Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MARTIN LUCA
Setelah menyelamatkan seorang gadis, Logan dan sahabat-sahabatnya langsung kembali ke New York dengan menggunakan pesawat pribadinya. Richard terus mengawasi gadis itu dan memeriksanya secara berkala.
Sesampainya di Mansion Ruiz, Vin membukakan pintu untuk gadis itu. Mata gadis itu terus menatap ke sekeliling, memperhatikan di mana ia berada saat ini.
“Ikut denganku,” kata Logan. Gadis itu pun mengikutinya.
Logan melihat kedua orang tuanya sedang duduk bersama di ruang tamu. Di atas meja masih tersisa beberapa cangkir teh, sepertinya kedua orang tuanya baru saja menerima tamu.
“Log!”
“Dad, Mom,” sapa Logan dengan wajah datar dan dinginnya.
“Siapa dia? Kekasihmu?” tanya Darius Ruiz, Daddy Logan.
Logan menghela nafasnya. Apa sebegitu ingin kedua orang tuanya melihat dirinya memiliki kekasih, sampai-sampai selalu berusaha mencarikan jodoh untuknya.
“Cantik sekali, Log. Di mana kamu menemukannya?” tanya Darius lagi.
Logan kembali berdecak kesal, lalu menjawab asal, “di laut!”
“Wah, jelmaan putri duyung,” kata Darius yang kembali membuat Logan mencebik. Akhirnya Florence melangkah mendekati gadis itu. Gadis cantik yang membuat hati Florence kembali menghangat.
“Siapa namamu, sayang?” tanya Flo.
Gadis itu menoleh menatap Logan, baru kemudian Logan berbicara.
“Mommy mau memberinya nama siapa?” tanya Logan.
“Apa maksudmu?”
“Ia tak ingat akan masa lalunya. Tapi aku yakin, ia bisa membantu menahan rasa rindu Mommy pada Alina,” kata Logan.
Flo menatap putranya. Jadi ia sengaja membawa seorang gadis ke Mansion Ruiz, untuk menemani dirinya yang bersedih sejak kehilangan Alina, putrinya.
“Sunny!” sebut Flo. Baginya, gadis itu akan menjadi cahaya baginya, setelah kepergian Alina.
“Sunny?” tanya Darius yang turut bahagia jika istrinya itu bahagia.
“Ya, aku akan menamainya Sunny, cahaya matahariku,” kata Flo kemudian memeluk gadis itu dengan erat.
Di dalam hati, Logan tersenyum saat melihat senyum di wajah Mom Flo. Ia semakin yakin bahwa keputusannya untuk membawa gadis itu pulang adalah keputusan terbaik.
Setelah meninggalkan Sunny bersama dengan kedua orang tuanya, Logan pun pergi bersama Vin ke Perusahaan. Sementara itu Richard telah kembali ke Mansionnya karena merasa lelah setelah perjalanan jauh.
“Kita baru sampai, Log. Untuk apa ke perusahaan?” tanya Vin.
“Kita ke apartemenmu saja, Vin,” kata Logan.
Melihat Logan, Vin mengerti bahwa sahabatnya itu tak ingin berada di rumah.
“Apa kamu kembali teringat Alina setiap melihat Sunny?” tanya Vin.
Tak ada jawaban dari Logan karena pria itu terus saja memejamkan matanya, seakan sedang terlelap. Vin hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.
**
Alina merasa sangat menikmati statusnya saat ini menjadi seorang Mommy. Ia juga semakin giat mendesain pakaian untuk anak-anak, mulai dari pakaian bayi, hingga anak usia belasan. Baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki.
Alina tersenyum saat mendengar suara tangisan bayi saat dirinya sedang memasukkan cucian ke dalam mesin. Ia meninggalkan mesin cuci tersebut setelah mesin cuci itu mulai berputar.
“Zach sayang, kamu menangis terus, hmm?” Alina mendusel hidungnya ke pipi Zach.
Seketika itu juga Zach tertawa. Ia sangat senang ketika Alina menduselkan hidungnya ke pipi bayi montokk itu.
“Kamu sangat menggemaskan sekali, sayang,” kata Alina sambil kembali mencium pipi Zach.
Bagi Alina, Zach sama sekali tak merepotkan. Zach hanya menangis jika ia lapar, mengantuk, ataupun popoknya basah. Bahkan Zach bisa tidur nyenyak di malam hari, membuat Alina tak pernah kekurangan waktu tidur. Zach seakan tahu kalau Alina sudah bekerja keras untuknya.
Tokk tokk tokk
Pintu depan berbunyi, Alina yang sedang menggendong Zach pun melangkah ke pintu dan membukakannya. Biasanya Beatrice atau Tazzana yang akan datang berkunjung.
