NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

"Sayang. Kamu kenapa sih selalu bawa aku ke taman hiburan?"

Sore hari di akhir pekan yang cerah dan meriah kali ini mereka habiskan dengan bersenang-senang di taman hiburan. Yap, Naureen dan Jeno sedang nge-date dengan cara yang jarang sekali orang-orang minati. Jeno ingin sesuatu yang berbeda. Karena yang beda itu jauh lebih seru.

"Hm. Rasanya terlalu biasa kalau aku cuma bawa kamu makan di restauran dan nonton film." Kata Jeno.

"Hal itu udah umum banget sayang. Bosan juga kalau setiap kali nge-date kita cuma melakukan hal yang itu-itu aja."

"Aku mau yang beda. Aku mau kita punya cerita seru yang bisa menjadi kebanggan kita untuk di ceritakan ke siapa pun kelak." Jeno menatap Naureen. Senyumnya merekah, sambil tangannya merapihkan rambut Naureen yang tertiup angin.

"Kamu enggak suka ya sayang?" Tanya Jeno. Ia mulai khawatir kalau-kalau Naureen betul tidak menyukai hal yang ia maksud.

Naureen menggeleng. Senyumannya mulai terlihat. Ia balas menatap Jeno dengan matanya yang berbinar.

"Aku happyyyyy banget!" Seru Naureen dengan gaya bicaranya yang menggemaskan.

"Aku enggak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Ini benar-benar hal baru buat aku." Sambungnya.

"Aku senang banget sayang. Aku merasa hidup setelah sekian lama."

"Terimakasih." Tutup Naureen.

Jeno menggenggam erat tangan Naureen. Mereka duduk berhadapan di sebuah kursi di pinggir danau. Matanya tidak bohong, ada sebuah ketulusan yang terlihat jelas disana. Jeno tersenyum.

"Enggak perlu berterimakasih, itu memang sudah tanggung jawabku. Dengan kamu hidup sehat dan terus bahagia, itu sudah cukup untukku." Kata Jeno. Kata-katanya sederhana, namun mampu mengguncang hati Naureen.

"Kamu juga harus tetap sehat, biar kita bisa sama-sama ngelakuin banyak hal lagi dengan perasaan yang bahagia." Ucap Naureen.

Hari itu adalah harinya mereka. Setelah puas bermain dan melakukan hal sepele yang membuatnya tertawa. Mereka duduk dan bersantai sambil sesekali memuji satu sama lain. Terlebih mereka juga seperti mengungkapkan perasaannya lagi. Sudahlah, dunia ini rasanya memang hanya milik mereka berdua.

"Oh iya. Kemarin kamu janji mau bilang sesuatu." Ucap Naureen. Ia mengingat dengan jelas janji itu.

"Ah. Aku hampir lupa." Sahut Jeno.

"Apa?" Tanya Naureen, penasaran dan tidak sabar.

"Kamu jadi tambah cantik kalau enggak bisa sabar gini." Celetuk Jeno membuat Naureen refleks mencubit tangannya.

"Awwhh. Sakit sayang." Rintih Jeno sambil mengusap-usap tangannya yang mulai memerah.

"Gombal terus sih."

"Siapa yang gombal? Aku serius sayang, serius banget! Kamu tuh selalu tambah cantik tiap kali marah, ngambek, ketawa, apalagi tersenyum."

Naureen kembali salah tingkah. Ia mengulum senyum. Rasanya ingin terbang selagi di sanjung tepat di hadapannya. Tetapi ia berusaha keras menahan terjangan angin yang akan membawanya terbang itu.

Kuat Nauu, kuat. Lo enggak boleh salting, malu.

Selagi Naureen bergumam dalam hati. Jeno kembali meraih tangan Naureen yang sempat ia lepaskan karena tangannya di cubit. Ia mulai menatap Naureen lagi. Tatapannya semakin menusuk.

"Soal yang aku ingin bicarakan kemarin. Sebenarnya..." Kata Jeno, lalu berhenti sebentar. Naureen semakin penasaran.

"Apa?" Seru Naureen, tidak sabar.

"Orang tua ku ingin bertemu kamu." Jelas Jeno. Naureen menganga, matanya melebar. Ia benar-benar terkejut.

"Kamu serius?" Tanya Naureen memastikan.

"Sebenarnya aku ingin kenalkan kamu ke orang tua ku nanti, di hari ulang tahun mamaku. Tapi setelah aku cerita tentang hubungan kita, mama jadi tidak sabar dan minta aku untuk bawa kamu menemuinya." Ucap Jeno.

Naureen terdiam, seketika ia menjadi gelisah.

"Kenapa sayang?" Tanya Jeno.

"Sebenarnya memang udah lama banget aku enggak ketemu orang tua kamu. Mereka orang yang baik. Aku pun ingin menemuinya. Tapi..." Ucap Naureen dengan sengaja menghentikan perkataannya.

