Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

"Mau ngapain Lo?"

"Di basecamp ada kekacauan, Jim." Jawab Farhan.

"Dalang nya?"

"Gue curiga sih geng yang waktu itu Lo bantai, soalnya ada ketua nya yang waktu itu, Jim." Jelas Farhan, membuat Jimmy menggeret akan giginya. Salah dia sendiri, kenapa waktu itu dia tak menghabisi nya sekalian, sekarang dia berbuat ulah lagi yang sangat merugikan bagi Jimmy.

"Korban?"

"Anak-anak pada luka, si Dian di rumah sakit. Kena sambit di tangan atas." 

"Dery?" 

"Dia selamat, tapi kakinya keseleo pas lari nabrak pohon mangga." Jawab Farhan membuat Jimmy menggelengkan kepala nya.

"Kenapa dia selalu ceroboh? Dimana aura garang nya sebagai member geng kelelawar? Gak ada nakut-nakutin nya itu anak, konyol." 

"Gak tau juga Jim, kenapa juga Lo rekrut itu anak masuk geng kita sih? Bantu nya jarang, nyusahin malah sering." Tanya Farhan sambil ikut mendudukan pantaat nya di samping Jimmy yang sedang merokok.

"Malah duduk, kita pergi begoo." Jimmy berdiri dari duduknya, membuat Farhan mendengus tapi tetap mengikuti langkah sepupu nya.

"Lo turun duluan, gue ke kamar dulu." 

"Cepetan, keburu habis anak buah Lo di hajar musuh. Jangan bucinan dulu, situasi nya lagi gak mendukung." Peringat Farhan, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Jimmy yang melenggang masuk ke kamar nya. 

"Lis.."

"Iya, napa?" Tanya Alisa yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Gue pergi ke basecamp dulu, ada masalah disana."

"Masalah apa?"

"Nanti gue jelasin, jangan bilang papa sama Mama." Jawab Jimmy membuat Alisa khawatir.

"Yaudah, balik nya jangan malem-malem."

"Ya, gak usah khawatir gue pasti baik-baik aja. Gue berangkat dulu, udah di tungguin Farhan." Ucap Jimmy terburu-buru.

"Hati-hati, gue nungguin Lo."

"Iya, kalau malem Lo tidur duluan aja." Jimmy mendekat lalu mengecup singkat kening istrinya, lalu pergi dengan langkah tergesa-gesa.

Alisa mematung dan meraba kening nya yang terasa basah karena kecupan suaminya, setelah sadar dia berlari keluar kamar, menuruni tangga dengan cepat dan membuka pintu utama, tapi sayang Jimmy dan Farhan sudah pergi. 

"Gue pasti nungguin Lo, Jim. Cepet balik." Gumam Alisa.

"Kenapa sayang?"

"Eehh, enggak Ma. Alisa cuma pengen liat Jimmy, tapi dia udah pergi sama Farhan." Jawab Alisa lirih.

"Paling ke basecamp, gak usah khawatir ya. Gak lama juga nanti balik lagi," ucap Larissa. Dia mengerti ke khawatiran yang di rasakan Alisa, suaminya adalah ketua geng motor yang mau tak mau sering berkelahi, bahkan musuhnya selalu menggunakan senjata tajam jika sedang bertarung. 

"Ta-pi ma.."

"Jimmy anak yang kuat sayang, dia pasti baik-baik saja." Ucap Larissa sambil mengusap lembut puncak kepala menantu nya. 

"Kamu istrinya, tapi mama adalah ibunya. Ibu yang sudah melahirkan nya, mama juga khawatir pada putra mama, tapi Jimmy tidak lemah, dan dia pasti bisa mengatasi masalah ini dengan baik."

"I-iya Ma." Jawab Alisa, Larissa menarik menantu nya untuk duduk di sofa. Wanita itu mengusap lembut punggung Alisa, menenangkan gadis itu agar percaya bahwa suaminya pasti akan baik-baik saja dan pulang dengan selamat. 

"Kamu mau makan, sayang?"

"Enggak Ma, Alisa gak laper." 

"Jangan merusak diri kamu sendiri ya, kalau laper makan aja. Kamu harus percaya sama suami kamu." 

"Iya Ma." Jawab Alisa lalu memaksakan senyum nya.

"Jangan tersenyum seperti itu di hadapan mama, sayang. Mama gak suka kamu terpaksa gitu senyum nya." 

Alisa hanya mengangguk lalu menundukan kepala nya. Hatinya masih di liputi rasa khawatir pada suaminya, apa ini artinya dia mulai menaruh rasa pada pria yang sudah menikahi nya itu? 

Sedangkan di basecamp, masih terjadi perkelahian antara anggota geng kelelawar dan musuh, darah berceceran dimana-mana. Ada beberapa bawahan Jimmy yang terkapar karena kehabisan tenaga, juga karena luka yang mereka alami cukup parah. 

Jimmy turun dari motornya, begitu juga dengan Farhan. Kedatangan kedua nya mengundang perhatian musuh, mereka langsung menghentikan aksi dan beringsut mundur. Tapi Jimmy tak membiarkan nya, dia melempar sebuah pisau dan tepat mengenai punggung pria yang dia ketahui adalah ketua geng yang waktu itu membuat gara-gara dengan nya.

