Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Kalian mau kemana?" tanya Jennifer, yang melihat keduanya akan keluar mansion.
"Mom, aku akan mengajak Alana untuk jalan-jalan, kami ingin menghabiskan waktu berdua, sebelum pernikahan itu tiba," ucap Ethan tersenyum manis.
"Baiklah, tapi kalian harus hati-hati, ya," kata Jennifer.
"Iya mom, sampaikan pamitku kepada kakek, takutnya kakek mencari Alana," ucap Ethan.
"Baiklah, enjoy," kata Jennifer tersenyum.
Ethan membawa Alana, dia ingin menghabiskan waktu berdua.
"Kita mau kemana?" tanya Alana.
"Ke mana saja, ke tempat yang kamu suka," ujar Ethan.
"Nanti kita jalan kaki saja, aku mau menikmati waktu berdua denganmu," kata Alana.
"Iya sayang, aku akan mengikuti kemanapun kamu pergi," jawab Ethan, mencium Alana.
"Ethan, kau sekarang keterlaluan," kesal Alana.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" goda Ethan.
"Belum waktunya, Ethan," kata Alana.
"Hem, bukannya kita sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman, ya?" goda Ethan.
Pipi Alana merah, dia sangat malu, dengan apa yang Ethan katakan.
"Ethan, diamlah!" kesal Alana.
"Tapi, aku suka dengan tubuhmu, sangat indah," bisik Ethan.
Sontak saja, Alana mencubit perut Ethan.
"Diam, atau atau aku hajar disini," kata Alana kesal.
"Aaa, mau dong," goda Ethan, dengan raut wajah lucunya.
"Ethan, aku marah nih," kesal Alana.
Ethan hanya tertawa, melihat raut wajah Alana yang menggemaskan.
"Kamu harus tahu, kalo ini pertama kalinya aku jatuh cinta dengan seorang wanita," ucap Ethan.
"Woah, jadi sebelumnya, kamu suka dengan seorang pria?" tanya Alana kaget.
"Bukan seperti itu konsepnya, sayang. Aku masih normal," ujar Ethan.
Alana tertawa, melihat kekasihnya.
"Lalu bagaimana?" tanya Alana.
"Selama ini, tidak ada wanita yang menghidupkan hatiku, rasanya mereka sama saja, dan tidak semenarik itu, aku sempat berniat, tidak mau menikah seumur hidupku, karena aku mempunyai tanggung jawab yang besar, dua adikku, dan juga mommyku, karena daddy sudah tiada, aku berniat akan hidup sendiri, dan menggembangkan perusahaan," ucap Ethan,
"Tapi, saat pertama kali melihat senyumanmu kala itu, ada perasaan lain yang aku rasakan, aku kira itu perasaan biasa, tetapi semakin dirasa, perasaan itu semakin kuat, dan aku menyadari kalo aku jatuh cinta denganmu."
"Kenapa, sebegitu banyak wanita diluar sana, yang jauh lebih segalanya dariku, kamu memilih aku?" tanya Alana,
"Mana maksa lagi."
"Begitulah hati seseorang, tidak bisa ditebak. Tidak bisa memilih akan jatuh cinta dengan siapa," jawab Ethan.
"Ucapanmu benar, karena aku merasakan hal seperti itu," kata Alana.
"Maksudmu?" tanya Ethan.
"Seperti yang kamu ketahui, aku seorang perempuan dengan status janda/sudah pernah menikah. Tetapi, selama pernikahanku, aku tidak pernah mencintai mantan suamiku," ucap Alana.
Matanya menatap kosong, setiap kali mengingat masalalunya, ada perasaan sakit yang tidak bisa dijelaskan.
"Lalu, kenapa kalian menikah?" tanya Ethan.
"Aku dijodohkan dengan mantan suamiku, aku sempat menolak waktu itu, tapi kedua orangtuaku mengancam aku, kalo aku menolak, aku harus membunuh mereka," jawab Alana.
"Hah, memang ada orangtua seperti itu?" ucap Ethan tak percaya.
"Ada, contonya kedua orangtuaku, mereka melakukan itu, katanya ingin yang terbaik buatku, tapi tanpa mereka sadari dan ketahui, aku sangat terluka," kata Alana.
"Jadi, kehidupan rumahtanggamu selama itu, tanpa cinta sedikitpun? Lalu bagaimana dengan mantan suamimu, apa dia mencintaimu atau tidak?" tanya Ethan penasaran, karena Ethan tidak mencari tahu, siapa mantan suami Alana.
