Hilangnya Cinta Suamiku

"Kamu bicara apa si Yang? Kamu 'kan yang tak memberi kabar kepada aku. Lantas mengapa sekarang kamu yang marah," ucap Reynaldi.

Kini posisi mereka berhadapan, jemari Reynaldi menyentuh lembut wajah istrinya. Mereka terlihat intens, netra mereka saling bertemu. Sentuhan lembut mampu membuat pasangan terhanyut.

Namun, Nisa tersadar. Dia harus bersikap tegas kepada suaminya. Dia langsung mendorong tubuh suaminya.

"Jangan sentuh aku! Aku tak sudi disentuh suami yang sudah bersetubuh dengan wanita lain," ucap Nisa sambil menatap suaminya dengan tajam.

Satu tamparan mendarat di wajah cantik Nisa, Nisa memegangi wajahnya yang terasa panas. Bersama rasa sakit yang dia rasakan di hatinya. Terlebih suaminya melakukan hal itu di depan putrinya.

"Tampar! Tampar aku, Mas! Sampai kamu puas menyakiti hati aku! Aku tak menyangka, kamu berani bersikap seperti itu kepada aku. Jika kamu sudah merasa bosan dengan aku, lebih baik kamu ceraikan aku! Lebih baik kamu ceraikan aku, dari pada kamu menyiksa aku secara perlahan," bentak Nisa.

Kini Nisa menjelma menjadi wanita yang keras dan berani. Semua ini karena suaminya. Dirinya merasa tertindas, dan saat itu emosinya meledak.

"Aku ingin kita bercerai! Aku sudah tak tahan menahan perasaan aku. Aku kecewa sama kamu, Mas! Aku benar-benar kehilangan cinta suamiku," ucap Nisa diiringi isak tangis. Hatinya terluka dalam.

"Argh ...!" Reynaldi berteriak seperti orang gila. Dia menyesali perbuatannya.

Reynaldi berlutut di kaki istrinya, meminta maaf. Sama halnya dengan Nisa, Reynaldi oun menangis. Dia menyesal telah menampar wajah istri yang dia cintai.

"Sayang, aku mohon! Tolong maafkan aku, aku janji tak akan pernah mengulangi lagi. Iya, aku jujur. Selama ini aku sudah terlena dengan kesenangan aku sendiri. Padahal kamu adalah wanita yang sangat sempurna. Tolong jangan tinggalkan aku, aku tak ingin berpisah sama kamu," ungkap Reynaldi.

Khanza ikut menangis, melihat kedua orang tuanya bertengkar seperti itu. Khanza memeluk tubuh Bundanya. Sedikit banyak dia mengetahui persoalan Bunda-nya.

"Ayah jahat! Khanza benci sama Ayah," teriak Khanza meluapkan perasaan kesalnya.

Suara keributan dari kamar Reynaldi dan Nisa, sampai terdengar ke bawah. Bi Surti dan Papa Faisal terkejut mendengar pertengkaran mereka. Karena selama ini mereka selalu melihat hubungan Reynaldi dan Nisa yang selalu harmonis.

"Kalian kenapa sih? Apa tak bisa di bicarakan baik-baik lagi? Sekarang kalian tenangkan dulu hati kamu, dan coba bicara dari hati ke hati," nasehat Papa Faisal

Berbeda halnya dengan Mama Ratih yang justru terlihat bahagia melihat pertengkaran mereka. Dirinya berharap, Reynaldi akan menceraikan Nisa.

Khanza mengambilkan air putih untuk sang bunda, sedangkan Reynaldi memilih untuk mengambil air putih di bawah. Untuk menenangkan diri.

"Sudah ceraikan saja istri seperti itu! Lebih baik kamu sama Viona," ucap Mama Ratih membuat Reynaldi memberikan tatapan tajam.

Semua ini berawal dari sang mama yang mendukung dirinya untuk berselingkuh dengan Viona. Membuat rumah tangga dirinya berada di ujung tanduk.

Nisa dan Reynaldi kini sudah berada di ruang tamu. Di sana sudah ada Papa Faisal dan juga Mama Ratih. Suasana terasa tegang. Wajah Nisa masih terlihat sedih. Sebenarnya Nisa merasa malu, karena Papa mertuanya sampai mengetahui permasalahan dirinya dengan Reynaldi.

