Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick.
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Killian, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrick.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Villain 3
Senyuman menyungging di wajahnya, mengantar kepergian Killian yang memimpin pasukan bantuan.
"Aku akan sering mengirimkan surat. Jangan lupa membalasnya." Ucap Killian tersenyum. Hanya dijawab dengan anggukan oleh Grisela.
Betapa manis peri musim dinginnya. Killian memeluk Grisela erat."Aku akan kembali. Setelah kamu cukup umur untukmu melahirkan, kita akan berbagi kamar. Ada anak-anak yang akan lahir. Kaisar tidak akan memiliki alasan untuk menganggu kita lagi..."
"Killian!" Grisela terlihat malu memukulnya pelan.
Tapi bagaikan sebuah mimpi, itu juga yang ada dalam benak Grisela. Pemuda yang mengikat rambut putih panjangnya ke belakang itu tersenyum lembut.
"Aku pergi, jangan kemana-mana dan tunggu aku kembali..." Kalimat yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Grisela.
Killian menaiki kuda yang mulai berjalan, meninggalkannya. Grisela berlari membawa sekantong penuh permen, ribuan permen kecil?Mungkin hanya itu bekal terakhir yang akan diterima Killian.
"Makan permennya, sehari sekali. Saat permennya habis, temui aku lagi." Grisela memberikannya, kemudian tersenyum berurai airmata.
Killian yang melambatkan kudanya mengangguk. Kemudian kembali melajukan kudanya, menyusul pasukan.
Permen ini...benar! Betika ribuan permen ini telah habis. Dirinya akan kembali pada Grisela, tinggal berdua di wilayah Utara yang dingin. Menghangatkan tubuh di depan perapian bersama anak-anak mereka nanti.
***
Ada banyak hal yang terjadi. Dirinya membunuh, memenggal banyak musuh. Hanya untuk pulang dalam keadaan hidup, melindungi rakyat kekaisaran yang dicintai istrinya. Tidak mengetahui orang-orang yang dilindunginya lah, yang akan menyebabkan Grisela tenggelam dalam kematian.
Namun, terkadang kala aroma amis darah tercium burung bangkai terbang, mengoyak mayat. Begitu mengerikan tempat ini. Prajurit yang baru kemarin bicara padanya, hari ini mungkin akan mati. Bahkan dirinya tidak memiliki kesempatan untuk berduka.
Hanya satu hal yang membuat Killian tetap waras. Surat yang terkadang datang seperti hari ini.
'Killian, hari ini turun salju di wilayah Utara, penduduk tidak kelaparan. Aku berhasil mengatasinya. Aku hebat bukan? Dan...aku merindukanmu. Aku harap permen itu cepat habis. Agar Killian segera pulang.'
Hanya senyuman ketika membacanya, istrinya menikmati makanan hangat, berada di tempat yang terlindungi. Itu sudah cukup untuknya.
Kali ini dirinya menulis berbagai kebohongan. Tentang keadaan di medan perang. Tidak ingin Grisela mencemaskan keadaannya.
'Kami minum alkohol bersama dan memakan daging di tempat ini. Kamu tidak perlu khawatir, jaga wilayah, aku akan segera kembali. Aku juga merindukanmu.'
Killian menghela napas, banyak rekan seperjuangannya yang gugur. Berjalan diantara kehidupan dan kematian, lengannya sampai saat ini masih terluka.
"Yang mulia Duke, ini makanan untuk anda." Ucap salah seorang tentara.
"Berikan dagingnya pada tentara yang terluka. Aku akan memakan sup encer sama seperti kalian." Jawaban dari Killian, bangkit dari tempatnya duduk penuh senyuman.
Pria yang begitu baik hati dan tulus. Menjadi seorang jenderal yang dicintai para prajuritnya.
Mengganti perbannya seorang diri. Besok dirinya harus mengumpulkan mana, setidaknya membalikkan keadaan yang tidak menguntungkan. Agar dapat pulang sebelum permen dalam kantong habis.
