Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Talak di Hari Akad
Melati menghela nafas perlahan .
Mencoba menetralkan rasa sesak yang menghimpitnya sedari tadi .
Belum ada satu jam Rudy mengucap ikrar suci .
Tiba tiba saja kehadiran Renita yang semula dia kira untuk memberikan ucapan selamat pada nya justru berbalik membawa kabar yang membuat hatinya luka .
"Ceraikan aku mas ,nikahilah Renita ".
"Jangan lepas dari tanggung jawab "ucap Melati yang sudah mulai bisa menguasai emosi nya .
"Tapi Mel ,aku ....."
"Sebelum pernikahan kita terlalu jauh mas ,".
"Melati mohon ,ceraikan Melati dan menikahlah dengan Renita ".
"Tapi nak Melati "bu Diah yang sedari tadi diam ikut membuka suara .
"Ma,maafkan Melati, tapi Melati tidak ikhlas atas penghianatan mas Rudy "
"Daripada nanti Melati penuh dosa karena tidak bisa ikhlas melayani suami ".
"Lebih baik Melati yang mundur ma ".
"Mungkin memang Melati tidak berjodoh dengan mas Rudy ".ucap Melati dengan nada suara sedikit bergetar .
"Melati tidak pernah bisa mentolerir penghianatan ma ,apalagi yang di iringi kebohongan ".lanjutnya lagi .
"Jadi mas Rudy ,Melati mohon jatuhkan talakmu atas diriku "ucap Melati mencoba menahan air mata yang hendak jatuh .
Hening menjeda suasana .
Seolah ikut larut dalam suasana tegang di ruangan tersebut .
"Baiklah "ucap Rudy akhirnya .
"Mulai saat ini aku jatuhkan talak atas dirimu Melati ayu kemuning ".
"Sejak saat ini kita bukan lagi suami istri "ucap Rudy dengan nada bergetar .
Melati hanya terdiam menatap lurus pada Rudy di coba nya menyunggingkan senyum di bibirnya sebelum kemudian dia melangkah bergegas menuju ke kamarnya .
Hiruk pikuk suara orang orang tak lagi di hiraukan nya .
Belum genap langkah kakinya tiba di depan kamarnya .
Suara mobil polisi mengalihkan perhatian Melati dan juga orang orang yang masih ada di ruangan tersebut .
"Maaf permisi !".
"Dengan keluarga saudari Mawar Jingga Lestari ".ucap salah satu dari polisi tersebut membuka percakapan .
"Iya pak ,saya ibu nya Mawar ".sambut bu Fatma menatap penuh tanya pada dua orang polisi tersebut .
Kedua polisi tersebut saling melempar pandang setelah melihat suasana di dalam rumah tersebut .
"Maaf ,jika nanti kabar yang kami bawa merusak suasana acara ibu "ucap polisi tersebut .
"Sebenarnya apa yang terjadi pak polisi ".
"Ada apa dengan putri saya Mawar ?"tanya Fatma tak dapat menyembunyikan rasa penasarannya .
"Putri ibu...."
"Pak polisi ,kakak saya baik baik saja kan ?"tanya Melati yang baru keluar dari dalam dan berdiri di samping ibu nya .
Dua polisi tersebut memandang kearah Melati .
"Dia melati putri bungsu saya "sahut bu Fatma .
"Pak polisi ,kakak saya tidak kenapa kenapa kan ?".
"Dari tadi nomer ponselnya saya hubungi tidak bisa bisa ".
"Bahkan nomer kakak ipar saya pun tak bisa di hubungi "ucap dan tanya Melati dengan raut wajah penuh tanda tanya .
"Saudari Mawar mengalami kecelakaan di ruas jalan Thamrin ".
"Beliau meninggal di tempat kejadian perkara ".
"Sedangkan suadara Asoka "ucap polisi tersebut membaca tanda pengenal milik Asoka .
"Beliau meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit ".
"Saat ini jenazah telah di evakuasi ke rumah sakit terdekat "jawab polisi tersebut .
Membuat Melati dan Fatma hampir jatuh terhuyung .
"ALLAHHU AKBAR !".
"Mawar !!" .teriak bapak sambil memegangi dada nya lalu seketika jatuh pingsan .
