Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.
Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~29
Pria berperut buncit itu berjalan mendekati Merry yang kini nampak melangkah mundur hingga tubuhnya menabrak pintu di belakangnya.
"Jangan takut manis, kami akan memperlakukan mu dengan lembut ?" ucapnya semakin mendekat dengan pandangan lapar.
"Tidak, ku mohon menjauhlah !!" teriak Merry, namun ia tak bisa berkutik karena William mencengkeram pergelangan tangannya dengan erat.
"Kau gadis yang sangat agresif sayang, aku sudah tak tahan ingin memilikimu." tukas pria tersebut dengan nakal menatap Merry.
Sementara William nampak sinis melihat perlakuan pria itu pada istrinya.
"Kulitmu, sepertinya sangat halus." ucap pria itu seraya mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan atas Merry yang terbuka.
"Tidak, jangan sentuh aku." teriak Merry saat tangan pria itu mulai mengusap lembut lengannya.
"Sangat halus." ucap pria tersebut.
Kemudian tangannya naik ke rahang Merry lalu mengusapnya pelan. "Benar-benar barang langka." ucapnya saat melihat pipi kemerahan wanita itu.
Namun tanpa pria itu sadari William nampak menggeram menatapnya.
Dorrr
Aaarrggghh
Teriak pria itu saat peluru yang William lepaskan nampak menembus tangannya.
Pria berperut buncit itu langsung mengadu kesakitan saat darah segar mengalir segar dari tangannya.
"Siapa yang menyuruhmu untuk menyentuhnya ?" hardik William yang langsung membuat beberapa pria di sana serentak mundur.
"Maafkan kami, tuan." ucap Mereka dengan wajah bersalahnya, terutama pria berperut buncit itu yang sudah terduduk di lantai.
William langsung mengarahkan senjatanya ke arah pria tersebut.
"Tuan, tolong jangan lakukan." ucap pria itu dengan berlutut di hadapan William.
"Nona, tolong maafkan saya." imbuhnya lagi menatap Merry.
Namun.....
Dorrr
Satu peluru yang William lepaskan langsung membuat pria itu meregangkan nyawanya dan terkapar di lantai dengan mengenaskan.
Merry nampak membungkam mulutnya dengan telapak tangan saat melihat pembunuhan di depan matanya.
"Segera bereskan bajingan itu !!" perintah William pada beberapa pria di depannya itu.
"Baik tuan, kami akan segera membereskannya anda jangan khawatir." sahut Mereka dengan wajah ketakutan.
Kemudian William segera membawa istrinya itu keluar dari ruang karaoke tersebut.
Merry terlihat sangat syok, dalam waktu beberapa jam wanita itu sudah menyaksikan dua pembunuhan di depan matanya sendiri dan pelakunya adalah orang yang sama yaitu suaminya.
Saat melewati lantai dansa William langsung melepaskan cekalannya di lengan Merry.
"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan !!" ucap William dengan nada dingin.
Tiba-tiba mendapatkan kebebasan dari William bukannya membuat Merry senang, wanita itu justru nampak ketakutan apalagi saat melihat pandangan lapar beberapa pria di sekitarnya.
"Ku mohon tolong bawa aku pergi dari sini." mohon Merry mengiba pada William.
"Aku akan melakukan apapun yang kamu mau tapi tolong bawa aku pergi dari tempat ini." imbuh Merry saat William hanya menatapnya dingin tanpa berniat menanggapi permohonannya.
"Apapun ?" lirih William menatap lekat istrinya itu.
"Hm, apapun." angguk Merry dengan cepat.
William nampak tersenyum miring, kemudian melepaskan jasnya untuk menutupi punggung terbuka istrinya itu lalu membawanya meninggalkan tempat hiburan malam tersebut.
Malam menjelang dini hari itu mobil William melaju kencang menuju sebuah hotel di pinggiran dermaga.
Sesampainya di sana Merry nampak mengedarkan pandangannya saat pria itu membawanya memasuki lobby hotel tersebut.
"Tuan, syukurlah anda sudah datang. Sementara waktu hotel ini cukup aman sampai pekerjaan anda di sini selesai." ucap James menghampiri tuannya tersebut.
"Awasi pergerakan Arthur, James. Saya tidak mau kejadian seperti ini terulang kembali !!" perintah William kemudian.
"Baik, tuan." sahut James.
Merry nampak mencuri-curi pandang ke sekitar tempat tersebut namun ia tak menemukan keberadaan Dalle dan Dallas.