Memakan satu permen, air matanya mengalir. Sebentar lagi dirinya akan pulang. Bertemu tempat ternyaman dalam hidupnya... Grisela...
***
Bukan perang singkat, bertahun-tahun perang berlalu. Seperti permen dalam kantong yang juga semakin sedikit.
Srak!
Suara pedang dengan aliran mana terdengar, menebas tubuh musuh. Lingkaran sihir lumayan besar terbentuk, membakar seluruh tubuh pasukan dari kerajaan lain.
Seluruh musuh di wilayah ini hampir semuanya berhasil di kalahkan. Oleh seorang pemuda dengan rambut putih panjang terikat, cipratan darah mengenai tubuhnya. Kemampuan yang meningkat bertahap di medan perang. Hingga kini dapat dikatakan sudah dapat disebut seorang sword master.
"Jendral dapat beristirahat! Kami yang akan mengatasi sisanya!" Ucap salah seorang prajurit, tersenyum padanya.
"Kita pergi berperang bersama, maka kembali juga harus bersama. Atur posisi! Jangan ceroboh!" Perintah Killian, dirinya akan pulang, segera pulang untuk menemui Grisela.
"Selama ada jenderal kita pasti akan menang!" Teriak salah seorang tentara, membakar semangat tentara lainnya.
Villain? Killian terlihat begitu baik, bahkan terlalu baik. Jendral yang bahkan berusaha sekuat tenaga melindungi bawahannya. Orang-orang menyebutnya sebagai pahlawan di tempat ini.
Pahlawan yang memiliki senyuman cerah. Selalu bercerita pada bawahannya, bagaimana impiannya, untuk ingin segera pulang.
Hingga sepucuk surat, tiba kala malam telah larut. Saat dirinya telah kembali ke tempat perkemahan. Jantungnya berdegup cepat membaca surat dari dengan aroma kulit jeruk.
Ini surat dari Grisela, hal yang dinantikan nya. Menjaganya tetap waras di tempat yang mengerikan ini, hanya harapan untuk pulang yang ada di benaknya.
Satu-satunya alasannya bersedia melindungi negeri ini... Grisela...
'Killian, apa kamu merindukanku? Aku harap Killian baik-baik saja. Aku mencintaimu... selain itu belakangan ini aku sering berkunjung ke daerah lain.
Apa aku sudah bercerita padamu? Kemampuan saintessku bangkit. Sesuai janjiku pada Annete, aku akan berkeliling mengobati orang-orang. Ini menyenangkan, melihat mereka tersenyum ketika sudah sehat.'
Mengelap tangannya yang masih berlumuran darah segar. Killian mulai menulis balasan, tidak mengetahui ini adalah surat terakhir yang dituliskan istrinya.
'Lakukan semua hal yang menyenangkan bagimu. Jangan lupa mengenakan pakaian hangat. Aku juga mencintaimu...'
Balasan yang telah usai ditulis olehnya. Kemudian mulai mencium surat yang ditulis Grisela. Memeluknya bagaikan itu adalah istrinya.
Dirinya akan segera kembali. Segera setelah perintah kaisar untuk membunuh jendral negara musuh terlaksana.
"Jendral apa yang anda lakukan? Anda memeluk surat dari Duchess." Ucap salah seorang prajurit menggodanya.
"Iya, Grisela... satu-satunya keluargaku yang tersisa. Orang yang paling ingin aku lindungi. Alasan kenapa aku melindungi kekaisaran. Hanya untuk bisa melihatnya tersenyum." Killian menghela napas tersenyum bagaikan remaja yang jatuh cinta.
Tapi memang itulah kenyataannya. Membayangkan Grisela berada di tempat yang nyaman, dengan makanan hangat. Itu sudah cukup.
***
Ada banyak tanda tanya dalam benaknya. Sudah berhari-hari tidak ada balasan surat sama sekali. Apa Grisela terlalu sibuk mengobati orang-orang? Membayangkan senyumannya kala semua orang memuji Grisela.
