Ivana Prima Queensha
Gadis berusia 16 tahun yang harus berjuang mengubah kehidupan yang hidup demi kedua orang dan adiknya serta dirinya sendiri.
Mulai bangkit karena bantuan teman kasab matanya dan menemukan hal tak terduga yang tak pernah ia sangka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebahagiaan
"Ya ivana tadi bekerja tapi bukan bekerja secara langsung, kemarin ada seorang teman dia memberikan saran untuk ivana kerja melalui online atau melalui komputer, karena dia tau ivana bisa menggunakan komputer jadi dia menyarankan bekerjaan ini, cara kerjanya ivana harus meneliti dan menganalisa semua data dan surat dari sebuah perusahaan jika ivana dapat menyelesaikan pekerjaan itu ivana akan mendapatkan bayaran, nah tadi ivana dapat menyelesaikan 7 data dari empat perusahaan dan hasilnya sempurna jadi Ivana langsung mendapatkan gaji yah, dan apa ibu dan ayah tau berapa gajih yang Ivana dapat?" Tanya Ivana dengan antusias dan bahagia dan itu membuat keluarga nya sangatlah penasaran.
"Lima ratus kak" jawab Rian
"Bukan dek, tapi Dua bekas juta" ucap ivana antusias
"Apaaa... Kamu tidak salah lihat nak dan apa itu benar?" Tanya ibu dan ayahnya serta Rian sendiri yang shock
"Beneran bu yah, Ivana berani bersumpah di atas Alquran jika ivana benar bekerja menganalisis data dan di gaji 12 juta dan ini yang dua jutanya tadi udah ke pakek dua ratus ribu dan ini sisanya sedangkan yang 10 juta masih ada di dalam rekening" ucap Ivana menyerahkan uang satu juta delapan ratus pada ibunya dengan tangan bergetar ibunya menghitung uang itu, tidak terasa air mata kedua orang tua Ivana pun mengalir deras tanpa bisa di cegah dan mereka semua bersujud syukur.
"Alhamdulillah ya Allah atas nikmat dan rezeki yang engkau berikan" ucap kedua orang tua Ivana menangis terharu
"Nak kamu luar biasa ibu dan ayah bangga dengan mu" ucap ibu memeluk putri ya yang terhebat.
"Ini semua berkat doa ibu dan ayah" ucap Ivana ikut menangis
"Oh iya Bu Ivana tadi beli ini bu, beli beras dan mie serta telur dan ini juga ada kue dan susu, nah dek minum susunya kamu pasti suka" ucap ivana dan mengeluarkan air mata sembari memberikan sekotak susu yang selama ini adeknya inginkan tapi tidak bisa ia berikan
"hiks hiks hiks terima kasih mbak, rian bangga memiki mban yang luar biasa seperti mbak" ucap Rian dengan menangis
"Ia mbak juga bangga memiki adik seperti Rian yang baik dan pengertian, pokonya kamu tidak usah memikirkan apapun yang penting sekolah yang bener dan doakan mbak agar di mudahkan dan dilancarkan segala urusan dan juga di berikan Rizki yang berlimpah" ucap Ivana
"Aamiin itu pasti mbak, Rian selalu mendoakan mbak dan Ayah serta ibu" ucap Rian
"Yaudah sana minum susu ya, ini untuk ayah dan ibu" ucap ivana dengan gembira
"Terima kasih nak" ucap ibu dan ayah dengan penuh haru
"Iya bu yah, ohya bu besok kita kepasar ya , untuk beli segaram dan buku adek serta beli sepatu dan tas, kan sudah rusak semua" ucap Ivan
"Iya nak, pagi pagi kita kepasar besar saja biar murah" jelas ibu
"Siap bu, yaudah Ivana mau masak dulu ya bu yah" ucap Ivana sembari berlalu kedapur dengan hati bahagia.
...****************...
