Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29. Gara-gara Kursi
Raja membalikkan tubuhnya untuk melihat siapakah yang mengganggu langkah kakinya kali ini, sementara Viola berjalan terus kearah rumahnya dan bergegas untuk membuka pintu.
"hey, dasar kau wanita tidak tau malu! bisa-bisanya kau kembali ke sini setelah mencoreng nama baik keluargaku!" teriak seorang wanita paruh baya yang saat itu sedang bersama dengan seorang gadis yang terus melihat kearah Raja.
Viola yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya merasa sangat geram, tetapi dia mencoba untuk tidak menanggapi ucapan Bibinya itu sebelum semuanya semakin runyam.
"ada apa sih, jeng?" tiba-tiba datanglah sekelompok Ibu-Ibu penggila gosip yang baru saja bubar dari barisan mereka, tetapi saat mendengar teriakan Buk Pipin mereka kembali menyusun barisan dan berebut untuk berada di garda terdepan.
"itu loh jeng, ada pelakor yang lagi berkeliaran disekitar kita! duuh hati-hati jeng, jaga-jaga suami kalian," seru Buk Pipin dengan menunjuk tepat kearah Viola membuat semua mata melihat kearah wanita itu termasuk Raja.
"tapi jeng, bukannya dia keponakanmu?" tanya ketua dari barisan penggosip itu.
"Cuih, najis amat punya ponakan kayak dia! udah selalu nyusahin, bikin sial, dan sekarang merusak nama baik keluargaku. Dasar sampah!" Ibu Pipin meludah kearah Viola dan Raja membuat dua manusia itu dibakar api kemarahan.
Viola yang sudah berbalik mengepalkan tangannya saat melihat mereka semua mulai bisik-bisik tetangga, dia sudah bersiap untuk mendekati Bu Pipin untuk memberi perhitungan pada wanita sialan itu.
"kau jilat kembali ludahmu itu, sebelum aku memotong lidahmu!"
Viola tidak jadi melangkahkan kakinya saat mendengar apa yang Raja katakan, dia melihat kearah samping dan terlihat jelas kemarahan diwajah Raja membuat wajah lelaki itu menjadi merah padam.
Sementara kaum penggosip yang ada dihadapan mereka langsung terdiam, terutama Ibu Pipin yang melihat kearah Raja dengan tajam.
"siapa kau? berani sekali-"
"tutup mulutmu!" bentak Raja.
Bentakannya itu berhasil membuat tubuh Viola terjingkat ke atas untuk satu detik, begitu juga dengan mereka yang ada dihadapan lelaki itu, sampai ada Ibu-Ibu yang merasa mules karna suara Raja yang menusuk hingga ke dalam perutnya.
"beraninya kau memaki dia dihadapanku!" ucap Raja lagi, dia merasa sangat emosi saat mwndengar cacian yang dilayangkan oleh wanita paruh baya yang ada dihadapannya.
"ooh, aku tau! kau pasti lelaki yang sudah membelinya kan? cih, apa dia bisa memberi kepuasan padamu sampai-sampai kau membelanya?" cibir Bu Pipin, sepertinya dia tidak sadar siapa sosok lelaki yang saat ini sedang bersama dengan Viola.
"bener itu, pasti kangkangan pelakor itu lebih mantap daripada istrinya. Sampai-sampai dia tega menikah lagi!"
habis sudah, kesabaran Viola dan Raja sudah habis saat mendengar ucapan yang kembali mereka layangkan.
Viola yang sudah merasa sangat geram langsung saja berjalan cepat menghampiri mereka, sementara Raja langsung mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.
Plak, plak, plak. Raja yang sedang menelpon seseorang membulatkan matanya saat melihat aksi yang sedang dilakukan oleh Viola, alih-alih meneruskan panggilan telponnya, Raja malah mengaktifkan kamera video untuk merekam apa yang istri keduanya itu lakukan.
"dasar wanita murahan, sampah!" teriak Bu Pipin saat 3 tamparan langsung melayang dipipinya, sementara Ibu-Ibu yang lain sudah bersiap untuk menyerang Viola tetapi tatapan Raja mampu menggetarkan hati mereka.