Srak!
Srash!
Hanya bertarung agar segera pulang. Ada rasa cemas aneh yang ada dalam dirinya, bagaikan sebuah kerinduan? Kesedihan? Entahlah.
Namun, segalanya ditampik oleh Killian. Peri musim dinginnya berada di tempat yang aman, memakan makanan hangat, sudah lima tahun mungkin Grisela sudah memiliki teman. Menikmati tea time dengan sahabat-sahabatnya.
***
Namun, taukah kalian terkadang apa yang diharapkan bukan hal yang nyata, seberapa keras pun mencoba.
"Duchess Grisela Fredrick, mengikuti titah kaisar, penyelidikan yang dilakukan kuil dan menara sihir. Gelar kebangsawananmu akan dicabut, dan kamu akan dijatuhi hukuman sebagai pendosa!" Ucap seorang prajurit memasuki ruang perjamuan, pesta yang tengah diadakan di istana kekaisaran. Mengundang dirinya secara resmi untuk diperkenalkan sebagai saintess.
Tapi mengapa malah seperti ini? Apa kesalahannya...
"A...a...aku tidak berbuat apapun." Ucap Grisela mengepalkan tangannya.
Suara langkah seseorang terdengar, Sarah memasuki ruang perjamuan bersama kaisar.
"Hanya ada satu saintess. Itu artinya salah satu dari kita adalah penipu. Grisela mengaku lah, walaupun aku tidak tau, sebegitu inginnya kamu menjadi saintess. Buku sihir terlarang ditemukan di kamarmu, kamu menggunakannya untuk membuat dirimu seolah-olah menjadi saintess bukan?" Tanya Sarah begitu tegas, bagaikan menghakimi seekor iblis.
"Nyonya tidak seperti itu! Nyonya tidak pernah menggunakan sihir terlarang." Ana menangis memeluk majikannya.
"Oh... rupanya kamu pelayan penyihir?" Kembali mulut Sarah berucap.
"Bunuh pelayan penyihir!" Perintah sang Kaisar.
Srak!
Ana benar-benar sekarat di hadapannya. Luka menganga di dada penyebabnya. Berusaha sekuat tenaga Grisela mengobatinya. Air matanya mengalir andai saja Ana tidak membantunya.
"Nyonya, tidak disangka anda sudah sebesar ini. Dari seorang nona yang hanya bisa menangis. Hingga menjadi orang yang dapat mengobati orang lain. Aku selalu bersyukur menjadi pelayanmu, nyonya sudah seperti adikku sendiri..." Ucap Ana, kala Grisela mencoba mengobatinya.
"Tarik dia ke ruang bawah tanah! Aku tidak ingin istana tercemari oleh sihir hitam yang digunakan olehnya!" Kembali sang kaisar memberikan perintah.
Tangan Grisela ditarik paksa untuk meninggalkan Ana yang tergeletak di lantai.
"Ana! Biarkan aku menyelamatkan ana!" Teriaknya histeris, seorang pelayan yang selalu menyisir rambutnya. Terkadang mengeluh ketika dirinya terlalu manja.
Matanya menatap ke arah Ana. Pelayan itu tersenyum padanya, seakan berkata aku sudah bahagia. Sebelum sinar matanya menghilang.
"Biarkan aku menyelamatkannya..." Gumam Grisela, menitikan air matanya. Mengetahui tidak ada lagi, nyawa di tubuh itu. Tubuh seseorang yang merawatnya bagian saudaranya sendiri.
semangat terus ya buat ceritanya Thor
Karena tidak akan Ada 2 saintess dalam waktu Yang Sama.
ayah pasti dapat melindungi grisella💪💪.
apa itu artinya isi perjanjian di bayar dgn diri Killian sendiri???
duke william harus segera pulang agar lukanya secepatnya mendapat perawatan dari grisella
😡😡😡😡😡