"Katanya, dia mencintai aku, tapi adakah cinta yang menduakan?" ucap Alana.
"Jadi, mantan suamimu berselingkuh? Benar-benar tidak tahu diri!" kesal Ethan.
"Ya, dan mereka menikah," jawab Alana,
"Aku yang mengantarkan mantan suamiku sampai ke pelaminan."
Mendengar itu, Ethan benar-benar merasa tidak percaya, kalo ada wanita yang rela, menikahkan suaminya dengan wanita lain.
"Dia yang meminta, jadi aku kabulkan. Tapi dengan konsekuensi kehilanganku," kata Alana,
"Bagiku tidak masalah, karena aku tidak terlalu peduli dengan hal itu, karena selama itu juga, aku bertahan karena rasa tanggung jawabku, setelah orangtua tiada, baru aku menyusun rencana agar bisa lepas dari dia, dan tuhan mengabulkan."
"Sudahlah, jangan terlalu mengingat luka yang sudah berlalu, aku janji akan memberikan kebahagiaan yang belum kamu rasakan, bahkan kamu tidak akan menduganya," kata Ethan, dia mengelus rambut Alana.
"Ethan, aku mencintaimu, jadi. Jangan kecewakan aku," ucap Alana.
"Aku akan berusaha menjadi suami, dan ayah yang baik," kata Ethan.
Ethan tersenyum, dia akan berusaha membahagiakan Alana, karena Ethan melihat mata Alana, ada rasa sakit yang tidak bisa Alana katakan.
"Maaf, kalo pertanyaan aku lancang, apa ada keinginan pulang ke Indonesia?" tanya Ethan.
"Ada, suatu saat nanti, aku akan pulang kesana, karena aku mempunyai bibi yang sangat sayang denganku," jawab Alana.
"Aku tidak keberatan, kalo suatu saat nanti, kamu mau kesana, dengan senang hati, aku akan mengikutimu," ucap Ethan tersenyum.
"Honey, kau sangat manis sekali," goda Alana.
"Jangan menggoda singa sedang tidur, nanti kamu habis dimakan," ujar Ethan.
"Mau dong, dimakan," goda Alana.
Sontak saja, Ethan berhenti ditengah jalan.
"Jangan salahkan aku, kalo aku akan melakukannya disini," kata Ethan.
"Jangan, nanti setelah menikah, kamu bebas melakukannya dimana pun kamu berada," ujar Alana.
"Apa itu sebuah tawaran?" tanya Ethan.
"Itu sebuah penyerahan diri, hak yang akan aku berikan untukmu," jawab Alana,
"Ayok jalan."
Ethan kembali melajukan mobilnya, dengan senyuman sumringahnya.
"Ethan, berhenti dulu," kata Alana.
"Mau ngapain?" tanya Ethan.
"Mau ice cream, tunggu disini dulu ya," kata Alana.
Alana langsung keluar dari mobil Ethan, Ethan langsung menyusul Alana kesana, karena dia khawatir kalo Alana dilepas sendiri.
"Ethan, aku tidak membawa uang cash, apa kamu bawa?" tanya Alana.
"Ada, beli ice cream sepuasmu," titah Ethan.
Alana tersenyum manis, dia membeli banyak ice cream, dengan berbeda-beda rasa.
"Honey, ayok kita duduk disana," ajak Alana.
Alana menarik tangan Ethan, dia membawa kekasihnya duduk, menikmati ice cream dan pemandangan yang indah.
"Enak sekali, sudah lama tidak makan ice cream," ucap Alana.
"Pelan-pelan, tidak akan ada yang meminta ice cream dirimu," kata Ethan.
Alana tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya, dengan mulut penuh dengan ice creamnya.
"Sangat menggemaskan sekali."
Ethan menyusut sisa ice cream yang tersisa di bibir Alana.
"Terima kasih honey," ucap Alana tersenyum.
Hari ini, Ethan dengan Alana benar-benar menghabiskan waktu berdua, seperti apa yang Ethan katakan, kalo dia ingin membawa Alana jalan-jalan, dan menikmati waktu berdua.
Banyak tempat indah, yang mereka kunjungi, Ethan benar-benar memanjakan Alana kali ini.
"Ethan aku lapar sekali, capek rasanya keliling," kata Alana.
"Ayok kita ke resto, cari makan," ajak Ethan.
Alana mengangguk, dia mengikuti langkah Ethan.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