"Bapak !" .teriak Fatma dan Melati berbarengan menghambur kearah Surya Pradana yang telah pingsan di lantai .
Dengan sigap Hartawan pun menolong besan nya tersebut .mengecek detak jantung dan nafas dari teman lama nya tersebut .
"Innalillahi wainnaillaihi rojiun "gumamnya saat memastikan sudah tidak ada tanda tanda kehidupan dari Surya Pradana .
Melati dan Ibu nya saling adu pandang .
"Bapaaaaakkkkkkkkk ......"
Suasana pun seketika berubah menjadi tangis .
Bu Fatma yang telah jatuh pingsan saat tau belahan jiwa nya telah pergi .
Di gotong ke dalam kamar oleh Diah dan juga beberapa wanita yang masih ada di rumah tersebut .
Hartawan ,mengusap rambutnya kasar tidak pernah menduga akhir kejadiannya akan seperti ini .
Di tatapnya dengan tajam kearah putra nya dan juga selingkuhan anaknya tersebut .
"Nak Melati ,minumlah dulu "ucap Diah menyodorkan segelas air kepada Melati .
Gadis tersebut terlihat begitu sangat mmeprihatinkan .
Air mata tak henti hentinya menetes di kedua pipinya .
Belum kering air mata akibat penghianatan sang suami dan nasib pernikahannya yang hanya terhitung hitungan menit.
Kabar kematian akibat kecelakaan saudara serta iparnya membuat nya benar benar terpuruk .
Di tambah kematian bapaknya yang mendadak akibat shock mendengar berita kematian anak dan menantu nya .
Membuat Melati seolah kehilangan pijakan kaki nya .
Dunia nya seketika runtuh dan hancur berkeping keping .
"Ya ALLAH ,betapa nikmat cobaan yang engkau berikan ".
"Berikanlah hamba lautan keikhlasan dan kesabaran ya ALLAH ".lirih Melati berulang kali menggumamkan ighstifar dalam hati .
.
.
.
.
.
Melati menggelengkan kepala berulang kali .
Mencubiti tangannya ,berharap semua mimpi .
Rasa sakit yang di timbulkan oleh cubitan tangannya di lengannya sendiri .
Sudah cukup menunjukkan bahwa semua yang terjadi bukanlah sekedar mimpi .
Ibu nya masih terbaring pingsan dengan di tunggui oleh mama Diah ,mertuanya .
Lebih tepatnya mantan mertuanya .
"Sebaiknya kita urus jenazah bapak kamu Mel,lalu setelah itu kita ke rumah sakit mengurus jenazah kakak mu "ujar pak Hartawan .
Melati hanya mengangguk pasrah .
Cobaan bertubi tubi membuatnya seperti kehilangan arah .
Tiba tiba saja dia teringat dengan keponakannya .
Bayi belum genap satu tahun tersebut tidak dia ketahui kabarnya .
Sebuah harapan tiba tiba menyeruak di dalam hati Melati
Segera saja Melati pun mengurusi jenazah bapaknya meski hati dan perasaannya hancur dan sedih tapi tugas dan kewajibannya mengurus bapaknya di saat terakhir harus segera dia laksanakan .
Setelah berpesan kepada beberapa tetangga ,Melati pun bergegas menuju ke rumah sakit yang tadi sempat di infokan oleh dua orang polisi tersebut .
"Sebaiknya Rudy menemani kamu ke rumah sakit Mel ".ucap pak Hartawan pada Melati yang hendak bersiap ke rumah sakit .
"Tapi ,pa ".
"Jangan membantah ,setidaknya harus ada yang menjaga kamu ketika di sana ".
"Papa tau ,kamu pasti akan shock ketika sudah melihat jenazah kakak dan kakak ipar kamu "ujar Hartawan dengan nada bijak .
"Benar apa yang di bilang papa Hartawan Mel,pergilah dengan di temani oleh Rudy ".
"Untuk yang di sini biar papa dan mama yang mengurusnya".
"Hari sudah mau malam ,jenazah bapak dan kedua kakak mu harus segera di urus "ucap mama Diah menyahuti ucapan suami nya .
"Baiklah ,pa ,ma ".