"Sekarang Papa mau tanya sama kamu Rey! Karena kamu adalah kepala keluarga di pernikahan kalian. Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu? Jangankan Nisa istri kamu, Papa saja yang hanya orang tua kamu. Merasa ada yang berbeda dengan sikap kamu kepada istri dan anak kamu," ucap Papa Faisal.

"Sebenarnya tak ada apa-apa, Pa. Hanya sekadar salah paham saja. Nisa selalu curiga, kalau aku memiliki wanita impian lainnya. Padahal, aku ini hanya sibuk bekerja dan terkadang pekerjaan membuat aku stres. Lagi pula berkali-kali aku katakan kepadanya, jangan pernah berpikir macam-macam. Karena aku tak akan mungkin mengkhianati dia," ungkap Reynaldi yang masih saja memilih berbohong menutupi aibnya.

Papa Faisal mencoba menyimak ucapan anaknya dan mencernanya. Dia yakin, ada sesuatu yang memicu pertengkaran anaknya dengan menantunya. Menurut Papa Faisal, menantunya itu wanita yang cerdas, lemah lembut. Rasanya tak mungkin, menantunya bisa semarah itu.

"Sekarang Papa ingin bertanya sama Nisa, kamu luapkan semua yang kamu rasakan selama ini. Di sini Papa tidak berniat menggurui atau membela yang salah. Papa hanya ingin membantu dan menjadi penengah di permasalahan pernikahan kalian.

Nisa mengungkapkan semua yang dia rasakan saat ini satu persatu, dia yakin kalau papa mertuanya itu seorang yang bijaksana.

"Nisa merasa ada sesuatu yang di rahasiakan Mas Reynaldi kepada Nisa. Memang, sampai saat ini Nisa belum memiliki bukti tentang perselingkuhan Mas Reynaldi dengan wanita itu," ungkap Nisa.

"Namun, seorang wanita pastinya memiliki kepekaan yang tinggi. Terlebih hubungan Nisa dengan Mas Reynaldi sangat dekat, terikat dalam pernikahan. Lagi pula hubungan Nisa dengan Mas Reynaldi bukan sehari dua hari, tetapi sudah bertahun-tahun. Pastinya Nisa sudah mengenal banget sosok Mas Reynaldi," jelas Nisa lagi.

"Iya, tetapi kamu 'kan belum memiliki bukti. Jadi, kamu tak bisa menuduh aku seperti itu. Lagi pula, aku tak segila itu. Segila-gilanya aku, aku juga masih berpikir. Kalau aku sudah memiliki istri dan juga anak," protes Reynaldi. Dia merasa terpojok.

Papa Faisal sangat marah dengan Reynaldi. Dia pun merasa anaknya menjadi berubah. Selama ini Reynaldi tak pernah bersikap seperti itu. Papa Faisal sangat mengenal sifat anaknya.

"Jika kamu tak membohongi aku, mungkin aku masih merasa kalau tak ada masalah apa-apa. Tetapi kamu selalu membohongi aku Mas, seakan semuanya baik-baik saja. Kamu pikir aku bodoh? Yang mudah saja kamu bohongi? Mungkin benar aku bodoh, karena selama ini selalu mempercayai kamu. Berulang kali kamu bohongi aku Mas," ungkap Nisa lagi.

Entah mengapa Papa Faisal lebih mempercayai ucapan Nisa. Terlebih dirinya seorang manager di perusahaan, pastinya sudah banyak mengenal karakter orang. Dia pun seorang laki-laki.

"Sudahlah Rey, lebih baik kamu ceraikan saja istri seperti itu! Dasar wanita tak tahu diri, bisanya berpikir jelek tentang suami. Wanita seperti itu, tak pantas kamu pertahankan. Berkali-kali Mama ingatkan kepada kamu, dia itu tak baik untuk kamu. Mau-nya selalu di mengerti suami, tetapi tak mau mengerti suami. Mau-nya menuntut, tetapi tak terima suaminya sibuk. Harusnya kamu itu bersyukur punya suami model Reynaldi, di ceraikan tahu rasa kamu," cerocos Mama Ratih.

Dirinya justru membela sang anak, yang jelas-jelas salah dan dia tahu permasalahannya. Bahkan dia 'lah ujung pangkal yang membuat permasalahan ini. Namun, tetap saja dia membully menantu yang tak di harapkannya. Ini kesempatan emas untuknya, menjatuhkan Nisa di depan Reynaldi.