Menggetarkan hati bukan berarti jatuh cinta, tapi melainkan rasa takut yang teramat sangat hingga menusuk sampai ke dalam-dalam.
"kau yang sampah, kau yang murahan! udah wajahmu jelek, mulutmu bau. Sempat-sempatnya kau mencaciku, seenggaknya gosok gigi dulu lah!"
Ibu Pipin yang mau membalas ucapan Viola mendadak jadi menutup mulutnya dengan rapat, dia lalu meletakkan telapak tangannya di dan mulut untuk memastikan apa yang Viola katakan tentang bau mulutnya.
Mendengar apa yang dikatakan Viola, para kaum penggosip terlihat menganggukkan-anggukkan kepalanya. Mereka juga setuju kalau mulut wanita itu memang bau, mereka hanya tidak mengatakannya karna takut terkena amukan wanita itu.
"Dasar j*lang! awas saja kau!" Ibu Pipin segera pergi dari tempat itu dengan perasaan yang sangat kesal dan malu membuat Viola menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"lalu kalian, nunggu apa lagi? nunggu diusir?" cibir Viola membuat semua orang langsung lari tunggang langganv meninggalkan tempat itu.
Viola kembali berjalan kearah pintu rumahnya dengan gontai setelah selesai memenangkan pertempuran, dia segera membuka pintu dan menghempaskan pantatnya kekursi kayu yang ada diruang tamu rumah itu.
Raja mengikuti Viola untuk masuk ke dalam rumah, seketika langkahnya terhenti saat melihat keadaan rumah wanita itu yang tampak sangat memprihatinkan.
"Ini sebenarnya rumah manusia atau rumah ayam?" Mata Raja berkeliling mengamati seisi rumah yang benar-benar tidak layak untuk disebut rumah, di mana ada banyak tempelan didinding guna untuk menutup papan yang sudah dimakan usia.
"kenapa tidak masuk? udah masuk aja jangan malu-malu!" seru Viola sembari bangkit dan berjalan kearah dapur, dia ingin mengambil minum untuk Raja yang masih terpaku di depan pintu.
Viola membuka lemari kayu yang dibuat oleh mendiang Ayahnya untuk mencari sesuatu, tetapi ternyata tidak ada apapun dirumahnya yang bisa disuguhkan untuk Raja walau hanya setetes air saja.
Viola kembali berjalan kearah luar dan memutuskan untuk membeli makanan dan minuman diwarung terdekat, dia lalu sedikit terkejut saat melihat Raja masih saja berdiri diambang pintu.
"kenapa enggak masuk?" tanya Viola kembali, dia menjunjuk kearah kursi untuk mempersilahkan lelaki itu duduk ditempat yang dia tunjuk.
"apa kau mau aku duduk dikursi reyot itu?" ucap Raja, jangankan untuk duduk bahkan untuk mendekatinya saja dia sudah merasa seram.
"Reyot apa sih, itu masih layak pakai kok!" Viola menarik tangan Raja dan memaksa lelaki itu untuk duduk dikursi kayu.
Karna dorongan Viola yang terlalu kuat, Raja terhempas kekursi kayu untuk membuat pantatnya menancap sempurna ke tengah kursi yang kini sudah remuk akibat benturan keras dari tubuh lelaki itu.
Bruk, pantat Raja langsung tembus menghantam lantai membuat lelaki itu meringis karna rasa sakit yang terasa menusuk pantatnya. Sementara Viola yang melihat Raja seperti itu langsung berlari menghampirinya dan memegang pantat Raja membuat lelaki itu semakin dilanda emosi.
"dasar wanita s*alan! kau sengajakan buat aku jatuh kayak gini!" bentak Raja, dia berusaha untuk bangun tetapi sayang usahanya sia-sia.
"apa kau cuma akan melihatku saja!"
Viola bergegas untuk membantu pantat Raja agar keluar dari pusaran penderitaan, sementara Raja sendiri sedang menahan rasa malu saat Viola mencoba untuk mendorong aset bagian belakangnya.
"dasar wanita ini, lihat saja kau nanti!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Mampir juga yuk kekarya teman aku, dijamin seru dan bikin betah baca 😍