Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tindakan Tidak Menyenangkan, Tapi Membuat Ketagihan
"Tidak perlu terlalu resmi. Lagipula kita akan menjadi teman." Cartry tersenyum menikmati tehnya.
Sementara seorang pelayan menyiapkan tempat duduk dan satu cangkir teh lagi.
"Maaf, tapi politik tidak hanya tentang pertemanan." Ucap Killian tersenyum, tidak ingin terlalu dekat dengan orang ini.
Cartry (putra mahkota) berusaha tersenyum. Duke William Fredrick memang selalu bersikap netral, apa Killian akan sama? Tapi setidaknya, tidak akan masuk ke dalam fraksi bangsawan bukan? Karena jika begitu, posisinya sebagai putra mahkota akan terdesak.
Sementara Killian masih tersenyum, walaupun jemari tangannya yang berada di balik meja mengepal. Dalam catatan tertulis orang ini akan menjadi kaisar. Kaisar yang melindungi sang saintess. Sungguh romantis, sungguh konyol baginya pria ini melindungi sang pembunuh.
Grisela menghela napas, wajahnya tersenyum, memegang jemari tangan Killian."Kita berteman, memiliki lebih banyak teman lebih baik."
Sedangkan anak berusia 11 tahun itu menghela napas. Selalu saja seperti ini, Grisela yang tidak curiga sama sekali. Selalu iba pada orang lain.
"Aku ingin meminta maaf sebelumnya, karena tidak dapat membantu kalian. Ayah tidak mendengarkan ku. Karena itu ada beberapa hadiah yang aku siapkan. Maaf! Lebih tepatnya hadiah yang pelayan siapkan. Ayah juga memujimu (Killian), sebagai calon pedang terkuat di kekaisaran, seperti ayahmu. Keluarga Duke Fredrick yang selalu menjadi pelindung kekaisaran." Ucap Cartry tersenyum.
Sementara Grisela segera bangkit dari kursi, dimana ada uang. Maka dirinya akan ada di sana. Membuka kado satu persatu bersama Ana.
"Bagaimana jika aku tidak mau menjadi pedang yang melindungi kekaisaran?" Pertanyaan dari Killian, sama sekali tidak didengar oleh Grisela yang fokus membuka kado di pojok ruangan.
"Tidak mau?" Putra mahkota balik bertanya, tidak mengerti. Bukankah keluarga Duke Fredrick selalu menjadi pelindung kekaisaran.
"Itu hanya misalnya. Lagipula tidak mungkin aku tidak akan melindungi kekaisaran. Kerena kekaisaran akan selalu peduli dan melindungi Grisela." Ucap Killian meminum sedikit tehnya.
"Aku dengar kekuatanmu sudah dapat dikendalikan sepenuhnya. Boleh aku melihatnya?" Tanya sang putra mahkota antusias.
"Tidak ada yang pantas untuk dilihat." Killian masih tersenyum, sedikit melirik ke arah belakang putra mahkota. Beberapa tentakel hitam aneh melilit kursi. Tentakel yang keluar dari dalam lingkaran sihir. Ingin rasanya mematahkan leher itu, ingin rasanya membunuh orang ini, tapi bukan sekarang saatnya.
"Apa ini?" Tanya Grisela, mengamati kain yang begitu tipis, masih berada di dalam kotak.
Perhatian putra mahkota dan Killian beralih padanya. Saat itu juga Grisela yang penasaran mengangkat kain tersebut.
Hasilnya? Baju wanita dewasa yang tidak pantas dikenakan. Wajah Grisela memerah dengan cepat kembali memasukkan gaun tidur wanita kekurangan bahan tersebut ke dalam kotak.
Sementara Killian mengernyitkan keningnya. Berfikir sesaat tentang pakaian tersebut. Baru saja terlintas, wajahnya memerah.
Sementara Cartry menutup wajahnya sendiri, ini benar-benar memalukan. Kenapa ada benda itu dalam tumpukan hadiah.
"Kenapa kamu membawa benda seperti itu sebagai hadiah?" Tanya Killian masih berusaha tersenyum. Benar-benar memendam rasa kesalnya.
"Itu pasti hadiah dari pelayan ayah. Ayah ingin kamu memiliki keturunan, segera setelah upacara kedewasaan kalian." Ucap Putra mahkota, sama sekali tidak mengetahui tentang hadiah yang benar-benar melakukan.
"Yang mulia kaisar benar terlalu bermurah hati dan santai ya?" Ucap Killian, menikmati tehnya. Sedikit melirik ke arah Grisela.