Malam harinya saat semua sudah tidur Ivana keluar menuju belakang rumah,
"Intan... Intan... Kamu dimana?" Tanya Ivana
"Aku disini" jawab intan lesu
"Loh kenapa kamu lesu gitu, bagaimana sudah ketemu belum dengan rumah sakitnya atau keluarga" tanya Ivana
"Tidak ketemu, aku baru ingat jika namaku Intan ayara pranata, tapi aku tidak bisa mencari nya karena aku tidak bisa menyentuh komputernya" ucap intan sedih
"Begini saja besok ikut aku ke warnet, aku akan bantu kamu cari, sepertinya waktumu hanya tinggal 2 hari lagi" jelas ivana dan itu membuat intan kaget
"Apaaa.... Tidak pokoknya aku harus pulang besok, aku bergantung pada mu" ucap intan penuh harap
"Baiklah akan ku usahakan" ucap ivana
"Terima kasih Ivana" ucap intan dengan bahagia
"Iya sama sama" jawab Ivana
Keesokan paginya
Pagi pagi ivana sudah membuatkan sarapan untuk mereka semua, setelan semua sarapan ivana dan ibunya pun pamit kepada ayahnya dan juga Rian untuk pergi kepasar.
"Bu kita naik angkot saja dari depan sana" ucap ivana
"Iya nak, ayo" ucap ibu, mereka pun berjalan kearah jalan
"Tapi kita ke ATM dulu ya bu ambil uang sedikit lagi takutnya kurang" ucap ivana
"Iya nak, ibu ikut kamu saja bagaimana baiknya" ucap ibu
"Kalau ivana bilang ingin kita pindah dari kampung ini apa ibu juga ikutin kemauan ivana?" tanya Ivana sembari jalan.
"Apa kamu serius nak?" tanya ibu balik
"Tentu bu Ivana serius, ivana gak mau tambahin dosa karena selalu menjawab hinaan orang orang sini, ivana ingin suasana baru mungkin akan baik untuk perkembangan Rian dan ivana, lihat di depan itu sebentar lagi mereka pasti mengina kita saat kita sudah di dekat mereka bu" ucap ivana dengan mendesah
"Biar kan saja nak tidak perlu di ladeni mereka, masalah pindah ibu setuju saja tapi nanti kita bicarakan lagi dengan ayahnya di rumah ya" jawab ibu Herawati
"Baiklah bu terima kasih" ucap ivana dengan senang, ivana pun menuju ATM dulu lalu menuju pangkalan angkot
Dan benar saja saat di jalan menuju angkot para tetangga semua terlihat memperhatikan ivana dan ibunya seraya menyindir kehidupan ivana tapi dengan santai ivana dan ibunya tidak memperdulikan ocehan tetangga julit itu membuat mereka jadi marah.
Setelah sampai di depan tempat ngetem nya angkot mereka pun naik dan kebetulan penuh jadi angkot pun langsung jajan.
Saat sampai pasar terlihat sangat ramai ivana dan ibu Herawati pun menuju toko tempat penjual seragam sekolah, mereka pun membeli baju seragam lengkap untuk Rian ibu juga menyuruh ivana untuk membeli seragam sekolah juga karena sudah sangat lusuh, karena paksaan ibu akhirnya ivana pun membeli yang baru begitu juga dengan tas dan sepatu, ivana juga meminta ibunya membeli baju untuk ibu dan ayahnya, lalu mereka menuju tempat jual kebutuhan dapur, mereka tidak membeli terlalu banyak hanya secukupnya saja setelah selesai mereka pun pulang.
Sesampainya di rumah sudah di sambut oleh ayah dan Riang yang sudah tidak sabar ingin melihat apa saja yang di beli oleh ibu dan kakaknya
Saat semua sudah di keluarkan, Rian pun bersujud syukur atas rezeki yang dua dapat semua keperluan sekolah nya sudah terpenuhi oleh kakanya.
Begitu juga ayah yang terharu, dia pun memiliki rasa sedih karena seharunya ini semua tanggung jawab ia sebagai kepala rumah tangga tapi ini malah anak gadisnya yang sama sama memerlukan bantuan dari orang tua, tapi Allah adil dengan kesulitannya sebagai kepala keluarga di berikan kemudahan bagi putrinya untuk membantunya,
Bersambung
😤😤😤
💪💪💪🥰🥰🥰
tunggu 😁😁😁