"Aaarrgghh.." pria itu memekik, dan kesempatan itu tak Jimmy sia-siakan. Dia menendang pria itu dan menghajar nya habis-habisan hingga babak belur. 

"Kau tak kapok berurusan dengan ku, keparat!" Pria menatap Jimmy nyalang, bukan kali ini dia kalah akan kekuatan seorang Jimmy, dan kali ini dia kembali kalah di tangan pria yang bahkan usia nya masih muda. Anak remaja yang masih sekolah tapi aura nya sangat mematikan, bahkan geng setangguh miliknya pun mampu dia hancurkan hanya dalam satu kali jentikan jari.

"Jadi, kau mau mati kan? Itu alasan nya kenapa kau membuat gara-gara dengan ku? Cihh, pria semacam dirimu tak ada apa-apa nya." Jimmy meludahi wajah pria itu.

"Bawa dia, jadikan makanan buaya rawa." Ucap Jimmy memberi perintah pada anak buah nya yang masih berdiri tepat di belakang nya. 

Farhan menyeret pria itu, meski dia meronta tapi Jimmy tak peduli apapun. Dia sudah terlanjur baik hati dengan membiarkan pria itu hidup, tapi sekali lagi mengusik hidupnya, takkan ada ampun lagi.

"Yang terluka segera obati luka kalian masing-masing, pergilah ke rumah sakit." 

"Baik bos." Jawab mereka serempak. Tentunya Jimmy tak hanya sekedar menyuruh saja, tapi dia yang akan membayar semua tagihan atas pengobatan anak buahnya. 

Dia melihat basecamp nya hancur, bahkan genting nya banyak yang jatuh hingga pecah dan berserakan. 

"Itu orang ngincer basecamp apa orang nya sih? Sampe genting aja jadi sasaran." Gumam Jimmy sambil menggelengkan kepala nya. Dia mengecek ke dalam, keadaan nya sama bahkan kursi dan meja yang biasa nya dia pakai untuk bersantai itu hancur tak bersisa. 

"Sialan!" Umpat Jimmy sambil menendang kursi yang tinggal separuh itu. 

"Gak asik, gue cuma tinggal hajar satu orang itu juga lemah." 

"Bukan nya bagus ya? Dengan begitu Lo gak luka dan bini Lo gak bakalan terlalu khawatir." Celetuk Farhan.

"Dah selesai, gimana? Langsung di makan?" 

"Belom sih, tapi besok gue yakin anggota tubuh nya sudah ada di dalam perut buaya, Jim." Jawab Farhan. 

Geng kelelawar memang membuat satu kolam berukuran besar berisi puluhan buaya muara yang sengaja di pelihara, entah sudah berapa orang yang jadi santapan buaya-buaya itu. 

Orang yang sudah masuk ke dalam takkan bisa keluar lagi, karena kolam itu di pagar oleh kawat listrik, jadi tak ada jalan keluar kecuali pintu utama kolam yang pastinya sudah di kunci dengan pengamanan ganda. 

Bermasalah dengan Jimmy tak bisa di anggap remeh, dalam dunia sekolah dia di kenal anak yang nakal dan sering bolos, jarang mengerjakan tugas, tapi piawai dalam olahraga, terutama sepak bola dan basket. 

Tapi di dunia malam, nama Jimmy sudah banyak di kenal orang. Apalagi geng-geng besar banyak yang akrab dan bekerja sama, membuat Jimmy semakin di kenal di dunia malam. 

"Selesai semua? Cuma gini doang? Lo gak bisa nanganin masalah sepele kayak gini?" Tanya Jimmy pada Farhan, membuat pria itu cengengesan.

"Takut gue Jim." Jawab Farhan, membuat Jimmy menoyor kepala sepupu nya itu. 

"Lo sama Dery itu sama sebenarnya, cuman kalo Dery itu konyol, kalo Lo sengklek. Bisa nya cuma gangguin orang mau bucinan, di kasih tugas kek gini aja gak becus!" 

"Elah, sorry Jim." 

"Gue cabut duluan, beresin kekacauan ini. Jangan ganggu gue kalo gak darurat!" Tegas Jimmy membuat Farhan menelan ludahnya dengan kasar. 

Jimmy pun pergi dengan motornya, sedangkan Farhan harus menyelesaikan tugas nya yaitu membersihkan basecamp dan memperbaiki nya.

"Alamat gak balik ke rumah sih kalo gini mah. Tiba-tiba aja gue kangen kasur gue." Gumam Farhan sambil memunguti pecahan genting dan membuangnya, tapi dia tak sendirian, masih banyak anggota yang tak terluka ikut membantu Farhan.

"Nasib jadi bawahan dengan bos yang mulai bucin sama istrinya ya gini, hufftt.." pria itu terus saja mengeluh hingga Damar yang berada di dekat Farhan menepuk punggung Farhan.

"Bisa diem gak? Berisik, kapan beres nya kalo Lo ngomong terus? Cepetan lah, lu pikir cuman lu doang yang kangen kasur, gue juga kali." Celetuknya membuat Farhan memutar matanya karena kesal.

.......

🌻🌻🌻🌻🌻