Deg, Alea tertegun ketika melihat dokter baru diapotek tempatnya bekerja. Yang diperkenalkan anak bosnya. Wajahnya mengingatkan akan cinta pertamanya diwaktu SMA yang pergi tanpa kabar selama delapan tahun.
Wajah yang sama tapi nama yang berbeda. Apa Alea sudah salah mengenal orang. Dia sangat yakin kalau dokter didepannya adalah
orang yang dulu teman sakaligus orang yang dia cintai. Tidak ada beda sedikitpun dari wajahnya.
Namanya dokter Haikal Fernanda. Dokter spesialis penyakit dalam yang baru datang dari kota. Dia hanya menatap dingin ke semua karyawan ketika memperkenalkan diri. Tanpa melihat sedikitpun ke arah Alea.
Mengapa dia tidak mengenali Alea?
Apa lamanya waktu berpisah membuatnya melupakan Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part#29
Besok harinya diapotek semua orang heboh karna berita pertunangan Haikal dan Tasya tersebar. Entah siapa yang memberitahu. Karyawan cewek merasa harapannya untuk mendekati Haikal sirna.
Alea baru datang jam sembilan lewat. Dia datang agak terlambat dari biasanya. Karena Tristan menyuruhnya pergi ke Bank dulu menyetorkan uang kerekening untuk giro. Jadi Alea dari rumahnya langsung menjemput uang kerumah Tristan.
Dia tidak tahu kehebohan yang terjadi diapotek. Ketika masuk kedalam apotek semua karyawan yang cewek tidak semangat kerja. Alea merasa heran melihatnya. Karna biasanya dipagi hari mereka pasti heboh. Alea melihat Dewi sedang berdiri dimeja kasir dan menghampirinya.
''Pagi kak'' sapa Alea.
''Pagi Lea, kamu baru datang?'' tanya Dewi.
''Iya kak, tadi aku ke bank dulu'' jawab Alea.
''Ooo, kamu sudah dengar berita mengemparkan pagi ini?'' tanya Dewi semangat bergosip.
''Berita apa kak?'' tanya Alea penasaran.
''Berita pertunangan dokter Haikal dengan Tasya'' jawab Dewi.
''Ooo'' ucap Alea. Dalam hatinya di merasa terkejut. Tapi Alea berusaha bersikap biasa saja didepan Dewi. Dia juga sudah memperkirakan semua ini akan terjadi mengingat sikap Tasya kepadanya ketika dirumah sakit waktu itu.
''Kok cuma ooo sih, kamu gak mau seperti anak-anak yang lain. Tidak semangat mendengarnya dan patah hati?'' tanya Dewi.
''Entahlah kak. Bagiku sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang seperti itu. Lagian kalau mereka tunangan wajar saja. Mereka sama-sama dokter. Menurutku mereka juga serasi'' jawab Alea.
''Kamu tidak ada hati sama dokter Haikal?'' tanya Dewi penuh selidik
''Hehe, tidak mungkin aku yang hanya seorang karyawan apotek menyukai seorang dokter kak. Itu sama saja bagaikan pungguk merindukan bulan. Tidak mungkin bisa digapai''jawab Alea.
''Tapi setidaknya mencoba. Mana tahu kalian jodoh. Kakak lihat dokter Haikal sepertinya sering memperhatikan kamu'' ucap Dewi.
''Iss kakak, gak boleh bicara seperti itu. Ntar orang salah paham. Dinding ini bisa bicara aku takut kak Tasya mendengar apa yang kakak katakan. Lagian dimana pula dokter Haikal memperhatikan aku kalau memarahi aku iya'' jawab Alea cepat. Dia tidak mau orang mengosipkannya dengan Haikal hanya karna mendengar ucapan Dewi. Alea tidak mau membahayakan dirinya dan keluarganya.
''Hehe, maaf kakak hanya menduga saja'' kata Dewi sambil tersenyum.
''Udah dulu ya kak, Aku mau keatas. Banyak barang kosong hari ini yang perlu diorder'' pamit Alea.
''Ok''
Alea langsung pergi kelantai dua. Setelah memeriksa barang-barang yang kosong. Alea sibuk memesan barang kepada sales. Sejenak Alea bisa melupakan kehebohan orang diapotek.
Sementara Haikal singgah sebentar dihotel tempat orang tuanya menginap sebelum dia pergi kerumah sakit. Waktu sampai Haikal sudah mendapati wajah tidak senang mamanya. Tapi Haikal tidak mau mengambil pusing. Dia sudah bertekad tidak mau diatur lagi oleh mamanya.
''Pagi ma,pa'' sapa Haikal ketika dia sudah berada dihotel. Kedua orang tuanya sedang sarapan dikamar hotel.
''Pagi nak, kamu sudah sarapan?'' tanya Faisal. Sedangkan Santi tidak menjawab.
''Sudah pa, bagaimana tidur papa malam tadi nyenyak?'' tanya Haikal sambil duduk didekat Faisal.