"Semoga kalian baik-baik saja." gumamnya seraya melangkahkan kakinya saat William menarik tangannya menuju lift tak jauh dari sana.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di kamarnya, sebuah kamar mewah dengan fasilitas yang lengkap.
Namun Merry nampak tak tertarik dengan itu semua, gadis belia itu terlihat menunduk dengan m3r3m4s kedua tangannya.
"Buka pakaianmu !!" perintah William yang langsung membuat Merry langsung mengangkat kepalanya menatap pria tak jauh dari hadapannya itu.
"Apa kau tuli? saya perintahkan buka pakaianmu !!" ulang William lagi saat istrinya itu tak melakukan perintahnya.
"Ke-kenapa harus membuka pakaian ?" lirih Merry.
William tersenyum sinis. "Bukannya kamu mengatakan akan melakukan apapun yang saya perintahkan ?" ucapnya mengingatkan yang langsung membuat Merry menelan ludahnya.
"Lakukan honey, jadilah j4l4ng buat suamimu ini !!" perintah William.
Merry tersentak, wanita itu nampak merutuki perkataannya sendiri.
"Apa kamu lebih menyukai menjadi j4l4ng mereka daripada...." ucapan William tertahan saat Merry langsung melepaskan jasnya yang menutupi bahunya.
Kemudian melepaskan mini dressnya dan membiarkannya teronggok di atas lantai hingga kini menyisakan pakaian dalam wanita itu.
William nampak menelan ludahnya saat melihat tubuh setengah polos wanita di depannya itu, apalagi saat wanita itu mulai melucuti satu persatu sisa kain yang menutupi tubuhnya.
"Kemarilah !!" perintah William agar istrinya mendekat padanya, pria itu nampak duduk di pinggiran ranjang setelah melepaskan kemejanya dan membuangnya ke lantai.
"Di mana bajingan tadi menyentuhmu ?" ucapnya setelah istrinya berada di dekatnya.
"I-ini." Merry menyentuh lengan serta pipinya, wanita itu nampak waspada karena bisa jadi pria itu akan memukulnya.
Saat William menyentuh lengannya, Merry nampak memejamkan matanya.
Ia akan menerima apapun hukuman yang di berikan oleh pria itu.
Namun tidak seperti dugaannya, karena William nampak mengusap halus kulitnya lalu menariknya hingga kini terduduk di pangkuan pria itu.
William menyentuh pipi istrinya tepat di bekas sentuhan pria di bar tadi, Merry langsung memejamkan matanya bersiap jika pria itu akan menamparnya.
Namun bukan tamparan yang wanita itu rasakan tapi beberapa kecupan mendarat di pipi mulusnya lalu ciuman William turun ke bibirnya lalu m3lum4tnya dengan lembut.
Merry langsung membalas ciuman suaminya jika itu bisa membuat seorang William mengampuninya.
Tujuan hidupnya masih panjang, ia masih harus mencari keberadaan kedua orang tuanya entah mereka masih hidup atau sudah tiada.
Meski istrinya tak pandai berciuman tapi itu sukses membuat William sedikit terkejut, karena untuk pertama kalinya wanita itu menciumnya dalam keadaan sadar tanpa sebuah paksaan darinya.
William nampak pasrah saat bibir tipis wanita itu m3lum4t lembut bibir tebalnya.
Dan membuat Pria itu langsung mengusap lembut punggung istrinya yang terbuka dan tangan satunya m3r3m4s gundukan indah wanita itu secara bergantian bahkan sesekali memilin puncaknya yang mulai mengeras.
"Ahhh." Merry mengerang dalam ciumannya dan itu membuat seorang William mulai menggila.
Pria itu langsung menghempaskan tubuh istrinya di atas ranjangnya namun wanita itu kembali bangkit saat William hendak menanggalkan celananya.
"Biar aku yang melakukannya, bukannya kamu menginginkan ku menjadi j4l4ngmu." ucap Merry seraya menyentuh celana suaminya, sudut hatinya terasa tercubit saat mengatakan itu namun bukannya itu suatu kenyataan jika dirinya memang seorang j4l4ng pemuas nafsu pria itu.
aku baca novelmu dr mulai hai suami, stlh itu baru baca yg lainnya.. jdinya menyambungkan sendiri,
bagusnya novelmu gampang di pahami, jdi gak perlu mikir buat sambung menyambung kannya🤣.
sehat dan sukses sll ya tor 😘😘
suatu saat nanti akan menyesal😣