My Daddy Is Suamiku

Disebuah Mall yang sangat terkenal dikota itu, Alexa beserta dengan pelayan pribadinya juga dengan Marco sedang menikmati makan sore mereka, karna Alexa tidak sempat makan siang sangking excited berbelanja menghabiskan uang Marco

mereka bertiga tampak seperti keluarga kecil, dimana Marco dan Rosa adalah orangtua Alexa yang memperhatikan gadis itu setiap apa yang ia perlukan, bahkan Marco sampai lupa untuk memakan makannya karna sibuk memperhatikan Alexa, seolah ada sesuatu dihatinya ketika melihat gadis itu

"om kenapa gak makan?, gak enak ya makannya?' ucap Alexa menatap Marco yang masih idak menyentuh makanannya sama sekali, pdahal dua gadis didepannya itu sudah hampir menghabiskan makanan diatas meja, hanya tertinggal dirinya saja

"tidak.. o haya tidak terlalu lapar saja, kalian lanjutkan saja makannya. kalau kuang pesankan saja biar om yang akan membayarnya" ucap Marco sambil tersenyum, menatap wajah Alexa membuat dirinya ingat akan suatu hal, namun ia tidak tau apa itu

"baiklah kalau begitu, aku akan menghabiskan semuanya, Rosa jangan takut untuk memesan apa yang kamu mau jarang-jarang om Marco mau membawa kita keluar begini" ucap Alexa tertawa dan kembali menikmati makannya, sedangkan Marco hanya menggeleng melihat kelakuan random dari Alexa

"apa kamu sudah selesai belanjanya?, apakah ada hal lain yang mau dbelikan?'  ucap Marco kepada Alexa, tak lupa juga ia menyuruh Rosa untuk membeli beberapa pakian untuknya, itung-itung bonus untuknya karna sudah menjaga Alexa dan menemani gadis kecil itu

"tidak ada, hanya menunggu daddy untuk pulang" ucap Alexa, ia kembali teringat dengan Damian yang belum memberikan kabar apapun untuknya, padahal seharian ini ia menunggu namun ternyata pria itu sepertinya terlalu sibuk dengan pekerjannya sampai melupakan dirinya

"nnati juga akan pulang.. kamu sabar saja" jawab Marco tersenyum dan mengelus kepala Alexa, tangannya tiba-tiba tergerak dan mengusap lembut gadis itu, Alexa hanya diam saat diperlakukan seperti itu oleh Marco, tidak ada risih bahkan ia ingin lagi  dan lagi Marco melakukan hal itu

Damian dan El malam ini akan pulang ke Indonesia, mereka sudah mendpaatkan apa yang mencari pekerjaan mereka dinegara ini. Damian juga tidak ingin menunggu besok lagi untuk memberitahu kepada keluarganya khususnya pada Marco juga dengan Alexa

barang bukti yang mereka dapatkan dari pria yang mereka temui tadi benar-benar asli tanpa edotan, jika tadinya Damian sedikit tidak percaya namun ketika mereka menyelidikinya lebih lanjut, akhinya ia bisa melihat jika bukti yang diberikan dan sekarang sudah ia pegang itu adalah asli

"tuan pesawat menuju Indonesia berangkat pukul 10 malam nanti, apaka kita tetap mengambilnya atau menunggu besok saja"tanya El menatap Damian, pria itu masih meliat video yang ia putar di laptop miliknya sambil memperhatikan setiap pergerakan video itu

"iya ambil saja, aku tidak ingin menunggu sampai besok. malam ini kita harus sudah sampai ke Indo" jawab Damian tanpa melihat El, matanya tetap fokus pada video didepannya. Marco adalah ayah biologis Alexa dan pria tadi mengetahui semua kejadian beberapa tahun silam

"kenapa Tania harus menutupi smeua bukti kejadian ini, apakah dia tidak ingin anaknya tau siapa ayah kandungnya" ucap Damian sambil menopang dagunya ketangan, ia mash tidak habis pikir dengan Tania sendiri yang menyembunyikan semua bukti kejadian mereka di kamar apartemen itu dan melenyapkan semuanya

"mungkin nona Tania takut jika tuan besar dan anda akan mencari tau semua bukti dan akan mempersulit Marco" ucap El sambil terus mengotak-atiktablet miliknya. " tapi dia tidak tau jika Marco adalah pria yang merenggut kesuciannya malam itu, semuanya terjadi begitu saja" ucap Damian

juga Marco, apakah selama ini ia tidak bisa merasakan Alexa yang berada disekitarnya. [adahal waktu Alexa masih berumur 5 tahun pun Damian pernah membawa gadis kecilnya itu bertemu dengan Marco, juga kepergian Tania, Marco sempat datang dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarganya

"apakah ada hubungannya dengan sepupu Marco?, apakah dia menyembunyikan semua kejadian ini?" ucap Daian, ia maish tidak bisa menyambungkan semua yang terajadi. idak mungkin jika Tania tidak menginginkan sosok pria yang teah menjadi ayah dari anaknya

"mungkin saja, karna setelah kejadian itu Martin hilang sampai sekarang hubungannya dengan Marco saja sudah tidak sedekat dulu. bahkan jika dibilang Martin seolah ditelan bumi tidak terlihat sampai sekarang" ucap El sambil ikut menonton video dilaptop Damian

"aku juga berfikir demikian El... setelah kejadian ini, aku harus mencari tau siapa sebenarnya Martin itu dan aku cukup yakin jika dia ada dibalik semuanya ini" ucap Damian sambil menatap ponselnya. ia baru ingat jika dirinya belum ada memberi kabar kepada Alexa hari ini

