NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Cinta Nadia

Reinkarnasi Cinta Nadia

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Si Mujur / Rebirth For Love
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Nadia Pramesti, seorang arsitek muda berbakat, mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup setelah sebuah kecelakaan tragis membawanya kembali ke masa lalu, tepat sebelum hidupnya hancur karena kepercayaan yang salah dan pengkhianatan —akibat kelicikan dan manipulasi Dinda Arumi, sahabat masa kecil yang berubah menjadi musuh terbesarnya, dan Aldo, mantan kekasih yang mengkhianati kepercayaannya.

Di kehidupannya yang baru, Nadia bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan menghindari perangkap yang sebelumnya menghancurkannya. Namun, Dinda, yang selalu merasa tersaingi oleh Nadia, kembali hadir dengan intrik-intrik yang lebih kejam, berusaha tidak hanya menghancurkan karier Nadia tetapi juga merenggut satu-satunya pria yang pernah benar-benar dicintainya, Raka Wijaya.

Nadia tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan tantangan yang terus meningkat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Ujung Kesabaran

Bab 18

Tyo menghela napas panjang sebelum menjawab. “Lina adalah anak dari seorang wanita yang dulu bekerja untuk keluarga kalian. Ibu Lina diperlakukan dengan buruk dan akhirnya meninggal dalam kondisi yang tragis. Lina menyimpan dendam itu selama bertahun-tahun, dan ketika dia bergabung dengan Kumpulan Bayangan, dia melihat kesempatan untuk membalas dendam.”

Penjelasan Tyo membuat suasana menjadi semakin tegang. Nadia merasakan dadanya sesak mendengar kisah tersebut. “Apakah ini semua hanya tentang dendam pribadi?” tanyanya, suaranya bergetar.

“Tidak sepenuhnya,” jawab Tyo. “Dendam itu hanyalah bagian dari motivasi Lina. Kumpulan Bayangan sendiri memiliki tujuan yang jauh lebih besar dan berbahaya. Mereka ingin mengendalikan informasi dan kekuasaan di balik layar, dan keluarga kalian, entah bagaimana, menjadi penghalang bagi rencana mereka.”

Raka mengepalkan tangannya. “Apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan mereka?”

Tyo menatap mereka dengan serius. “Kalian harus mencari bukti yang bisa mengungkap identitas para pemimpin Kumpulan Bayangan. Tanpa itu, mereka akan terus beroperasi tanpa ada yang bisa menghentikan mereka. Lina hanya salah satu dari banyak pion yang mereka gunakan.”

Nadia dan Raka saling bertukar pandang. Mereka menyadari bahwa tugas mereka jauh lebih besar dan berbahaya dari yang mereka bayangkan sebelumnya. Namun, mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mundur sekarang.

Pertemuan dengan Tyo berakhir dengan tekad baru di hati mereka. Mereka harus menemukan bukti yang diperlukan untuk menghentikan Kumpulan Bayangan dan membawa Lina ke pengadilan. Namun, mereka juga tahu bahwa perjalanan ini akan membawa mereka ke dalam bahaya yang lebih besar daripada sebelumnya.

Nadia dan Raka yang semakin bertekad untuk melanjutkan pencarian mereka, meskipun ancaman semakin mendekat. Waktu terus berjalan, dan mereka tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil bisa menjadi penentu hidup dan mati.

Malam itu, setelah pertemuan dengan Tyo, Nadia dan Raka kembali ke apartemen masing-masing dengan pikiran yang penuh. Mereka tahu bahwa mereka harus bergerak cepat, tetapi ketakutan akan jebakan lain membuat mereka berhati-hati dalam setiap langkah.

Nadia mencoba tidur, tetapi pikirannya terus berputar-putar, membayangkan semua kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Pukul dua dini hari, teleponnya berdering. Nama Raka muncul di layar.

“Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” ujar Raka tanpa basa-basi ketika Nadia menjawab telepon. Suaranya terdengar cemas. “Aku menemukan sesuatu di dokumen lama yang diberikan Bayu kemarin. Ini mungkin penting.”

“Kau bisa datang ke apartemenku?” tanya Nadia, sambil berusaha menghilangkan kantuk dari suaranya.

Raka setuju, dan sekitar setengah jam kemudian, dia tiba di apartemen Nadia dengan membawa beberapa dokumen yang sudah ia pelajari. Mereka duduk di ruang tamu, dengan hanya lampu meja kecil yang menyala, memberikan suasana yang sedikit suram.

Raka membuka dokumen-dokumen itu di atas meja. “Lihat ini,” katanya sambil menunjuk ke salah satu halaman. “Di sini disebutkan bahwa Lina memiliki hubungan dengan seseorang yang sangat berpengaruh di Kumpulan Bayangan. Nama orang itu adalah… Gilang.”

Nadia menatap nama itu dengan mata membelalak. “Gilang? Bukankah dia…” Suaranya tertahan, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gilang adalah nama yang tak asing bagi mereka, seseorang yang pernah dekat dengan keluarga mereka tetapi hilang begitu saja beberapa tahun yang lalu.

“Ya, aku juga terkejut saat pertama kali membaca ini,” kata Raka dengan nada datar. “Gilang, jika benar dia terlibat, ini lebih besar dari yang kita bayangkan. Dia bukan hanya pengikut Lina, tapi mungkin salah satu dalang utama di balik semua ini.”

Nadia terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi baru itu. “Kita harus mencari tahu di mana dia sekarang,” katanya kemudian. “Kalau kita bisa menemukan Gilang, mungkin kita bisa menghentikan semua ini sebelum terlambat.”