''Ya, lumayan nyenyak asal tidak mendengar nyamuk mengomel ditelinga papa'' jawab Faisal bercanda di melirik kearah Santi. Haikal tahu siapa yang dimaksud papanya. Santi masih diam sambil sarapan
''Papa lama disini?'' tanya Haikal.
''Gak, nanti setelah isya kami kembali kekota'' jawab Faisal.
''Ya udah, hati-hati saja dijalan. Karna aku gak bisa mengantar. Hari ini aku praktek diapotek sampai malam'' ucap Haikal.
''Iya, nanti sebelum berangkat ayah singgah ke apotek'' jawab Faisal.
''Ok, aku kerumah sakit dulu'' pamit Haikal. Dia berjalan menuju pintu keluar kamar.
''Kamu tidak akan menjelaskan masalah malam tadi?'' tanya Santi tiba-tiba. Haikal memberhentikan langkahnya dan berbalik.
''Tidak ada yang perlu dijelaskan ma. Aku sudah mengatakan semuanya'' jawab Haikal.
''Tapi mama ingin kamu menikah dengan Tasya. Mama menginginkan Tasya yang menjadi menantu mama'' ucap Santi penuh penekanan.
''Aku tidak menyukainya ma, maaf untuk kali ini aku tidak bisa menuruti permintaan mama. Aku berhak menentukan pilihan aku sendiri'' jawab Haikal.
''Pokoknya mama tidak mau tahu. Kamu harus menikahi Tasya'' teriak Santi.
Haikal tidak mau berdebat. Dia memilih untuk pergi dari sana.
''Kamu tidak tahu terima kasih. Kamu bisa seperti sekarang karna Hainal tidak ada. Andai Hainal masih hidup mama tidak peduli kamu mau menikah atau tidak. Dasar anak tidak tahu diuntung. Anakku Hainal meninggal gara-gara kamu. Kamu mengambil semua kekuatan dalam hidupnya sehingga dia lahir lemah'' umpat Santi sambil teriak.
Haikal mengepalkan tangannya tanda menahan marah. Mamanya selalu menyalahkan dirinya atas penyakit yang menimpa Hainal. Dia selalu memaksa Haikal menerima semua keinginanya seperti yang dia harapkan dari Hainal. Selama ini Haikal demi mendapatkan hati mamanya dia selalu menuruti keinginan mamanya. Tapi kenyataan dihati mamanya tidak pernah ada dia. Hati Haikal bertambah dingin karena perlakuan mamanya.
Dia selalu membandingkan dengan Hainal dan menyalahkan Haikal atas semua yang terjadi kepada Hainal. Kalau Haikal tidak menuruti semua keinginannya.
''Cukup ma, Haikal sudah besar. Dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Kamu tidak boleh selalu menyalahkannya. Hainal dan Haikal adalah saudara kembar. Haikal juga tidak pernah meminta untuk dilahirkan seperti sekarang. Selama ini dia sudah cukup berkorban untuk semua keinginanmu yang tidak masuk akal. Dia juga anak kandungmu. Bukan Hainal saja yang anak kandungmu'' jawab Faisal marah. Dia sudah tidak tahan melihat sikap Santi kepada Haikal.
''Kalau dia merasa menjadi anakku seharunya dia menuruti keinginanku. Bukan menolak seperti sekarang'' ucap Santi tidak mau kalah.
''Perasaan tidak bisa dipaksakan. Mama juga tidak bisa memaksa Haikal kalau memang dia tidak menyukai Tasya'' jawab Faisal.
''Pokoknya mama tidak mau tahu. Kalau dia masih ingin menjadi anakku dia harus menuruti semua keinginanku'' ucap Santi. Faisal tidak habis pikir dengan cara berpikir istrinya. Sejak Haikal lahir Santi tidak pernah menunjukan sikapnya sebagai seorang ibu kepada Haikal. Dia bahkan membenci Haikal dan terus menyalahkan Haikal atas penyakit yang diderita Hainal saudara kembar Haikal.
''Aku sudah tidak peduli. Kalau memang mama tidak mengingikanku sebagai anak. Cukup sampai disini saja hubungan kita. Toh selama ini mama memang tidak pernah menganggapku sebagai anak mama. Kalau begitu aku pamit pa'' ucap Haikal pergi meninggalkan kamar orang tuanya.
''Apa katamu, mentang-mentang kamu sekarang sudah menjadi dokter dan sukses. Kamu berani memutuskan hubungan denganku. Dasar anak yang tidak tahu terima kasih'' teriak Santi. Dia masih mengomel.
Haikal yang sudah berada diluar kamar hotel masih mendengar omelan mamanya. Tapi dengan cepat Haikal meninggalkan hotel. Dia sudah tidak peduli lagi dengan hubungan antara ibu dan anak. Selama ini Haikal juga tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dari mamanya. Haikal merasa iri melihat keakraban keluarga Alea. Walaupun mereka hidup sederhana tapi mereka penuh dengan kasih sayang.