Bersabarlah membaca awal kisah ini yang bikin darting, tapi percayalah akan ada pelangi setelah badai, serta akan indah pada waktunya. Eyaaaa.
Follow akun IG ku dulu ya @dindin_812, atau FB : Aililea. Makasih🥰
Farzan berusaha lepas dari sang istri—Grisel yang tak mau memiliki anak serta sering menuduhnya berselingkuh. Awalnya berusaha mempertahankan karena baginya pernikahan adalah sebuah ikatan yang begitu sakral.
Hingga Farzan bertemu dengan Sandra—janda cantik yang berumur lebih tua darinya. Kebaikan hati Sandra, membuat Farzan jatuh hati, hingga dirinya akhirnya memutuskan pernikahan dengan Grisel.
Lantas, apakah Farzan bisa lepas dari Grisel, serta mendapatkan wanita pujaan hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon din din, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belanja bersama
Saat dua hati saling bertaut, maka rasa akan menuntun ikut. Sekuat apa pun kamu mengelak, tapi pada kenyataannya hati selalu ingkar dan menginginkan untuk bersama.
Sandra akhirnya ikut karena Chila merengek ingin bersama Farzan, dia tidak bisa menolak karena terbiasa menuruti semua keinginan Chila. Ketiganya kini sudah berada di supermarket, ternyata banyak yang ingin dibeli Farzan. Bi Sum sudah membuat daftar belanja kebutuhan rumah yang diperlukan.
“Banyak sekali belanjanya?” tanya Sandra saat melihat daftar belanjaan yang diberikan Farzan. Sandra merasa heran sendiri dengan dirinya, tadi berkata kepada Gilang jika akan menemani belanja, siapa sangka jika benar-benar menemani belanja pria itu.
“Aku baru pindah rumah, tentunya banyak belanjaan yang harus aku beli,” jawab Farzan yang sedang mendorong troli sambil menoleh Sandra yang berjalan di sampingnya.
Chila sendiri berjalan di sisi kanan Farzan melihat-lihat barang yang terpajang di display. Sedangkan Sandra berjalan di kiri Farzan sambil mengamati daftar belanja.
“Baiklah, kita cari sabun dan yang lainnya dulu,” kata Sandra karena mereka tengah berjalan di lorong khusus perlengkapan mandi.
Farzan hanya mengangguk, lantas mengikuti langkah Sandra. Wanita itu yang mengambilkan barang-barang yang tertera di daftar, sedangkan Farzan hanya mengikuti dan mendorong troli saja.
“Chila mau sesuatu?” tanya Farzan karena gadis kecil itu sejak tadi hanya diam mengikuti.
Sandra juga ikut menatap putrinya, melihat Chila yang sedang ditanyai Farzan.
Chila menggelengkan kepala, tanda jika tidak menginginkan apa pun. Ketiganya pun berjalan lagi untuk menyelesaikan belanja.
“Chila biasanya suka apa?” tanya Farzan setengah berbisik, kemudian melirik Chila yang sedang memandang ke arah deretan rak display barang yang dilewati.
“Dia jarang ngemil, paling minum susu atau makan buah. Selebihnya dihabiskan untuk menggambar,” jawab Sandra. Dia meraih barang dari display lantas memasukkan ke troli.
Farzan tampak berpikir, kemudian melirik Chila lagi.
**
Kini troli sudah penuh barang belanjaan, mereka berada di kasir untuk melakukan pembayaran.
“Mbak, susu itu dan buah yang itu, masukkan ke kantong berbeda,” pinta Farzan sambil menunjuk beberapa kotak susu dan buah-buahan yang baru saja dicek harganya oleh petugas kasir.
“Itu nanti untuk Chila, tolong diterima,” ucap Farzan ke Sandra kemudian.
Sandra terkejut mendengar ucapan Farzan, dirinya membantu secara sukarela, kenapa pria itu malah memberi.
“Tapi itu--” Sandra ingin menolak, tapi ucapannya dipotong cepat oleh Farzan.
“Tolong jangan menolak atau tersinggung. Aku ingin memberinya untuk Chila.” Potong Farzan.
Sandra menatap Farzan dengan rasa tak percaya, tapi kemudian memilih menerima.
**
Farzan mengantar Chila ke rumah setelah selesai belanja, baru kemudian mengantar Sandra.
“Nanti malam aku akan mengadakan makan malam sebagai syukuran pindah rumah, apa kalian mau datang?” tanya Farzan saat sampai di depan rumah Sandra.
Sandra terkejut dengan pertanyaan Farzan, tapi tidak dengan Chila yang tampak senang.
“Chila datang.” Gadis kecil itu langsung menjawab.
Sandra makin terkejut hingga menoleh Chila yang duduk di belakang, sebelum kemudian memandang ke arah Farzan yang ternyata juga baru menatap ke arah Chila. Farzan tampak senang karena Chila langsung merespon cepat.
“Bagaimana denganmu? Apa kamu mau datang?” tanya Farzan. Apartemen itu sudah ditempatinya lama, hanya sebuah alasan agar bisa mengajak makan malam Sandra dan Chila.
Sandra lagi-lagi bingung, kemudian menoleh Chila yang tampak berharap banyak. Hingga Sandra berpikir jika mungkin akan ada banyak orang yang datang, lantas akhirnya menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.
“Aku akan datang bersama Chila,” jawab Sandra pada akhirnya, tidak ingin mengecewakan putrinya.
Farzan mengulum senyum dan menganggukkan kepala.
**
“Terima kasih telah membantuku berbelanja,” ucap Farzan ketika mereka sudah sampai di depan perusahaan tempat Sandra bekerja, setelah mengantar Chila.
“Tidak masalah, jangan merasa sungkan. Lagi pula seharusnya yang berterima kasih adalah aku, karena kamu sudah mengantar kami,” balas Sandra.
“Apa mobilmu masih belum selesai diperbaiki?” tanya Farzan kemudian saat melihat Sandra yang sedang melepas seat belt.
“Entahlah, aku juga bingung kenapa mobil itu sering mogok sekarang. Semoga saja cepat selesai diperbaiki,” jawab Sandra.
Farzan mengangguk-angguk pelan, hingga kemudian dalam hati berharap agar mobil Sandra tidak selesai-selesai diperbaiki, agar dirinya bisa terus memiliki alasan untuk mengantar-jemput Sandra dan Chila.
“Terima kasih,” ucap Sandra sebelum membuka pintu mobil.
“Oh ya, nanti malam mau aku jemput?” tanya Farzan.
Sandra sudah membuka pintu, lantas menoleh Farzan.
“Kirimkan saja alamatnya, nanti aku datang bersama Chila,” jawab Sandra dengan seulas senyum.
Wanita itu pun keluar dari mobil, kemudian berjalan masuk ke area perusahaan.
Farzan mengulum senyum, entah apa yang sebenarnya diinginkan hingga dia berusaha keras untuk bisa dekat dengan Sandra dan Chila.