“Al!” sapa Carlos.
“Selamat pagi, Carl.”
“Aku membawakanmu susu. Lihatlah ini susu terbaik yang dihasilkan oleh sapi-sapiku. Perusahaan Luca akan menggunakan susu-susu ini untuk bahan baku di pabrik mereka,” kata Carlos dengan bangga.
“Congratulations, Carl!” kata Alina.
“Terima kasih, Al. Tuan Luca akan berkunjung ke sini, ke peternakanku.”
Alina turut senang dengan kebahagiaan dan kesuksesan yang diraih oleh Carlos. Pria itu pantas mendapatkannya, apalagi ia sangat menyayangi Grandma Beatrice.
Tiba-tiba saja Alina kembali teringat pada Mom Flo. Ia ingin menghubungi, tapi takut jika Mom Flo akan mengetahui di mana ia berada. Alina menatap Zach, wajahnya berubah sendu. Ada rasa takut di dalam hatinya jika ia muncul dan merusak kebahagiaan Mom Flo.
“Ehhmmm … aku ingin mengenalkan Tuan Luca padamu, Al,” kata Carlos.
“Mengenalkanku? Untuk apa?” tanya Alina.
“Tuan Luca adalah seorang pengusaha besar. Ia memiliki usaha di banyak bidang. Siapa tahu ia akan tertarik dengan usaha pakaian anak-anakmu, Al.”
Alina tertawa kecil, “Dia adalah seorang pengusaha besar, Carl. Sementara aku hanyalah penjahit kecil. Tak mungkin ia akan melihat ke arahku. Ia pasti akan lebih tertarik pada usaha pakaian yang besar,” ujar Alina.
“Tapi bukankah tidak ada salahnya mencoba?”
Alina menggelengkan kepalanya, “Aku sudah nyaman seperti ini, Carl. Aku merasa lebih tenang dan damai. Aku memang memerlukan uang, tapi aku juga menginginkan kedamaian.”
Carlos tak mengerti maksud dari ucapan Alina, tapi ia tak akan memaksa ataupun memperpanjang keinginannya itu. Sementara itu di dalam hati Alina, ada rasa gelisah dan takut jika ia sampai berurusan dengan seorang pengusaha.
Aku tak akan membuka celah untuk berhubungan atau bekerja sama dengan pengusaha besar. Aku takut mereka mengenal Keluarga Ruiz dan akhirnya keberadaanku akan menjadi tak tenang. - batin Alina.
“Kalau begitu di mana aku harus meletakkan susu-susu ini?” tanya Carlos untuk mengalihkan pembicaraan mereka yang sejak tadi terdengar sedikit serius.
“Ah ya, tolong letakkan di meja makan saja, Carl. Nanti aku akan membereskannya. Terima kasih banyak dan maaf merepotkanmu,” kata Alina.
“Tidak sama sekali, Al. Aku senang melakukannya,” Carlos pun pamit setelahnya. Ia harus bersiap untuk menuambut kedatangan Tuan Martin Luca.
**
Martin Luca, tiba di sebuah pinggiran kota yang begitu terasa asri. Ia bahkan menyempatkan diri berjalan kaki menuju ke peternakan yang ia tuju. Dengan pakaian santai dan sepatu kets, ia melangkah.
Matanya menangkap sosok seorang wanita dengan rambut panjang berwarna coklat ikal di bagian bawah. Tanpa ia sadari, kakinya melangkah mendekat.
“Permisi,” sapa Martin.
Wanita itu tampak sedang merawat beberapa tanaman, karena sebelah tangannya memegang gunting dan sebelahnya lagi memegang rerumputan liar.
“Selamat siang, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Alina.
Martin terdiam saat menatap wanita yang ada di hadapannya. Kakinya seakan terpaku dan bibirnya kelu. Ia tak dapat berbicara.
“Tuan!” Seth yang baru saja memarkirkan mobilnya tak jauh dari sana pun menghampiri atasannya.
“Di mana Peternakan milik Tuan Manuel?”
“Carlos?”
“Ya, Tuan Carlos Manuel,” kali ini Seth yang bertanya karena atasannya tampak hanya diam saja.
“Di sebelah, Tuan. Peternakannya ada di bagian belakang,” jawab Alina.
“Baiklah, terima kasih Nona,” kata Seth kemudian mengajak Martin beranjak dari sana.
“Ada apa denganmu, Tuan?” tanya Seth.
“Seth, periksa semua informasi tentang wanita itu. Aku ingin semuanya malam ini.”
Apa?! - batin Seth tak percaya. Ia bahkan menoleh kembali ke arah wanita tadi untuk mencari sesuatu yang mungkin disukai oleh atasannya itu.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