"Tapi apa sayang?" Kata Jeno, wajahnya menjadi datar sebab khawatir.

"Tapi aku takut."

"Takut? Apa yang kamu takutkan?"

"Ya takut. Hubungan kita kan sudah enggak seperti dulu. Kalau dulu aku bisa santai aja ketemu orang tua kamu. Tapi sekarang? Bisa-bisa aku di interogasi ini itu, layaknya orang tua lain yang menginterogasi pacar anaknya. Aku takut sayang."

"Astaga." Jeno menggelengkan kepalanya.

"Aku pikir kamu takut apa." Ia pun tertawa.

"Enggak apa-apa sayang. Orang tua ku mau bertemu kamu bukan untuk menanyakan banyak hal."

"Kamu enggak perlu takut sayang. Percaya sama aku. Hm?" Kata Jeno, ia terus meyakinkan Naureen dari ketakutannya.

Memang benar, kebanyakan dari orang tua yang ingin bertemu dengan pacar anaknya pasti akan menanyakan banyak hal, termasuk hal yang sensitif. Hal itu lah yang membuat sebagian orang takut untuk bertemu calon mertua.

Namun, di samping ketakutan Naureen ada Jeno yang terus meyakinkan kekasihnya untuk biasa saja. Karena orang tuanya hanya merindukan Naureen, bukan bertemu untuk menginterogasinya.

...***...

Jeno terus menggenggam tangan Naureen. Ia juga terus menghiburnya dengan cerita-cerita yang lucu. Sambil mobil itu melaju, cerita demi cerita terus mengalir tiada henti. Naureen mulai terhibur dan sedikit lebih tenang, tetapi rasa takut itu masih ada.

Jeno masih berusaha meyakinkan Naureen bahwa tidak akan ada hal buruk seperti yang ia pikirkan saat ini.

Naureen terdiam dan terus memperhatikan sekitar selagi mobil itu melaju. Ia pun tengah berusaha untuk mengendalikan pikiran dan hatinya. Ia benar-benar takut, telapak tangannya mulai basah sebab terlalu nervous.

"Enggak apa-apa sayang. Santai aja ya." Kata Jeno. Ia menatap Naureen lama, sebelum akhirnya kembali fokus mengemudi.

Naureen menggigit bibir bawahnya. Saking ketakutannya. Di tambah mereka sudah hampir tiba di tujuan. Ah, bisa pingsan Naureen kalau terlalu nervous seperti ini.

"Sayang." Jeno meraih tangan Naureen. Ia menggenggamnya kuat-kuat. Ia tersenyum.

"Aku percaya orang tua ku. Mereka enggak akan mungkin bersikap angkuh hanya karena kamu pacarku."

"Terlebih kamu masih sama, Naureen yang mereka kenal sejak dulu. Mamaku saja sampai rindu dan mau cepat-cepat bertemu kamu. Jadi, enggak mungkin kamu akan di perlakukan seperti yang kamu pikirkan."

"Tenang ya sayang. Lagi pula ada aku. Aku akan terus ada di samping kamu. Genggam tangan aku seperti ini, sampai kamu bisa lebih tenang dan percaya sama apa yang barusan aku bilang. Hm?"

Lagi. Jeno tidak henti-hentinya meyakinkan Naureen. Sepertinya Naureen benar-benar sangat takut bertemu orang tua dari kekasihnya. Bukan cuma Naureen, kebanyakan orang juga akan sama sepertinya bukan?

Padahal dulu semasa kuliah mereka sangat dekat hingga tidak ada sedikit pun rasa takut jika Jeno tiba-tiba mengajaknya ke rumah dan bertemu orang tuanya. Sekarang kondisinya berbeda. Saat ini, Naureen akan menemui mereka sebagai pacar dari anaknya, tentu saja Naureen gemetar hampir pingsan.

Dan rasa takut itu semakin kuat saat mereka sudah benar-benar tiba di kediaman orang tua Jeno.

...***...

1
Vanni Sr
yaaah udh tamat ajaa
Early Zee: Terimakasih sudah selalu setia bareng happiness.
total 1 replies
Vanni Sr
marah lah sm diri sndri krn g tegas sm mira!!!!!!
Vanni Sr
papa ny jeno dpet apa ya dr mira? psti rencana mira ini tuh
Vanni Sr
psti papa ny jeno , hadeeeh kasian sm nau
Vanni Sr
jeno ny terlalu lambat untk nyelesain mslah , sm mira blm sm papa ny jg blm. kurang tegas gbsa jd harda terdepn nau
Vanni Sr
ap kelemhan jeno 😭😭
Vanni Sr
apa kelemahn jeno?? apa nau sudah tau?? masa nau diem aja sihhh atau jeno ny diem ja. huftt bolak balik buka Nt nungguin up crta ini ajaa hikss
Vanni Sr
mira , lo buat jeno murka siap² ajaa
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!