"Melati juga ingin tau tentang kabar Adelia tadi dua orang polisi tersebut tidak memberitaukan tentang keadaannya "sahut Melati .
Hartawan dan Diah saling mengangguk .
"Rudy ,cepat antarkan Melati ke rumah sakit "titah Hartawan pada anaknya .
"Aku ikut mas "ucap Renita .
Membuat Melati hanya memutar kedua bola matanya jengah .
"Ini ,permintaan bayi kamu loch mas "ucap Renita penuh drama .
Mama Diah dan Papa Hartawan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku perempuan yang mengaku hamil anak putra nya tersebut tidak pada tempatnya .
"Huuh ,benar benar heran sama si Rudy bisa kenal di mana ,cewek kayak gini "batin mama Diah mencibir samar pada Renita .
"Ya ,sudahlah mas ,ajak aja itu si Renita ,lagian Melati juga nggak mau kalau cuma berdua an dengan mas Rudy "ucap Melati dengan nada ketus dan penuh kekesalan .
Tidak pernah dia duga sifat asli Renita ternyata begitu egois .
Rudy pun mengusap rambutnya kasar .
Mengambil kunci mobil papa nya dan menuju ke mobil di ikuti oleh Renita dan Melati .
Rudy pun bergegas menghidupkan mobil nya dan melajukannya menuju rumah sakit .
.
.
.
.
.
Melati melangkah dengan tergesa .
Saat suster di bagian reseptionis memberitaukan arah dan letak ruang jenazah .
Menahan sesak dan air mata yang hendak menyeruak keluar .
Gadis itu pun perlahan mendorong pintu ruang jenazah .
Seorang petugas mengantarkannya pada jenazah kakak dan juga kakak iparnya .
Air mata Melati luruh seketika ,meski pun dia berusaha mati matian untuk menahannya namun tak ayal bulir bening itu pun jatuh juga .
Saat tangan Melati membuka kain penutup jenazah kakaknya .
"ALLAHHU AKBAR ,ALLAHHU RABBI ".
lirih Melati penuh nestapa .
"Kak ,mawar ".
Melati jatuh tersimpuh di lantai .
seluruh sendi sendi tubuhnya seolah lemas tak ada tenaga .
Rudy hendak datang menawarkan bantuan .
Berniat memeluk wanita yang masih di anggapnya kekasih tersebut sebuah pelukan dan dukungan .
Namun tangan Renita dengan cepat mencegahnya .
Hingga Rudy pun terpaksa membiarkan Melati menangis meratap seorang diri .
.
.
.
.
Menjelang sore jenazah Mawar dan Asoka pun di bawa pulang .
Tak pernah Melati kira jika hari pernikahannya dia harus kehilangan tiga orang sekaligus .
Bahkan pernikahannya pun hanya berusia hitungan detik .
Bu Fatma telah tersadar dari pingsannya .
Mencoba kuat meski batin menangis .
Berusaha ikhlas walau hati menjerit .
Kehilangan suami ,anak dan menantunya membuatnya benar benar terpukul .
Tapi dia sadar bahwa Adelia masih membutuhkan kasih sayang dan perhatiannya .
Ya ,bayi belum genap satu tahun tersebut selamat dalam kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya .
Entah bagaimana ceritanya tapi yang Melati dengar dari cerita team yang mengevakuasi tubuh kakaknya dan kakak iparnya .
Keduanya sama sama menundukkan badan guna melindungi bayi mungil mereka dari benturan .
Sekitar pukul empat lewat tiga puluh menit .
Jenazah Surya pradana beserta anak dan menantu nya pun selesai di kuburkan .
Melati masih setia di sisi peristirahatan terakhir ketiga orang yang amat dia sayangi itu .
Air mata yang hendak lolos kembali di usapnya dengan pelan .
"Bapak ,kak Mawar ,kak Asoka ".
"Kalian tenang dan damailah di sana ".
"Melati janji ,Melati akan menjaga Adelia dan Ibu ".
"Melati akan berkorban dan selalu membuat mereka bahagia ".
"Adelia akan Melati anggap sebagai anak Melati sendiri ".
"Tenanglah pak ,kak ".
"Doa melati untuk kalian ".
.
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr