Pertarungan, pertumpahan darah, air mata, itu adalah peristiwa yang biasa terjadi di dunia kultivator.
Dunia kacau oleh perang setelah Kaisar Manusia menghilang dalam waktu yang sangat lama.
Suatu waktu, sebuah meteor melesat ke arah sebuah dunia di sudut Alam Semesta.
Lin Yan, bayi yang terjatuh dari langit dan ditemukan oleh pasangan tua yang sedang mengembara.
Takdir apa yang akan membawanya?
Dari mana asalnya?
Siapa yang mengirimnya?
Semua itu adalah misteri untuk sosok Lin Yan.
Dengan tombak ditangannya, Lin Yan akan memulai jalannya mencapai puncak, mencari identitas sejatinya serta mengukir namanya dengan gelar, Raja Naga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaLova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Jamur Terbang
Mata Lin Yan bersinar terang saat menatap sesuatu yang terbang dekat dengan puncak pepohonan.
“Jamur Terbang!” Lin Yan bersemangat seketika. Sebab, Jamur Terbang adalah evolusi dari Jamur Bumi. Dari catatan yang ada, Jamur Terbang yang telah mampu mengendalikan qi, akan melapisi seluruh akarnya dengan qi agar keluar dari tanah.
Umur Jamur Terbang pun yang tercatat dalam buku herbal paling rendah 200 tahun. Jumlah qi yang terdapat di herbal Jamur Terbang puluhan kali lebih banyak dari pada Jamur Bumi. Bisa dikatakan, Jamur Terbang merupakan salah satu herbal yang sangat sering dicari. Tidak hanya untuk meningkatkan kultivasi, juga sangat berguna untuk membuat obat-obatan serta pil yang dibuat oleh seseorang yang memiliki profesi sebagai alkemis.
Lin Yan yang bersemangat, langsung mengejar Jamur Terbang tersebut, ia tentu tidak akan menyerah kepada herbal berharga seperti itu. Tetapi tentu saja ia akan mendekat diam-diam. Jika tidak, Jamur Terbang mungkin akan pergi ke langit yang membuat semuanya lebih merepotkan.
Saat mendekat, Lin Yan pun menatap ke arah lain bahwa ada juga beberapa kultivator yang sedang mengincar Jamur Terbang.
“Siapa cepat dia dapat.” batin Lin Yan.
Semua kultivator yang mendekat ke arah Jamur Terbang, datang dari tiga arah yang berbeda. Kebetulan Lin Yan berada di salah satu arah yang artinya Jamur Terbang saat ini sedang dikepung.
Menatap posisi ketiga kultivator, Lin Yan tersenyum licik, ia mengeluarkan sebuah jarum sepanjang jari telunjuknya lalu melemparnya ke arah depan tanpa dapat di perhatikan oleh Jamur Terbang karena melewati beberapa pohon dan berada tepat di titik buta.
Jleb!
Jarum itu tertancap di salah satu pohon dekat dengan salah satu kultivator yang membuatnya terkejut.
Karena keterkejutan kultivator itu, Jamur Terbang langsung mengetahui seseorang yang mencoba mendekat ke arahnya.
Jamur Terbang pun langsung melesat ke arah udara tetapi posisinya perlahan naik ke atas juga itu tepat ke arah tempat Lin Yan berada.
“Kena kau.” Lin Yan langsung mengambil belati dan melemparnya ke arah langit. Setelah memeriksa dengan Mata Raja arah lintas kepergian Jamur Terbang, ia yakin bahwa itu pasti akan mengenai target.
Jleb!
Dan sesuai perkiraan, Jamur Terbang langsung di tikam oleh belati kecil yang Lin Yan lempar. Dan Lin Yan pun langsung melompat ke arah atas karena Jamur Terbang perlahan jatuh ke bawah.
Lin Yan tidak akan membiarkan tusukan oleh belati akan membuat qi dalam tubuh Jamur Terbang memudar. Karena itu, ia harus cepat mengambilnya dan menyimpannya ke dalam cincin ruang.
Tap!
Lin Yan menangkap Jamur Terbang yang terjatuh dan langsung menyimpannya ke dalam cincin ruang miliknya.
“Sialan!” tiga kultivator yang mendekat meledak marah karena mereka membutuhkan banyak waktu untuk mendekati Jamur Terbang sementara Lin Yan adalah yang memanennya.
“Tampaknya Jamur Terbang ini menjadi milikku.” Lin Yan tersenyum kecil saat menatap tiga kultivator yang berhenti di dekatnya dengan wajah gelap seperti pantat wajan.
“Serahkan Jamur Bumi itu! Dia adalah target kami sejak beberapa waktu lalu! Kami lebih dulu yang menemukannya!” salah satu kultivator berkata dengan nada marah.
“Ha? Karena kau pertama yang menemukannya apa kau pikir itu sudah menjadi milikmu? Sungguh lelucon yang sangat lucu.” Lin Yan mendengus sedikit karena merasa geli dengan kata-kata seperti itu.
“Apa katamu? Apa kau ingin mati?” kultivator yang sebelumnya meminta Jamur Terbang mengancam Lin Yan.
“Kau harus siap mempertaruhkan nyawamu jika berkata seperti itu. Datanglah jika kau ingin mati!” Lin Yan menatap kultivator tersebut dengan mata menyipit. Niat membunuhnya bocor sedikit, setelah membunuh beberapa kali, ia merasa tidak masalah menambah beberapa korban lagi.
Kedua kultivator lainnya hanya diam dan tidak ikut campur karena mereka mengenal siapa Lin Yan. Sebelumnya mereka pernah bertemu Lin Yan saat membunuh tiga kultivator seorang diri. Dan dari pengetahuan mereka, ketiga kultivator yang di bunuh oleh Lin Yan sebelumnya memiliki kultivasi tingkat Houtian tahap keempat.
Kultivator tersebut sangat marah karena Lin Yan memprovokasinya. Ia melihat ke arah kedua rekannya yang hanya diam. “Apa yang kalian lakukan? Ayo serang dia!”
Kedua kultivator tersebut hanya diam sesaat lalu perlahan mundur. Mereka tentu tidak mau mati di hutan dengan memprovokasi seseorang seperti Lin Yan yang membunuh tiga kultivator tanpa terluka sedikitpun.
Melihat kedua rekannya mundur, kultivator tersebut semakin marah. Ia juga berpikir apa yang membuat kedua rekannya mundur padahal Lin Yan adalah seorang murid baru. Tentu ia mengenal hampir seluruh murid pelantara luar kecuali untuk murid baru.
Karena keserakahannya, kultivator tersebut pun mengambil pedangnya lalu langsung bergerak ke arah Lin Yan. Tidak mungkin baginya untuk melepaskan Jamur Terbang yang pasti akan meningkatkan kultivasinya satu tahap atau bahkan lebih tergantung umur Jamur Terbang tersebut.
Kultivator tersebut berhenti di jarak dua meter dari Lin Yan lalu berkata. “Serahkan Jamur Terbang atau mati!”
Lin Yan menatap idiot di hadapannya dengan tatapan heran. Lin Yan tentu pernah melihat dua kultivator lainnya dan tau mengapa keduanya mundur. Tetapi kultivator di hadapannya tidak berpikir ke arah itu yang membuatnya heran bahwa kebijaksanaannya sungguhlah dangkal.
Karena dirinya diancam seperti itu, Lin Yan langsung mengambil tombak miliknya dan menusuk ke arah musuh.
“Sial! Sangat cepat!” kultivator tersebut terkejut dengan kecepatan ayunan tombak Lin Yan. Ia pun langsung mencoba mengangkat pedangnya untuk menahan tombak.
Tring!
Ujung tombak Lin Yan tepat mengenai pedang musuh, tetapi kultivator tersebut terkejut karena ia merasakan kebas di tangannya saat menahan tusukan sederhana. Ia langsung mengerti mengapa kedua rekannya mundur. Ia mengutuk mereka berdua karena tidak mengatakan apa-apa.
Tentu saja keduanya hanya akan diam karena merasa jika mereka berdua berbicara, mungkin Lin Yan akan menganggap mereka musuh.
“Oh? Lumayan..” Lin Yan tersenyum kecil lalu menekan tombaknya sekuat tenaga.
Tring!
Karena beban yang sangat kuat, pedang kultivator tersebut tampak melengkung sejenak lalu terlempar ke samping sementara tombak Lin Yan terus menerjang ke arahnya.
“Sial!” kultivator tersebut mencoba menghindar ke samping namun tetap saja percuma.
Lin Yan hanya membiarkannya dan tidak merubah lintas tombaknya.
Jleb!
Tombak Lin Yan bersarang tepat di bahu sebelah kiri kultivator tersebut. Darah langsung berceceran ke arah tanah.
Kultivator tersebut mencoba mendorong tombak saat ia memegangnya dengan kedua tangannya. Tetapi ia sangat terkejut karena tombak itu sangatlah berat dan tubuh Lin Yan tidak bergerak sedikitpun. Ia akhirnya tau bahwa ia telah memprovokasi monster saat ini. Karena itu, ia langsung mundur untuk mengeluarkan tombak dari bahunya. Merasakan sedikit sakit lebih banyak lebih baik dari pada membiarkan tombak itu berada di tubuhnya.
“Sungguh bodoh.” Lin Yan pun melapisi kakinya dengan qi dan langsung melesat ke depan musuh sambil mengayunkan tombaknya sekali lagi.
Jleb!
Karena kecepatan reaksi Lin Yan, kultivator itu hanya membeku di tempat. Ia sama sekali tidak bisa merespon dan hanya melihat ke arah bawah saat tombak telah bersarang di jantungnya.
Lin Yan tanpa emosi saat melihat itu. Ia hanya merasa sedikit bersemangat saat ia membunuh lawan. Tetapi juga disertai kekecewaan yang begitu besar karena musuh tidak mampu melakukan perlawanan.