di tanganmu sekarang" balas mama Ratna tak kalah dingin
"Mantan menantu lebih tepatnya karena dia adalah putriku" ucap tuan Devit tegas sekaligus membenarkan ucapan wanita ini
"Apapun ucapanmu dia tetap menantuku yang adalah ibu dari cucu kandungku" ucap mama Ratna tak mau kalah
"Menantu dan cucu yang tidak pernah dianggap dan malah dibuang karena latar belakangnya sebagai gadis kampungan" ucap tuan Devid dengan nada mengejek.
"Cukup tuan Devid! Jika aku disuruh untuk memilih, aku memilih untuk tidak pernah melahirkan anak tidak tahu diri itu. Kamu pikir aku bahagia selama ini? menantu dan cucuku pergi dari rumah hampir setahun, putra kandungku sendiri tidak lagi menghargaiku karena pengaruh wanita busuk itu, kamu pikir aku bahagia? sama sekali tidak tuan Devid." ucap mama Ratna dengan air mata yang sudah mengalir.
Tuan Devid merasa ibah dengan wanita yang ada di depannya. Setidaknya mereka pernah menjalin hubungan persahabatan bahkan sampai saat ini.
"Lalu apa tujuanmu bertemu denganku" ucap tuan Devid sedikit lembut
Mama Ratna mulai memgeluarkan semua berkas yang dia bawa dari rumah dan tentu itu adalah berkas pengalihan harta.
"Ini adalah berkas pengalihan harta" ucap mama Ratna tenang
"Maksudnya" tanya tuan Devid bingung
"Aku minta kamu membantuku agar Mey bisa menandatangani semua ini, dan jangan sampai dia tahu. Aku yakin dia tidak akan menerimanya jika tahu karena dia sudah punya semuanya dari kamu tapi ini untuk cucuku dan demi menyelamatkan harta keluarga agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Aku mau yang punya hak adalah cucu kandungku bukan cucu pungutan dari benih yang tidak jelas" ucap mama Ratna
"Harta ini akan seutuhnya milik Maggie jika dia sudah genap berusia 21 tahun. Jadi untuk sementara aku mau Mey yang mewakili tanda tangannya" lanjut mama Ratna
"Sebaiknya kamu memikirkan sekali lagi nyonya Ratna untuk melepas warisan kepada Maggie, apa salahnya jika dia dewasa baru kamu menyerahkan secara langsung kepadanya jika ia bersedia" ucap tuan Devid
*****
-Bersambung-