Anak? Apa seperti orang dewasa, mereka akan memiliki anak suatu hari nanti? Mungkin anak yang mirip dengan Grisela akan lebih baik. Sesekali wajahnya tersenyum membayangkan segalanya.
"Apa yang ada di otakmu. Apa hal-hal vulgar?" Tanya sang putra mahkota curiga.
"Aku bukan sepertimu yang bahkan belum dapat memutuskan calon putri mahkota. Aku orang yang tegas dan konsisten." Kalimat Killian benar-benar menusuk relung hati putra mahkota.
"Baiklah untuk yang satu itu aku menyerah. Tapi kenapa sekarang hanya melihat Grisela dari jauh. Biasanya kamu menempel padanya?" Tanya sang putra mahkota tidak mengerti.
"Karena, kami hanya teman. Pernikahan politik memang seharusnya berlangsung tanpa cinta bukan?" Sebuah jawaban datar yang aneh. Benar-benar bersembunyi di balik kebohongannya.
Mungkin hanya Ana yang menyadari Killian berpenampilan resmi, lebih rapi agar dapat menyaingi penampilan putra mahkota. Benar-benar kekanak-kanakan, bahkan Ana benar-benar menahan diri agar tidak tertawa. Mengetahui betapa pencemburu nya Killian.
"Tapi Grisela akan menjadi ibu dari anak-anakmu! Apa maksudmu dengan hanya pernikahan politik? Walaupun pernikahan politik kalian akan selalu bersama!" Bentak sang putra mahkota membuat Grisela dapat mendengar segalanya.
Gadis yang masih membuka beberapa kado itu bangkit. Kembali duduk di kursi, kemudian berucap dengan penuh senyuman."Killian benar! Kami adalah teman. Saat sudah menemukan tujuan hidup masing-masing, kami akan berpisah."
Jemari tangan Killian gemetar, bahkan enggan mengangkat cangkir tehnya. Berpisah? Itu tidak akan pernah terjadi. Sama sekali tidak akan terjadi.
"Kalian yang selalu bersama, seperti sepasang sepatu akan berpisah?" Tanya sang putra mahkota meyakinkan.
"Benar, hati manusia mungkin dapat berubah ketika dewasa nanti." Jawab Killian berusaha untuk tenang.
Sedangkan Grisela benar-benar bergembira dalam hatinya. Rencananya disetujui Killian untuk berpisah suatu hari nanti.
Sebelum Killian membunuhnya, kemudian menyimpan mayatnya di ruang bawah tanah yang gelap. Dirinya akan bercerai, hidup di negara lain sebagai janda kaya. Itulah yang ada dalam otak Grisela saat ini.
"Sungguh mengejutkan. Orang yang begitu tegas dan tajam sepertimu, tidak menyukai Grisela?" Entah kenapa putra mahkota ingin tersenyum bahkan tertawa saat ini. Mengapa dirinya bahagia? Padahal ini seharusnya kabar tidak menyenangkan bukan?
"Tapi tenang saja kami masih akan berteman selama-lamanya." Grisela menempel pada lengan Killian. Tidak ingin tokoh antagonis terkuat suatu hari nanti membencinya. Lebih baik berteman dengan pria ini bukan? Dari pada dibunuh setelah bertemu.
"Kita tidak begitu akrab." Jawab Killian terdengar acuh. Padahal dalam hatinya tidak menentu.
Grisela mengangkat sebelah alisnya."Kamu fikir aku tidak tau, saat perayaan berdirinya kekaisaran tahun lalu, aku jatuh dari tangga. Tapi tidak terluka sama sekali, malah rasanya seperti jatuh ke atas kapas. Kamu menggunakan sihir untuk mengubah lantai menjadi empuk bukan?"
"Itu bukan aku!" Killian menatap ke arah lain.
"Lalu bunga mawar di vas?" Grisela menyudutkan.
"I...itu..." Killian gugup tidak tau harus bagaimana. Apalagi wajah Grisela hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajahnya.
"Siapa yang sering mengusap rambutku saat tengah malam." Kali ini dirinya akan menang. Killian tidak membencinya. Hanya entah karena apa, dua tahun ini sedikit menjauh.
"Itu karena kamu seperti kucing jalanan!" Jawab Killian, tapi dengan cepat Grisela mengecup kening Killian.
Hal yang membuat Ana menutup mulutnya sendiri. Benar-benar ingin berteriak rasanya, betapa imutnya pasangan kecil ini.
"Astaga..." Putra mahkota tidak dapat berkata-kata.
Sementara wajah Killian benar-benar memerah saat ini. Bagaimana bisa Grisela seperti ini di hadapan orang lain.
mereka pasti akan selalu saling melindungi