"aku juga yakin tuan, sudah hampir 20 tahun nona Tania meninggal, dan kemungkinan selama itu pasti ada dalang dibalik bukti yang tidak pernah kita dapatkan. padahal selama ini Marco sudah berusaha keras untuk mendapatkan dan mencari tau tentang kejadian ini" ucap El

"kau benar El.. tidak mungkin Tania secepat itu menghilangkan bukti semuanya tanpa sisa, bagaimanapun Marco bukanlah orang yang tidak bisa dipercaya. ia bahkan mampu mengorek kejadian bertahun-tahun" ucap Damian membenarkan ucapa El, kali ini mereka mendapatkan tugas baru

"kita pulang om.. aku sangat capek" rengek Alexa kepada Marco, setelah makan gadis itu meminta agar segera pulang dan ingin beristirahat dirumah. sedangkan Marco hanya bisa ikut saja dengan kemauan Alexa yang membuat dirinya tidak berkutik

"apakah Damian setiap hari harus mengalah demi gadis ini?, kurasa jika bersamaku bisa-bisa aku mati berdiri dibuatnya" batin Marco namun tetap melangkah mengikuti Alexa kearah parkiran. Marco membawa barang belanjaan Alexa dibantu oleh Rosa

"om.. apa om tidak ingin menikah?, kau tau om dadduy juga sering dipaksa oma untuk menikah tapi daddy tidak mau, apa om juga begitu?' tanya Alexa saat mereka sudah berada didalam mobil menuju rumah. mendapat pertanyaan itu membuat Marco juga berfikir alasan dirinya masih betah menjomblo

"om belum punya calon pendamping" ucap Marco seadanya, padahal jika dirinya mau sangat banyak wanita yang mengantri ingin dijadikan istri oleh Marco, namun dasarnya pria itu yang masih betah dengan sendiri. " mau Ale cariin gak?, Ale banyak kenalan cewek cantik" ucap Alexa tersenyum senang

"tidak usah.. om masih bisa cari sendiri nanti om kabari kalau om akan menikah" jawab Marco tersenyum dan kembali mengelus kepala Alexa, tingkah gadis ini snagat menggemaskan dimata Marco, sejak dulu ia ingin sedekat ini dengan Alexa, namun karna Damian membuat Marco mengurungkan niatnya

Damian adalah sosok ayah yang sangat protektif untuk Alexa, jangankan mendekati pria lain, Marco saja yang ingin meyentuh Alexa tidak diperbolehkan dan sangat dijaga dengan baik, maka tak heran jika Marco enggan mencari masalah dengan Damian, sahabatnya itu.

"apakah daddymu masih melarangmu untuk dekat dengan pria lain Ale?" tanya Marco menatap gadis itu, ia ingat betul bagaimana Damian galau ketika Alexa meminta izin ingin pacaran, membuat Damian emosi satu harian dan tidak semangat untuk bekerja

"masihlah om.. daddy itu ya, paling gak bisa ngeliat Ale jalan atau dekat sama cowok lain. bisa-bisa Ale disate sama daddy" jawab Alexa sambil merebahkan punggungnya dikursi, mengingat bagaimana daddynya begitu melarangnya melakukan ini itu mmebuat Alexa kadang bosan juga

"apa kamu akan betah tinggal dengan daddymu itu?, dia juga butuh pendamping hidup dan kemungkinan akan menikah" ucap Marco. " menikah dnegan Ale saja, Ale tidak mau memberikan daddy sama wanita lain diluar sana, lebih baik sama Ale" jawab Alexa dengan polosnya dan membuat Marco hanya diam

"daddy juga bilang gitu, dia akan menikahi Ale dan tidak akan meninggalkan Ale" sambung gadis itu degan bersemangat, namun kadang dirinya yang dikekang begitu membuat pergerakannya tidak leluasa dan selalu diikuti oleh orang suruhan daddynya

"dasar Damian gila.. bisa-bisanya dia mengatakan hal memalukan itu pada seorang anak kecil" batin Marco mengutuk sahabatnya, Damian.

"lalu apa kamu mau menikah dengan daddy mu sendiri?"ucap Rosa yang ikut bergabung dalam pembicaraan mereka, mendengar hal yang membuatnya terkejut terheran-heran ingin rasanya Rosa memberitahu hal yang benar kepada gadis didepannya itu

"kenapa tidak, daddy akan selalu tinggal denganku" ucap Alexa tersenyum senang dan bangga, sedangkan Rosa membulatkan matanya heran. ia berfikir bagaimana bisa Alexa yang sudah berumur 19 tahun begitu polosnya, menikah dnegan ayahnya sendiri

"mana bisa Ale.. kalau daddymu tidak bisa mneikahimu itu dosa, emangnya kamu mau nikah sama ayahmu sendiri" ucap Rosan lembut menatap Alexa, sedangkan gadis itu hanya diam mencoba untuk membenarkan apa yang diaktakan oleh gadis disampingnya itu

"kan daddy bukan ayah kandungku" jawaban Alexa membuat Rosa tersedak padahal tidak makan apa-apa, ia tidak percaya dengan jawaban Alexa barusan. tidak ayah kandung?itu arinya memang mereka bisa menikah, Rosa baru tau dan ia malu mengatakan hal tadi pada Alexa

apapun masalahnya, seberat apapun ujiannya jika kita memang ada tekad menyelesaikan pasti akan menemukan jalan keluarnya

#fid.nch

#MDIS