Raka mengangguk. “Aku akan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang keberadaannya. Bayu mungkin bisa membantu. Sementara itu, kita juga harus berhati-hati. Dengan Gilang yang terlibat, segalanya bisa menjadi lebih berbahaya.”

Pagi menjelang, tetapi rasa cemas di hati mereka tak kunjung surut. Mereka tahu bahwa waktu mereka semakin sedikit, dan musuh yang mereka hadapi semakin kuat dan licik.

Di siang harinya, Bayu menghubungi mereka kembali, mengajak untuk bertemu. Kali ini, dia membawa kabar yang tidak mereka harapkan.

“Aku mendapat informasi baru,” kata Bayu dengan wajah serius ketika mereka bertemu di sebuah taman yang sepi. “Gilang… dia bukan hanya bagian dari Kumpulan Bayangan. Dia adalah salah satu pendiri organisasi itu.”

Nadia dan Raka terkejut mendengar pengakuan Bayu. Mereka tidak menyangka bahwa Gilang, seseorang yang pernah begitu dekat dengan keluarga mereka, bisa terlibat dalam sesuatu yang begitu gelap.

“Dia telah merencanakan ini sejak lama,” lanjut Bayu. “Bahkan mungkin sebelum kalian menyadari ancaman ini. Lina hanyalah alat yang dia gunakan untuk mencapai tujuannya.”

“Jadi, kita harus menghentikan Gilang, bukan hanya Lina,” kata Nadia dengan suara penuh tekad. “Bagaimana caranya?”

Bayu tampak ragu sejenak sebelum menjawab. “Ini tidak akan mudah. Kita perlu lebih banyak bukti untuk mengaitkan dia dengan Kumpulan Bayangan, dan yang lebih penting, untuk membuktikan bahwa dia adalah dalang di balik semua ini. Kita harus menemukan dokumen atau saksi yang bisa membongkar semua ini.”

Raka mengangguk setuju. “Kita harus bergerak cepat, sebelum mereka menyadari bahwa kita semakin dekat dengan kebenaran.”

Mereka menyusun rencana untuk melacak keberadaan Gilang, sementara Bayu terus bekerja di balik layar untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan. Dengan setiap langkah yang mereka ambil, ketegangan semakin meningkat. Mereka tahu bahwa mereka sedang berjalan di atas tali yang sangat tipis, di mana kesalahan sedikit saja bisa membawa mereka ke dalam bahaya yang tak terbayangkan.

Nadia, Raka, dan Bayu yang semakin yakin bahwa Gilang adalah kunci dari semua misteri ini. Namun, mereka juga sadar bahwa menghadapi Gilang dan Kumpulan Bayangan berarti mereka harus siap menghadapi konsekuensi yang mungkin lebih besar dari yang mereka perkirakan. Pertarungan ini akan menjadi pertarungan hidup dan mati, dan mereka harus mempersiapkan diri dengan baik.

##

Pagi itu, suasana di apartemen Nadia terasa lebih sunyi dari biasanya. Kegelisahan yang mereka rasakan semakin hari semakin besar, terutama setelah mengetahui keterlibatan Gilang dalam semua kekacauan ini. Nadia dan Raka memutuskan untuk berpisah sementara waktu, dengan tujuan memperluas pencarian mereka dan memastikan jejak mereka tidak terlalu mudah diikuti oleh Lina atau anggota Kumpulan Bayangan lainnya.

Raka memilih untuk bertemu dengan Bayu di sebuah kafe yang jarang dikunjungi, sementara Nadia tetap di apartemen untuk menelusuri lebih dalam tentang informasi yang telah mereka kumpulkan. Mereka saling menghubungi melalui pesan singkat, menjaga komunikasi tetap singkat dan to the point.

Di kafe yang telah disepakati, Bayu menunggu dengan secangkir kopi di tangannya. Wajahnya tampak lelah, tetapi sorot matanya tetap tajam. Ketika Raka tiba, mereka segera masuk ke dalam pembicaraan.

“Aku berhasil menghubungi salah satu kontak lama yang pernah bekerja dengan Gilang,” ujar Bayu tanpa basa-basi. “Dia memberi petunjuk tentang tempat persembunyian Gilang. Ada sebuah villa di luar kota, yang katanya sering dikunjungi Gilang. Tempat itu mungkin digunakan untuk rapat rahasia dengan anggota Kumpulan Bayangan.”

Raka mengerutkan kening, mencerna informasi itu. “Apakah kau yakin ini bukan jebakan lain?”

Bersambung...

1
Murni Dewita
👣
Sodikin Jin
Raka....mengapa saya sebal jika mendengar nama itu, .../Facepalm/
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Kenapa? Punya kenangan buruk dengan Raka?
total 1 replies
Sodikin Jin
hmmmm.... menarik. lanjutkan penyelidikannya...😎
XeeLien: Mu baca novel kultivasi, yuk mampir di novelku.
Sodikin Jin: ooooo....mengejutkan. ok kak, lanjutkan.
total 3 replies
Sodikin Jin
haish....perlu usaha yang sangat keras untuk mengungkap semua. dan jangan lupa, mencari dukungan untuk mengupas semua itu.
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih selalu mampir
total 1 replies
Sodikin Jin
keren....
Anugrah Annas
Apakah sudah bisa membuat audio novel lagi seperti dulu
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Maaf, Audio novel ditentukan pihak Mangatoon. Saya hanya mengisi suara saja.

Jika kamu ingin audio novel lanjut, beri saran saja pada Mangatoon, di media sosial atau email.
total 1 replies
Anugrah Annas
Apakah udah bisa membuat audio lagi kak
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tanyakan ke pihak Mangatoon.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!